Senin 08 Aug 2016 20:19 WIB

Rizkan Chandra, Direktur Utama PT Semen Indonesia: Persaingan tak Lagi Domestik

Red: Firman

Foto : Republika/ Yasin Habibi  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Tantangan bisnis industri semen di Tanah Air semakin meningkat. Munculnya produk asing menjadi salah satu tantangan yang harus bisa diatasi dengan segera. Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Semen Indonesia yang membawahi Semen Padang, Semen Gresik, Semen Tonasa, dan Thang Long Cement Vietnam pun turut mengalami dinamika bisnis yang cukup signifikan.

Kendati demikian, direktur utama PT Semen Indonesia yang baru menjabat pada tahun ini optimistis dapat terus bersaing di bisnis semen hingga tahun-tahun mendatang.

Adalah Rizkan Chandra yang diangkat sebagai direktur utama perusahaan pada rapat umum pemegang saham (RUPS) 2016. Pria kelahiran Jakarta pada 27 Januari 1969 itu mengatakan, persaingan industri semen sudah tak lagi dilihat dalam ruang lingkup Indonesia saja, tapi sudah meluas hingga regional.

Hadirnya pemain-pemain baru, khususnya dari asing, menjadi dorongan bagi Semen Indonesia untuk tetap memegang peranan penting di kelasnya.

Secara logika, kata dia, kalau ada pemain baru, pasti ada market share perusahaan lain yang diambil. Mengatasi hal itu, Semen Indonesia menerapkan strategi supaya bukan pangsa pasarnya yang ikut termakan. Apabila memang terambil, perusahaan harus mengembalikan porsi kuenya seperti semula.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pasar semen saat ini dan bagaimana Semen Indonesia mempertahankan diri dengan strategi terbaiknya, berikut wawancara wartawan Republika Rossi Handayani dengan Rizkan Chandra belum lama ini.

Bagaimana kondisi pasar semen pada semester satu tahun ini?

Semen itu identik dengan pembangunan. Selama pembangunan masih ada, berarti semen masih ada. Kalau 10 sampai 20 tahun mendatang pembangunan masih ada, berarti semen masih ada. Sama juga kondisi tahun ini, pembangunan masih berjalan, growth pada tahun lalu itu sekitar tiga persen. Memang lanskap industrinya sekarang agak berubah, karena pemainnya jadi sema kin banyak. Demand-nya terus naik, tapi suplainya cepat.

Jadi, kalau ditanya apakah demand semen masih bagus, ya masih bagus. Tapi, sekarang suplainya meningkat, ter utama di Pulau Jawa. Karena semua pemain baru banyak lokasi di Jawa, itu kondisinya seka rang.

Bagaimana dengan persaingan pa sar semen saat ini?

Persaingan memang makin ketat, sudah bukan lagi persaingan domestik. Akan tetapi persaingan, kalau saya tidak boleh bicara internasional, persaingannya sudah regional. Karena dengan mudahnya semen dikirim dari Cina, bahkan dikirim dari Cina ke Aus tralia.

Jadi dalam melihat lanskap persaingan, sudah tidak bisa lagi persaingan Indonesia, tapi persaingan regional. Sekarang cara pandangnya, bagaimana bersaing di regional, meskipun bukan berarti fokus ke luar negeri, karena Indonesia bagian yang cukup besar dalam regional.

Kalau kita bilang fokus pada regional, artinya Indonesia juga jadi fokus. Kalau tadinya hanya berpikir bagaimana mengirim semen ke Sulawesi, Kalimantan, sekarang sudah berpikir juga untuk memenuhi market di Myanmar, jadi diperluas, itu kondisinya.

Sejauh ini, ekspor paling banyak ke mana?

Dalam bisnis semen itu, semakin dekat kita mengantarkan barang, semakin meng untungkan. Ekspor bukan tujuan utama, kondisi sekarang, dengan market meningkat, untuk masuk suatu negara memang diawali dengan ekspor, tapi nanti lama-lama akan membangun di sana, itu langkah berikutnya.

Jadi, kalau ditanya berapa secara per sentase, paling sekitar dua hingga tiga persen saja. Ditambah yang sudah kita punya di Vietnam, sekitar tiga persen, pastinya lima persen saja dari total penjualan.

Bagaimana pembangunan infra struk tur hingga akhir tahun ini?

Kita melihat misalnya tahun lalu, banyak pertumbuhan pada semester dua. Tahun ini di semester satu sebenarnya sudah mulai muncul. Walaupun belum terlalu kencang, diharapkan nanti semester dua seperti juga tahun lalu, jauh lebih kencang.

Semester satu tahun lalu itu, growth-nya minus 11 persen, semester duanya bertum buh 12 persen. Melonjaknya banyak, pem bangunan banyak di semester dua, kira-kira polanya akan mirip. Pembangunan macammacam, ada jembatan, jalan tol, jalan, ge dung.

Program-program yang dijalankan pemerintah, sejauh mana membe rikan kontribusi pada Semen Indo nesia?

Kita memang selalu menjadi bagian yang signifikan dari program pemerintah, apalagi BUMN, kita pasti ikut. Kan ada semen curah dan kantong, untuk proyek biasanya meng gunakan semen curah, porsinya sekitar 32 persen dari total penjualan.

Kondisi pasokan semen nasional tahun ini?

Berlebih, pasokan itu bisa memasok sampai dengan 90 juta, jadi ada kelebihan itu sekitar 15 juta ton. Mungkin sebagai dam pak kurangnya produksi. Tapi, posisi Indo nesia masih yang terbaik, dari market share, masih yang terbaik. Market share berkisar antara 42 persen. Dari mulai 2012-2015, memang terjadi pergeseran market share walaupun growth-nya tetap bagus.

Bagaimana dengan permintaan semen saat ini?

Permintaan semen meningkat, masalah nya suplainya lebih meningkat lagi, gak ada masalah dengan demand.

Dengan kehadiran para pemain baru, bagaimana untuk tetap menjaga penjualan Semen Indonesia?

Secara logika kalau ada pemain baru, pasti ada market share yang terambil. Stra tegi kita adalah supaya bukan market share kita yang diambil. Tapi, kalau nanti memang terambil, kita harus mengembalikan market share seperti semula.

Caranya, bisa dengan marketing, caranya itu hanya dua, salah satunya bertarung di harga. Tapi, untuk Semen Indonesia jarang sekali mau bertarung di harga, kita menge depankan kualitas.

Memasuki era baru, handphone misal nya, pada 1995, model Nokia seukuran 'gajah' bisa Rp 8 juta, fungsinya gak ada, cuma telepon saja. Tiga tahun kemudian menjadi lebih kecil, harganya cuma Rp 1,5-2 juta. Semen juga begitu, cara membuat semen sudah mulai berubah, tidak mahal lagi. Kita tidak memaksakan harus pakai Mercedes, kalau pakai Kijang saja sampai, ibaratnya begitu. Persainganya ini dua, di cost dan branding.

Bagaimana dengan teknologi yang dibangun?

Untuk cara membangun, secara teknologi memang hampir sama saja. Kalau kita contohkan ponsel, zaman dulu, kita beli Ericsson saja mahalnya luar biasa, Nokia juga. Tiba-tiba, sekarang muncul merekmerek baru yang murah, tapi fungsinya sama, nah kira-kira begitu.

Fungsinya sama persis, tapi biasanya ne gara pembuatnya berbeda, bisa lebih murah. Tapi perlu dilihat, tidak semua negara pon selnya bagus. Sama persis di semen juga be gitu, sekarang ada lagi dari negara lain fungsinya sama, lebih murah, kita masuk ke sana.

Perusahaan tetap bisa meng eks plorasi dalam lingkungan yang sehat?

Iya, sekarang kita menggunakan tek nologi hijau, benar-benar zero effect. Kita benar-benar bersih, bagaimana tambangnya seperti semula, dari pabriknya, hampir tidak ada.

Hijau itu cara pandang. Kalau kita tidak hijau, akan menuai kecaman, itu keluar cost. Sekarang, kita menghindari hal tersebut. Kita pun investasi di teknologi hijau. Jadi, filosofi perusahaan itu quality, green. Kita akan melakukan quality, mungkin akan lebih besar sedikit. Cuma nanti hasilnya dipakai lebih kuat dibandingkan semen lainnya. Investasinya yang lain murah, tapi buat orang mati. Kita tidak, mahal sedikit orang tidak mati, orang sehat.

Saat ini banyak perusahaan semen asing di Indonesia, apa artinya?

Artinya, membangun pabrik di Indonesia lebih menguntungkan daripada di negaranya. Kalau di daerah lain lebih bagus dari kita, kita pasti masuk ke sana. Begitu juga orang datang ke Jakarta, karena dianggap bisa menghasilkan pendapatan yang lebih besar.

Apakah masyarakat bisa lebih aware dalam memilih semen?

Justru lebih aware, karena yang beli tu kangnya. Decision maker-nya lebih di tu kang, tukang sudah terpatri. Apalagi, tukang yang ada di Jawa Timur, beli semen itu pasti beli Semen Gresik.

Apakah Semen Indonesia tetap bisa bersaing dengan produk luar?

Grup Semen Indonesia itu sudah terbukti bisa bersaing dengan semen luar. Buktinya sekarang, meskipun dari luar masuk, kami tetap yang nomor satu. Kalau ekspor memang bukan bagian dari strategi, ada kapasitas berlebih itu baru diekspor. Ke depan, bukan lagi ekspor, tapi arena marketnya, sudah regional jadi bisa saling bertukar.

Bagaimana dengan perkembangan pembangunan pabrik baru?

Pembangunan pabrik yang lengkap itu ada di dua tempat, di Padang tiga juta ton dan di Rembang, tiga juta ton. Semuanya sudah di atas 90 persen, sehingga diharapkan sebelum akhir tahun sudah bisa berpoduksi. Ada lagi proyek kita, yaitu pabrik penggi lingan semen, 1,7 juta ton di Banten, itu juga akan selesai pada akhir tahun.

Sempat ada protes pembangunan pabrik, bagaimana dengan respons perusahaan?

Saya kira kita sudah melalui banyak pro ses. Untuk masalah yang dikeluhkan, selebih nya melalui proses hukum. Sudah dua tahap dan dimenangkan oleh Semen Indonesia. Secara hukum sudah dalam koridor yang berlaku, ada upaya lain, kita akan selalu mengikuti.

Target perusahaan dalam jangka panjang?

Dalam satu kalimat, targetnya menjadi yang terbesar di regional ini. Jadi, saat ini kita masih nomor dua, tujuan menjadi nomor satu. Bukan hanya dari semen, tapi dari yang terkait dengan semen. Jadi, perusahaan ini bukan hanya perusahaan semen. Sekarang masih semen, tapi akan berkembang menjadi perusahaan yang terkait dengan semen. Misal ada beton, sampai ke bahan-bahan bangun an, terutama yang bahannya semen.

Jadi, kapan akan memulai pro duksi bahan yang terkait dengan se men?

Sekarang sudah mulai produksi, jadi mungkin dalam tiga sampai lima tahun dari sekarang. Sehingga, nanti porsi semennya akan berkurang, bisa berkisar 70 persen.

Apa perkembangan tersebut juga menjadi tren dari perusahaan semen?

Perusahaan semen yang besar di dunia memang begitu, tapi memang ada per usa haan-perusahaan yang dibuat oleh induknya untuk semen. Seperti di kita ada Semen Gersik, Semen Padang, memang dibuat untuk semen. Tapi, punya Indonesia bukan hanya semen.

Selama pembangunan itu masih ada, semen akan selalu ada, tapi apakah yang dibutuhkan dalam bentuk semen? Ataukah bentuk lain? Itu lain cerita. Daerah-daerah yang belum berkembang biasanya butuhnya masih semen, tapi kalau sudah makin maju pasti sudah tidak butuh lagi bahan-bahan yang dasar.  ed: Mansyur Faqih

***

Setengah Penuh Atau Setengah Kosong?

Direktur Utama PT Semen Indonesia Rizkan Chandra berbagi pengalaman mengenai jabatan barunya yaitu, sebagai pemimpin perusahaan salah satu produk bahan bangunan Tanah Air. Sebe lum nya, ia sempat menjabat sebagai direktur network, IT & solution PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom). Rizkan mengatakan, bekerja di Telkom dan Semen Indonesia, tidak terlalu banyak perbedaannya. Sebab, keduanya masih sama-sama BUMN dan memiliki sejarah yang panjang serta jabatan serupa sebagai pimpinan. Yang berbeda, hanya perihal industrinya.

Ia mengungkapkan, selama masih bekerja di bidang bisnis, tidak akan ada perbedaan yang mencolok. Saat bekerja di Telkom, memang yang dijual lebih kepada sesuatu yang bersifat maya, sedangkan semen adalah barang yang nyata. Apalagi, budaya keduanya hampir sama karena sama-sama perusahaan BUMN.

Bekerja di mana pun, menurut pria berusia 47 tahun ini, yang akan berbeda juga pada cara pandangnya. Seseorang bisa sukses di mana ia berada, apabila mampu mencari peluang yang ada. Meskipun peluang tersebut tipis, itu tetap akan menjadi potensi keberhasilan seseorang. "Sebenarnya, kalau kita melihat gelas itu penuh, apa kosong. Kalau gelas itu setengah, oh itu sedikit lagi penuh. Tapi, kadang-kadang ada yang melihatnya, gelasnya kosong, itu adalah cara orang melihat. Apakah itu peluang, atau risikonya," ujar Rizkan kepada Republika beberapa waktu lalu.

Menurut Rizkan, orang yang hanya memandang dari segi risiko, tidak akan maju dalam hal apa pun. Sebagai contoh, mantan bos Apple, Steve Jobs, yang memandang sesuatu lebih pada segi peluang. Usahanya memang naik dan turun, tapi ketika usahanya berada di posisi atas, akan lama untuk turun. "Sama seperti orang jualan, contohnya ojek payung. Ketika hujan, berpikirnya, 'Dapat duit nih'. Belum lagi, ada mobil kena banjir, 'Dorong nih bisa jadi duit'. Yang penting kalau prinsip kita sebagai orang Islam itu, jangan menyusahkan orang," katanya.

Di samping itu, Rizkan mengatakan, keluarga menjadi bagian yang paling penting dalam hidupnya selain rutinitasnya bekerja. Setiap pulang, ia biasa mencari keluarga. "Hobinya adalah bertemu dengan keluarga, kalau pulang yang dicari itu dulu. So far, alhamdulillah time management, kita selalu bilang pokoknya habis Maghrib pulang. Kalau lewat tiga hari dalam sepekan, itu harus ada yang diubah," ujar Rizkan.  ed: Mansyur Faqih

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement