Kamis 16 Jun 2016 20:13 WIB

BINCANG BISNIS- Asmawi Syam, Direktur Utama BRI: BRIsat, Satelit Bank Pertama di Dunia

Red:

Indonesia terdiri atas ribuan pulau yang sulit terjangkau dengan penggunaan kabel bawah laut untuk jaringan komunikasi. Satelit dianggap menjadi solusi yang paling efisien untuk menghubungkan pulau di Tanah Air, bahkan sampai pulau yang di penghujung sekalipun.

Indonesia menjadi negara pertama dari peluncuran satelit yang dilakukan oleh salah satu lembaga keuangannya, yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI). Inisiasi ini dilakukan guna meningkatkan pelayanan yang terbaik bagi para nasabah yang tersebar di kepulauan ini. Pada tahun sebelumnya, masih terdapat gangguangangguan komunikasi yang menyebabkan layanan BRI terkadang menurun atau lambat. Bahkan, sampai pada layanan kasir BRI terlampau lama, hingga ATM pun tak bisa digunakan secara maksimal.

Direktur Utama BRI Asmawi Syam mengatakan, untuk mengatasi gangguan dan hambatan tersebut BRI memutuskan untuk memiliki satelit sendiri yang disebut dengan BRIsat. Dan, tahun ini peluncuran BRIsat dilakukan dengan melibatkan mitra dari Amerika Serikat dan Prancis. Menurut Asmawi, peluncuran satelit bukan hanya kebanggaan yang dimiliki BRI, tapi juga bagi negara dan rakyatnya. Nantinya, beberapa transponder, selain dinikmati oleh BRI, juga akan dimanfaatkan oleh pemerintah.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai peluncuran satelit dan sejumlah manfaat yang akan diterima oleh para nasabahnya. Berikut penjelasan terkait BRIsat oleh Dirut BRI Asmawi.

Bisa dijelaskan mengenai satelit yang diluncurkan BRI?

BRIsat adalah satelit komunikasi pertama di dunia yang dimiliki dan dioperasikan oleh bank. Bagi BRI, keputusan untuk meng adakan BRIsat adalah langkah strategis yang datang dari kebutuhan untuk bisa melayani masyarakat dengan lebih baik.

Pada 2013, BRI mulai mengekplorasi ke mungkinan memiliki dan mengoperasikan sa telit sendiri. Dengan karakter pelayanan sam pai ke pelosok Indonesia, satelit adalah tekno logi terbaik yang mampu mempersatukan nusantara dan membuka akses layanan perbankan bagi semua kalangan.

Pada 28 April 2014 lalu kontrak proyek satelit BRI, BRIsat, resmi ditandatangani. Manufaktur BRIsat dilaksanakan oleh SS/L (Space System /Loral) USA, sedangkan jasa peluncuran dilakukan oleh Arianespace, Prancis, yang melibatkan desain dan peng awasan dari Tim BRIsat dan konsultan teknis.

Proses desain dan manufaktur BRIsat sampai jadwal peluncuran berlangsung selama 25 bulan. BRIsat didesain dengan kapasitas 45 transponder dan akan digunakan untuk layanan telekomunikasi perbankan dan juga ada sejumlah transponder yang akan dimanfaatkan oleh pemerintah.

Siapa yang akan mengoperasikan BRIsat kelak?

Ini salah satu kebanggan juga karena peng operasian satelit akan dilakukan oleh putra-putri terbaik bangsa. Jadi, semua peng operasian dari rencana pengelolaan satelit atau BRIsat akan digunakan dan dioperasikan oleh anak bangsa.

Yang kita siapkan saat ini, kita tidak ingin bergantung pada negara lain. Kita sudah menyiapkan engineer yang kita miliki. Dari 53 ini bagian dari 800 engineer yang bekerja mengurusi IT kantor pusat.

Belum lagi, di wilayah dan cabang-cabang. Perbankan ke depan ini bukan bagaimana besarnya kantor dan mewahnya kantor. Namun, lebih kepada bagaimana perbankan itu menyiapkan fitur-fitur teknologi di BRI.

Kami memiliki engineer yang memba ngun dan sebagainya sampai 800 orang dan mereka dedicated untuk itu. Semua teknologi yang kita bangun itu in house. Beberapa poin memang kita buruh konsultan, tapi ini seluruhnya akan dikerjakan oleh tenaga BRI.

Mereka ini rata-rata belajar di luar negeri. Ada yang di Amerika dan Eropa, selain itu, mereka memiliki pendidikan akhir rata-rata master. Ada juga yang sudah doktor di bidang teknologi. Sebanyak 53 orang itu, selain me miliki kualifikasi master di bidang engineer, mereka sudah dididik khusus oleh SSL selama 15 bulan.

Seluruhnya magang di sana, khusus meng operasikan satelit ini. Mereka mengikuti proses mulai dari rancang bangun sampai satelit diluncurkan. Saat ini, mereka masih di Amerika dan akan ikut peluncuran. Nanti, saat meluncur, mereka yang akan meng operasikan.

Selama di sana, mereka mendapat ujian dan mereka dianggap fast learner di bidang teknologi. Walaupun demikian, SSL berjanji melakukan pendampingan beberapa bulan karena kita stasiun buminya baru akan melakukan eksistensi.

Kapan peluncuran BRIsat dilaksana kan?

Proses peluncuran akan dilangsungkan dalam waktu dekat ini. Selanjutnya, BRIsat akan memulai perjalanan untuk mencapai destinasi utama, yakni orbit geostasioner di slot 150.5 E dan siap menopang layanan BRI untuk terus berkarya bagi Indonesia.

Bisa dijelaskan mengenai peluncur an BRIsat dan persiapannya?

Roket yang akan membawa satelit diba rengi bendera merah putih dan Amerika. Kare na, roket ini membawa dua satelit. Segala persiapan sudah beres, operasional satelit sudah punya ground station di Ragunan, Jakarta Selatan, sudah selesai. Terkait dengan SDM juga, kita sudah menyiapkan 53 orang yang akan mengelola 45 transponder yang ada.

Ini membanggakan Indonesia juga karena ini merupakan satelit satu-satunya mengorbit 150,5 LT di atas Papua. Satelit ini dibuat di pabrik, pabriknya bernama SS/L. Kick of meeting, mission analysis kick off, Critical design, Manufacture.

Mengapa BRI memutuskan untuk mengunakan satelit?

Sebenarnya, di dunia ini ada dua konsep untuk telekomunikasi. Pertama, satelit dan kedua fiber optik. Kedua-duanyanya ini fung si nya sama. Pertanyaannya, mengapa kita tidak fiber optik? Kami ingin menjelaskan. Untuk negara seperti Indonesia akan lebih efisien memakai sateli, mengapa?

Karena, fiber optik kabelnya ditanamkan di bawah laut, memiliki risiko yang lebih ting gi. Contohnya, bisa terkena kapal, kemudian pembangunannya agak repot karena antar pulau, sehingga kita akhirnya memilih satelit.

Pembangunan infrastuktur ground fa cility juga pasti lebih cepat karena pasang di atas, kemudian memancar ke seluruh wilayah terkover dan jangkauan luas. Kalau fiber optik disambung-sambung, kalau cuma di satu pulau, memang bisa dipakai, kalau BRI cuma satu Pulau Jawa, lebih efektif pakai fiber optik.

Tetapi, karena BRI memiliki cabang di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Me rauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, de ngan terdiri atas pulau kecil. Apalagi, BRI melayani UMKM. Hari ini, kita memiliki jaringan lebih kurang 10.300 dan nasabah cukup banyak, hingga 50 jutaan, sehingga ini efektif untuk kita gunakan.

Kapan BRIsat dapat dimanfaatkan langsung oleh para nasabah?

In hand over H+50 pada Agustus kita baru mulai beroperasi. Setelah proses laun cing, in orbit baru in over, sebelumnya dise rah kan SS/L ke tim BRI.

Manfaat lain apa yang bisa didapat dengan adanya BRIsat, selain dari kemudahan jaringan telekomunikasi?

Nanti, di kantor akan otomatisasi, kita akan paperless. Karena, tidak lagi meng gu nakan banyak kertas dan tinta yang terbuang. Ini tentunya juga berkaitan dengan ramah lingkungan.

Kemudian, bisa menggandeng dengan nasabah BRI, perusahaan-perusahaan yang memiliki kantor cabang di daerah bisa dionline- kan oleh BRI. Semua transaksi satu kesatuan dan online. Lalu, BRI zone, akan ada akses WiFi di area publik, ini bagian dari CSR BRI. Nanti Anda datang ke sana, membuka jaringan. Kita lakukan itu, bagaimana men digitalkan pasar tradisional.

Menurut Anda bagaimana per ubah an dari dunia perbankan hingga saat ini?

Dengan adanya satelit ini, kita akan mem bangun digital banking. Karena, hari ini kalau bicara banking maka yang menjadi backbonenya adalah IT. Perubahan paradig ma dari some where to go menjadi something to do. Artinya, dulu sebelum ada digital, somewhere to go kita mau ke mana, kita ingin ke bank mana untuk bertransaksi. Apakah yang ada di Jenderal Sudirman, apa di Kemang, apa di Jakarta Utara, somewhere to go.

Adanya digital ini, kalau something to do, apa yang kita mau. Semua sudah ada di gad get-gadget, semua ada di situ. Nah, ini inti dari sebuah buku. Intinya, kalau tidak ingin ditinggal, kita harus berinvestasi teknologi. Kita harus berinvestasi teknologi. Zaman dulu, one for money, ada satu kantor cabang melayani banyak orang. Transaksi bisa ratusan, bahkan ribuan orang di tempat yang sama. Tetapi, kalau sekarang, tersebar ATM, tidak hanya satu, tapi disebar, orang hanya dipencar menuju tempat yang sama.

Hari ini tidak lagi, istilahnya anyone is bank, semua orang bank. Bank ada di kantong Anda untuk melakukan transaksi. Tadinya, ada di somewhere to go, sekarang ada in your pocket. Yang dalam perkembangan memer lu kan perangkat teknologi dan transmisi, gadget bisa kita siapkan, transmisi, satelit. Gadget itu satelitnya dari provider yang ada. Sekarang, kita ingin menggunakan satelit sendiri untuk melakukan itu.

Apa yang akan menjadi target BRI ke depan?

BRI ingin menjangkau wilayah-wilayah yang selama ini tidak terjangkau oleh layanan BRI. Kemudian, kita ingin melayani yang belum terlayani. Hari ini, BRI adalah bank yang paling banyak memiliki jaringan agen Laku Pandai. Target akhir tahun 75 ribu, sekarang sudah 59 ribu. Sebanyak 59 ribu ini tentunya akan online dengan Jakarta.

Anda bisa bayangkan di atas gununggunung Wamena atau di Kalimantan, di sungai-sungai, layanan akan sama cepatnya dengan Jakarta dengan adanya satelit ini. Layanan sama baiknya sama cepatnya dan akuratnya, baik di kota maupun di desa.   rep: Rossi Handayani, ed: Khoirul Azwar

***

Pengeluaran Jadi Lebih Efisiensi

Satelit dari Bank Rakyat Indonesia diluncurkan pada Juni 2016, beberapa keuntungan banyak didapat dengan hadirnya BRIsat. Tidak hanya bagi bank itu sendiri, tapi bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia.

Direktur Utama BRI Asmawi Syam mengungkapkan, satelit milik BRI dapat memberikan efisiensi yang begitu baik, apabila dengan pengeluaran di tahun se belumnya. Harga sewa satelit sebeum nya memakan biaya yang cukup besar.

Asmawi mengatakan, hingga sebelum dioperasikan BRIsat, satelitnya masih menyewa transponder. Dengan biaya mencapai Rp 500 miliar per tahun hanya untuk 23 transponder, bahkan dana tersebut bisa terus mengalami peningkatan. "Rp 500 miliar per tahun ini mening kat dari tahun ke tahun. Mengapa m e ningkat? Karena supply dan demand tidak berimbang," ujar Asmawi.

Ia melanjutkan, selama lima hingga 10 tahun, Indonesia belum bisa melun cur kan satelit, padahal kebutuhan transponder setiap tahunnya meningkat. Se dangkan, BRI begitu membutuhkan satelit, di atas bumi sediri memang ada banyak satelit, tapi itu bukan milik Indonesia "Selain efisiensi, belum service level agreement, kita harapkan dengan meng gunakan satelit, BRI buka internet lebih cepet, bisa sampai dua sampai tiga detik. Itu standar internasional selalu seperti itu. Kemudian, pengunaan tidak hanya untuk bertransaksi, kita juga untuk video banking," kata dia.

Sementara itu, penggunaan kertas dan tinta di kantor BRI pun diakui Asma wi akan berkurang. Penghijauan ling kung an pun bisa dimulai dari kantor, pe ngurangan penggunaan kertas akan me maksimalkan pertumbuhan pepo hon an di bumi.

BRI turut berencana untuk berbagi ke mudahan dengan masyarakat, yakni de ngan mengeluarkan program tang gung jawab sosial (CSR), BRI Zone. Di ma na, penduduk Indonesia yang berada di zona BRI dapat dengan mudah meng ak ses internet.    rep: Rossi Handayani, ed: Khoirul Azwar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement