Senin 22 Feb 2016 20:57 WIB

BINCANG BISNIS- Taufan Rahmadi, Kepala BPPD NTB: Tiga Gelombang Halal Tourism

Red:

Dulu Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tidak memiliki gaung dalam hal pariwisata. Provinsi yang bertetangga dengan Bali ini seakan hilang tertutup kemewahan Pulau Dewata sebagai destinasi wisata nomor satu di Indonesia.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir NTB mulai menggeliat. Provinsi yang terkenal dengan keelokan Gunung Rinjani dan Gunung Tambora ini siap bersaing dengan Bali. Seakan bangun dari tidur dan siap untuk berlari, NTB sedikit demi sedikit terus mereformasi diri guna meningkatkan sektor pariwisata.

Provinsi yang juga dikenal dengan puluhan gili (pulau) cantik ini kemudian mengambil konsep halal tourism. Dengan cara ini, NTB mencoba menarik wisatawan asing yang memerlukan privasi yang ada kepastian dalam kehalalan.

Kepada wartawan Republika Debbie Sutrisno Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB, Taufan Rahmadi, menceritakan bagaimana halal tourism menjadi konsep unggulan sebagai magnet untuk menarik wisatawan mancanegara, yang telah suntuk dengan destinasi pada umumnya. Berikut hasil wawancara Taufan, mengenai konsep halal tourism, yang menjadi andalan NTB untuk menjamu wistawan yang berkunjung.

Bagaimana awal mula pemi lih an halal tourism yang men jadi slogan pariwisata NTB?

Diawali dengan penunjukan saya sebagai kepala BPPD NTB pada 2014, yang diberi target untuk mendatang kan tiga juta wisatawan singgah di sini dengan dana Rp 6 miliar. Artinya, satu orang wisatawan hanya memiliki dana Rp 2.000. Angka ini sangat jauh dengan dana yang dimiliki Bali atau daerah lain dengan dana promosi yang lebih besar. Dari sini, BPPD mencari strategi terbaik yang pas dan jitu sehingga akselerasi pariwisata bisa cepat.

Dari situ dihasilkan tiga hal yang ha rus segera dilakukan. Pertama, me nye pakati untuk mengubah pemikiran dan konsep dalam berpromosi, ganti dari konvensional menjadi lebih cepat dan aktif. Kedua bicara tentang nekat, khususnya dalam networking, berba gai kerja sama dan mengonek tivitas kan semua stakeholder sehingga ener gi untuk pengembangan ini benarbenar menyatu. Artinya, semua tabir dalam hal lobi harus dihilangkan. Terakhir adalah menjadikan masya rakat sebagai tulang punggung dalam promosi. Dari semua ini akhirnya kita dapatkan the wave of promotion (gelombang promosi).

Apa saja gelombang itu?

Gelombang pertama, BPPD memi kirkan bahwa Provinsi NTB harus cepat dilihat banyak wisatawan, baik dalam maupun luar negeri. Dengan sejumlah foto dan video keindahan pariwisata alam dan laut yang dimiliki NTB, BPPD kemudian bermimpi agar video ini bisa tampil di layar pesawat Garuda. Kita tahu ini tidak mudah karena biaya yang dibutuhkan akan sangat mahal, lobi untuk memasukkan video di layar pesawat Garuda pun tidak akan mudah.

Tapi, kita ingat bahwa nekat men jadi salah satu kunci yang harus dilaku kan. Akhirnya, BPPD berangkat ke perusahaan Garuda Indonesia dan langsung bertemu dengan CEO-nya. Kami presentasi di depan CEO dan kita coba pastikan bahwa ini adalah momen bagi Garuda Indonesia, untuk membuktikan kalau mereka peduli terhadap pengembangan destinasi pariwisata lokal.

Pertemuan demi pertemuan dila kukan. Selama enam bulan penjajakan akhirnya video yang diajukan lulus. Pa da November 2014, NTB langsung mendapatkan kehormatan dari Garu da Indonesia. Video ini menjadi video destinasi pertama yang ditayangkan Garuda di penerbangan dalam negeri dan luar negeri, di lebih dari 180 jalur penerbangan Garuda di dunia. Dan ini murni hasil kerja sama.

Itu belum selesai, kita juga meng ajukan untuk mengadakan catwalk in the air (modeling di dalam pesawat). Mungkin hal ini baru pertama kali dilakukan di dalam pesawat, dengan ketinggian pesawat mencapai 35 ribu kaki. Ini benar-benar menjadi momen dan sejarah NTB.

Untuk gelombang kedua?

Mimpi NTB kan ada di Garuda Indonesia. Hal kedua adalah mimpi NTB bisa mendunia. Di sini halal tourism itu terjadi. Dengan 95 persen masyarakat memeluk agama Islam, banyaknya tempat ibadah Muslim, dan makanan halal di mana-mana. Semua ini kemudian menjadi penunjang kuat bagi Pemerintah NTB untuk menja dikan daerahnya sebagai destinasi halal tourism.

Konsep halal tourism kemudian bukan semata-mata berbicara tentang hal religi, bukan itu. Melainkan ini tentang bagaimana kita memberikan servis. Ada kebutuhan wisatawan yang menginginkan standar halal saat mere ka melakukan kunjungan seperti ber wisata, Lombok memiliki itu. Konsep halal tourism kemudian mulai sedikit terdengar ke luar negeri.

Hal ini pun direspons oleh Abu Dhabi Tourism Authority (ADTA) yang menyelenggarakan World Halal Travel Summit. Di sana terdapat World Halal Travel Food. Pihak ADTA menilai Lom bok bisa menjadi industri pari wisa ta halal ke depannya. Mereka pun meminta saya mengirimkan profil Lombak. Ya, saya kasih semua video, foto, dan data terbagus.

Tanggapan dari video dan foto yang dikirim?

Wah bagus. Mereka malah memin ta kepada saya untuk menggunakan salah satu foto destinasi Lombok seba gai cover majalah dari Halal Travel Magazine. Jelas saya bilang boleh. Tapi, saya tekankan bahwa kita tidak pu nya uang untuk pemasangan terse but kalau harus bayar. Eh mereka bi lang tidak usah bayar, karena mereka melihat bahwa Lombok sebagai daerah yang bisa menjadi berliannya destinasi halal Indonesia.

Kami pun memberikan pilihan foto yang benar-benar hijau dan ada air terjun. Foto air terjun yang ada di sekitar kawasan pegunungan Rinjani ini untuk menarik minta masyarakat Timur Tengah, yang sudah bosan melihat pasir ataupun artefak. Pas dicetak, majalah ini kemudian tersebar ke 130 ribu download link di seluruh dunia. Hasilnya, banyak masyarakat dunia yang mulai membicarakan Lombok.

Hasilnya dari komunikasi ter sebut?

Saya selalu bilang, kita tidak boleh puas pada satu titik. Kita mencoba untuk ikut serta dalam acara World Halal Travel Award. Keinginan ini pun disampaikan kepada Menteri Pari wisata Arief Yahya. Hal itu langsung direspons dengan sangat baik. Pak Menteri langsung membentuk tim pemenangan agar Kota Lombok dan NTB mampu bersaing dengan negara, yang sama-sama mengandalkan halal tourism dalam pariwisata meraka, seperti Malaysia.

Untuk bisa masuk nominasi, tem pat wisata yang diajukan wajib mendapatkan vote sebanyak mungkin dari masyarakat. Melihat ini, saya langsung memainkan keahlian saya dalam hal digital media. Saya dan tim mencari orang-orang terkenal yang punya followers banyak di media sosial. Jadi, sekali dia posting atau retweet akan banyak orang yang lihat dan bisa ikut mem-posting hal serupa.

Tapi ini tidak cukup. Saya langsung Whatsapp Pak Menteri untuk minta ke Pak Presiden Joko Widodo supaya mau me-retweet postingan tentang Wonderful Lombok. Cukup lama menunggu, akhirnya Presiden melaku kan retweet tersebut. Dari sini spirit kita kembali melimpah. Kita terus bergerak agar dukungan untuk mevote Lombok terus dilakukan. Hasil nya, banyak masyarakat bahkan ope ra tor seluler ikut mempromosikan ini.

Lombok lantas masuk nomi nasi?

Masuk. Kita masuk nominasi saja su dah senang walaupun tidak tahu menang atau tidak. Untuk penyerahan awalnya saya tak akan berangkat karena BPPD tidak punya dana untuk program ini. Saya tak mau pakai uang BPPD seenaknya. Tapi setelah dipang gil gubernur, dia langsung meminta saya berangkat.

Saya berpikir, keberangkatan saya ke sana bukan untuk jalan-jalan, me lain kan promosi. Akhirnya, saya bawa semua brosur tentang Lombok dan NTB. Saya siapkan semua di booth yang sudah disediakan Kementerian Pariwisata. Saya yakinkan pokoknya kita harus branding di acara ini, kita kasih tahu semua orang bahwa ini lho Lombok.

Jadi saya pakai baju adat, di saat perwakilan lain berpameran dengan tuksedo yang sangat rapi. Tapi saya cuek saja. Padahal kita saat ini mela kukan pameran di hotel paling mahal di Abu Dhabi, yang Pak Presiden Jokowi tidurnya di sini saat dia ke Abu Dhabi.

Banyak yang datang ke booth?

Sepi. Sepi sekali. Mungkin karena orang belum tahu Lombok, ditambah acara puncaknya baru diadakan dua hari lagi. Yang datang dan lihat booth mungkin cuma lihat karena saya pakai baju berbeda sendiri. Tapi, ini tak masalah karena pameran tersebut tetap akan berlangsung setelah pem ba caan award.

Pemberian award-nya bagai mana?

Nah ini yang kita tunggu-tunggu. Saya dan teman-teman berdoa terus agar Lombok dan NTB bisa men dapatkan penghargaan ini. Setelah pembacaan nominasi World Best Halal Honeymoon Destination, panitia langsung membacakan, "Dan peme nang nya adalah Lombok". Baru di situ saya merinding. Malaysia yang masuk nominasi langsung tidak senyum. Mereka memang salah satu saingan berat kita juga.

Baru sampailah ke penghargaan paling bergengsi World Best Halal Destination. Begitu diumumkan. Lom bok kembali terpilih sebagai peme nang nya. Wah, saya dan teman-teman senang sekali. Kita tidak menyangka banget, dan lagi-lagi saya lihat per wakilan Malaysia langsung les. Karena mereka pede banget dan yakin dengan produk makanan halal mereka.

Efeknya setelah pengumum an?

Wah keren pokoknya. Pas pamer an hari terakhir langsung berjubel. Datanglah orang-orang kedutaan sampai agen travel. Mereka bertanya ke saya tentang cara untuk menuju Lombok. Saya langsung jawab, kalau ke Lombok itu tidak sulit. Mereka bisa terbang ke Indonesia, transit di Bali dan langsung terbang ke Lombok. Waktunya hanya 15-20 menit.

Mereka tanya lagi mengenai ban dara dan fasilitas lain di Lombok, se perti makanan dan perhotelan. Soal nya banyak dari tamu para agen biasa datang menggunakan pesawat pribadi bersama keluarganya. Saya paparkan bahwa bandara di NTB ini sudah in ternasional sehingga banyak pesawat. Untuk makanan dan hotel, kita juga memiliki fasilitas yang bisa me nampung keinginan para wisatawan, khususnya dari Timur Tengah. Mereka kan tak mau kalau istrinya renang banyak dilihat orang.

Dengan konsep ini, bagaima na respons masyarakat sebenar nya?

Kalau boleh jujur, awalnya mem bangun halal tourism di Lombok, NTB, ini tidak mudah. Kebanyakan orang masih belum paham mengenai konsep ini. Mereka masih mengang gap halal tourism adalah cara untuk Islamisasi atau Arabisasi. Frame-nya ke situ.

Tapi begitu menang penghargaan di Abu Dhabi, semua orang langsung gembira. Banyak agen travel ataupun perhotelan dan rumah makan berjual an sesuai konsep halal tourism. Akhir nya, semua orang mengerti bahwa konsep ini bukan mengenai Islamisasi, melainkan ada harapan di sana.

Sekarang berarti masyarakat mendukung penuh halal tou rism?

Perlu dijelaskan, Australia meng klaim bahwa mereka memiliki 6,5 juta penggemar di Facebook (FB). Sementara Indonesia yang penduduknya sangat banyak, hanya punya 250 ribu orang. Ini karena masyarakat Indo nesia yang kurang care dalam pe ngem bangan pariwisata.

Lalu, di sini kita mencoba mela kukan program Sejuta Fans Wonderful Lombok-Sumbawa. Kita rangkul se mua relawan yang ada di NTB. Bukan hanya penduduk dalam negeri, melainkan juga masyarakat NTB yang ada di luar negeri, migran workers.

Dengan hashtag We Like, We Care, We Share masyarakat diminta untuk membantu dalam menyebar luas kan semua hal tentang pariwisata NTB, cukup dengan 'Like' atau 'Share' di Facebook mereka. Kita meyakinkan masyarakat bahwa satu 'Like' mereka adalah harapan untuk tumbuhnya perekonomian yang ada di tempat wisata tersebut.

Hasilnya, dalam satu setengah bu lan sejak awal 2016, fanspage FB kita sudah ada 56 ribu. Harapannya pada 17 Desember 2016 kita bisa mencapai satu juta orang. Ini juga akan dijadikan ha diah bagi ulang tahun TNB. Ini merupa kan gelombang ketiga yang kami miliki, yaitu dengan mengguna kan kekuatan masyarakat. ed: Mansyur Faqih

***

Bukan Hanya Mabuk

Taufan Rahmadi belum lama berkiprah sebagai kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebelumnya, pria berperawakan tinggi ini malang melintang di sejumlah perusahaan. Bahkan, dia sempat bekerja di event organizer yang membuatnya mengerti banyak hal, mulai dari menyambung kabel, memasang karpet, memainkan pencahayaan, hingga mengoordinasi acara sampai selesai.

Ilmu ini pun menjadikan Taufan semakin andal dalam mempersiapkan suatu program, termasuk pengembangan pariwisata. "Ini sudah seperti passion bagi saya," ujar Taufan kepada Republika di Jakarta beberapa waktu lalu.

Saking mencintai pekerjaannya di bidang pariwisata, Taufan akhirnya didaulat menteri pariwisata masuk dalam tim 10, yang bertugas untuk melakukan percepatan pengembangan 10 destinasi pariwisata di Indonesia. Tawaran ini pun tidak disia-siakan. Bersama sembilan orang lain, ia dipastikan bakal menjadi sosok paling depan untuk membangun pariwisata Indonesia.

Taufan sangat berharap suatu saat seluruh destinasi pariwisata di Indonesia bisa menjadi magnet bagi wisatawan lokal dan asing. Karena dengan pariwisata, mata dunia bisa tertuju dan lebih mengenal seluruh keanekaragaman milik Indonesia.

Menurut dia, untuk menunjukkan sebuah destinasi pariwisata, masyarakat dan pemerintah daerah sebaiknya mencari ciri khas yang bisa diulik agar daerah tersebut memiliki nilai tambah. "Karena pariwisata ini bukan hanya bisnis. Bukan hanya mabuk, wanita, dan hal-hal tak jelas lain. Pasti ada cara lain meningkatkan pariwisata, dan saya tahu memang tidak mudah, tapi pasti ada," kata Taufan.

Untuk berada di lingkungan hebat seperti sekarang, awalnya dia mengaku malu. Keberadaannya yang hanya lulusan S1 Universitas Airlangga, membuat Taufan menjaga jarak dengan mereka yang lulusan lebih tinggi.

Namun, setelah belajar banyak hal dari buku dan bertemu orang-orang hebat, Taufan akhirnya mengerti bahwa hidup itu yang paling penting adalah memberikan arti bagi kehidupan orang banyak.

"Yang paling penting itu, bisa tidak karya Anda ini bermakna bagi banyak orang. Kalau karya Anda bisa berdampak bagi kehidupan, otomatislah, Allah akan mengangkat derajat kita," katanya.

Dalam setiap langkah yang dijalani, ia mengatakan, selalu diingatkan oleh sang ibu untuk menyertakan Allah sehingga terus berikhtiar, apa pun yang terjadi. "Ada masalah atau tidak ada masalah, kita jalani secara baik-baik. Nanti biar Allah yang menentukan," katanya.  rep: Debbie Sutrisno, ed: Mansyur Faqih

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement