Senin 29 Jun 2015 14:00 WIB

Jae Bum Park, Vice President ASEAN-India Marketing and Sales Departement Hankook: Bukan Bisnis Jangka Pendek

Red:

Indonesia saat ini dikategorikan sebagai negara dengan jumlah kelas menengah yang cukup banyak. Karakteristik kelas menengah, antara lain, memiliki tingkat konsumsi yang tinggi. Kondisi tersebut membuat Indonesia menjadi incaran bisnis bagi berbagai macam perusahaan, baik yang sifatnya nasional maupun internasional.

Perusahaan ban asal Korea Selatan, Hankook, juga ikut tertarik masuk ke pasar Indonesia yang terkenal gemuk. Apa saja langkah peringkat keenam sedunia dalam bisnis ban itu untuk memenangkan kompetisi bisnis di Indonesia?

Republika berkesempatan untuk menguak lebih dalam tentang perusahaan yang telah berdiri sejak 1941 tersebut. Kepada Republika, Vice President ASEAN-India Marketing and Sales Departement Hankook Jae Bum Park menyampaikan sejumlah hal menarik. Berikut petikan wawancaranya:

Bagaimana Hankook melihat industri otomotif dan bisnis ban di Indonesia?

Persaingan sengit terjadi antarmerek ban di Indonesia. Mereka semua memperebutkan jumlah konsumen yang begitu besar di Indonesia. Namun, secara ekonomi, Indonesia masih akan terus berkembang pada masa depan. Jadi bagi kami, Indonesia tetap pasar yang cukup prospektif untuk berbisnis.

Buktinya kita bisa mengacu karakteristik penduduk Indonesia. Di mana pada 2010, berdasarkan data demografik, Indonesia memiliki penduduk di bawah 30 tahun dengan persentase 50 persen dari total populasi. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia termasuk negara yang didominasi penduduk usia muda.

Ini berbeda dengan negara Asia, seperti Cina, Jepang, dan Korea. Penduduk usia muda adalah peluang yang bagus bagi bisnis kami. Sebab, mereka tergolong sebagai kelas menengah, yaitu mereka bekerja dan menghasilkan uang.

Ditambah lagi, menurut salah satu lembaga riset yang kami sewa, menyatakan, pertumbuhan kelas menengah di Indonesia akan terus tumbuh. Prediksinya, akan ada 75 juta penduduk kelas menengah di Indonesia pada masa depan. Mereka ini karakteristiknya adalah tinggi dalam mengonsumsi produk apa pun.

Di Indonesia kami berbisnis untuk jangka panjang bukan hanya sekadar jangka pendek. Visi dan misi bisnis kami itu besar untuk bisa sukses di Indonesia.

 

Bagaimana kinerja Hankook di dunia?

Saat ini Hankook sudah memiliki total delapan pabrik di seluruh dunia. Salah satunya termasuk pabrik yang berada di Cikarang, Indonesia. Lalu satu pabrik baru sekarang sedang dalam proses pembangunan di Tennese, Amerika Serikat.

Terkait penjualan produk, kami memfokuskan diri di negara dan regional, seperti Amerika Serikat, Amerika Utara, Eropa, Cina, Korea, dan Rusia. Di samping juga tentunya Indonesia. 

Untuk capaian penjualan, di pasar Korea kami menguasai pasar lebih dari 50 persen. Lalu di pasar Eropa, kami menduduki peringkat dua dengan pusat penjualan di Jerman. Sementara, di Saudi Arabia kami peringkat satu sebagai market share player. Adapun untuk secara global, kami menempati urutan enam dalam persaingan antarmerek ban di dunia.

Bagaimana awal mula perjalanan Hankook di Indonesia?

Perjalanan bisnis Hankook di Indonesia dimulai pada 2010. Saat itu prinsipal sedang melakukan ekspansi bisnis, yakni dengan niat membangun pabrik baru. Sebab di regional ASEAN, prinsipal belum memiliki pusat produksi. Di situ kami melakukan survei kondisi pasar secara keseluruhan di Indonesia, India, dan beberapa negara ASEAN lainnya. Lalu pilihan kami jatuh ke Indonesia.

Saat itu kami langsung bernegosiasi dengan Pemerintah Indonesia untuk menemukan lokasi yang cocok untuk pembangunan pabrik. Lalu kami mengunjungi lahan di Cikarang. Setelah itu kami melakukan kontrak dengan Kawasan Industri Cikarang. Kami membuat perjanjian MoU dengan Pemerintah Indonesia.

Pada 2011, kami mulai membangun pabrik di Cikarang dengan kapasitas produksi, yakni kira-kira 12,5 juta ban setahun. Dari Jakarta, kami mengontrol 15 negara, khususnya di negara ASEAN dan India.

Pasar di Indonesia diperkirakan tahun ini turun, bagaimana strategi Hankook mengatasi masalah tersebut?

Saat ini  kondisi ekonomi di Indonesia sedang melemah dan bergerak lambat pada kuartal I 2015. Ini berefek juga pada bisnis otomotif, seperti ban. Meski seperti itu, kami yakin ini sifatnya hanya sementara.

Pada beberapa tahun mendatang Indonesia akan mampu keluar dari kesulitan-kesulitan tersebut. Kondisi ekonomi secara global juga kurang baik sehingga Indonesia bukan satu-satunya negara yang menghadapi kesulitan ekonomi tersebut.

Kami selaku pebisnis menyikapi kondisi itu secara positif. Artinya, kami harus mampu membuat penyikapan yang tepat untuk menghadapi pasar yang lesu. Jadi, kami tetap optimistis dalam menatap masa depan.

Beberapa strategi telah kami siapkan untuk menghadapi lesunya perekonomian Indonesia, yakni menyediakan kualitas dan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan. Selain itu kami harus mampu membuat pelanggan merasakan produk yang lebih baik.

Kami juga akan membuka Hankook Master sebanyak mungkin. Hankook Master sama dengan franchise atau toko ban lain di Indonesia, seperti Dunlop, Bridgestone. Tetapi, dengan kualitas yang sedikit berbeda. Kami menyediakan kualitas pelayanan yang komprehensif serta end-to-end karena saya ingin customer di Indonesia merasakan kualitas pelayanan yang komprehensif tersebut.

Faktor apa saja yang mempengaruhi bisnis otomotif, khususnya ban pada tahun ini?

Faktor utamanya jelas, yakni kondisi ekonomi. Semisal saat ini ekonomi Indonesia sedang lesu maka ini berpengaruh pada supply and demand produk kami.

Selain itu faktor lain yang berpengaruh yakni masalah  harga. Dengan kondisi perekonomian yang sedang lesu, konsumen akan sensistif dengan harga. Namun, kami melepas produk Hankook di pasaran dengan harga yang cukup bersaing.

Lainnya yang paling fundamental, yakni kualitas produk dan pelayanan akan menentukan segalanya di pasar. Itulah mengapa kami fokus pada kualitas kinerja, memasarkan produk ke pasar sehingga pelanggan dapat merasakan perbedaannya.

Bagaimana posisi Hankook di Indonesia saat ini?

Meskipun merek kami dikenal secara global, Hankook berposisi sebagai pendatang baru di bisnis ban Indonesia. Tentunya kami belum bisa sekuat merek lain dalam melakukan penjualan produknya di Indonesia. Untuk peringkat penjualan di Indonesia kami tidak tahu secara pasti berada di urutan berapa

Oleh karena itu, kami harus melakukan strategi yang fokus terhadap keadaan pasar. Saat ini pun kami bekerja keras untuk peningkatan jumlah produksi ban. Selain itu kami juga berupaya menjaga kualitas dari produk kami. Kebanyakan pengguna yang berpengalaman dengan produk ban kami, mereka akan kembali ke produk kami. Dengan ini, kami yakin peringkat Hankook dalam penjualan akan meningkat secara konstan

 

Sektor bisnis apa yang akan disasar Hankook pasa masa datang?

Kami memiliki bisnis lain selain ban di korea, tetapi inti dari bisnis kami di bidang otomotif. Pada masa yang akan datang kami akan fokus pada industri otomotif, khususnya industri ban.

Apa target yang ingin dicapai Hankook di Indonesia?

Indonesia mempunyai potensi yang besar. Mengingat kami adalah pendatang baru, jadi target kami adalah mengedukasi masyarakat Indonesia tentang brand kami. Ini agar mereka semakin familiar dengan merek Hankook.

Hal lainnya juga terkait kualitas produk. Kami konsisten dan akan terus berinovasi memberikan produk terbaik kami ke masyarakat Indonesia. Upaya ini membuat kami yakin akan menjadi peringkat satu atau dua sebagai major player pada masa depan.

Bagaimana dukungan prinsipal terhadap Hankook di Indonesia?

Kami di Indonesia sebagai karyawan bertugas untuk berpikir menghasilkan inovasi. Setelah itu barulah mengeksekusinya menjadi kebijakan. Maka dari itu kami membutuhkan training yang bonafit. Ini agar kinerja kami sebagai karyawan semakin optimal.

Sejauh ini prinsipal sangat mendukung kami agar Hankook bisa sukses di Indonesia. Mereka concern sekali pada sektor research and development (RnD). Kami selalu mendapatkan training RnD yang bonafit dari pihak prinsipal.

Berapa besar investasi yang sudah ditanamkan di Indonesia? Bagaimana dengan masa yang akan datang?

Investasi yang sudah dikeluarkan di sini sebesar 600 miliar dolar AS. Dominannya, investasi itu untuk proyek pembangunan pabrik di Cikarang. Selain itu, juga untuk dana RnD. Kami akan investasi lebih banyak untuk pasar Indonesia pada masa yang akan datang. Untuk besarnya angka investasi itu, belum bisa dirumuskan sekarang.

Bagaimana Hankook melihat persaingan dengan merek lain? Khususnya merek Jepang?

Persaingan dengan kompetitor jelas begitu ketat. Tetapi, kami lebih fokus untuk memuaskan pelanggan dibanding menghabiskan waktu terus memantau kompetitor. Kami harus menghabiskan energi lebih banyak menghasilkan inovasi produk. Karena ini bukan bisnis jangka pendek.

Dengan melakukan inovasi pada produk yang kami jual, ini membuat konsumen akan puas. Hal tersebut merupakan cara ampuh untuk memenangkan kompetisi yang ada. Konsumen pada akhirnya akan mengetahui, Hankook memiliki produk yang lebih baik dibandingkan merek lain.

Hankook sudah menjadi OEM beberapa merek mobil di Indonesia, apakah ini menjadi strategi untuk dapat menembus pasar otomotif Indonesia yang hingga saat ini masih didominasi produk Jepang?

Kami sangat percaya diri pada produk kami. Para pembuat mobil, seperti Audi, Toyota, VW, Mercedez Benz, Hyundai, dan lain-lain sangat selektif dalam memilih ban yang akan dipasang pada mobil mereka. Sebab, ban merupakan komponen penting untuk keselamatan dan reputasi dari mobil itu sendiri. 

Juga karena ban mempengaruhi keamanan dan keselamatan pengendaranya. Sejauh ini di beberapa negara lain di luar Indonesia, Hankook sudah menjadi OEM beberapa merek mobil. Khusus di Indonesia, rencana OEM tersebut juga akan dilakukan. Kemungkinan besar dilakukan tahun ini. Namun, untuk detailnya kami belum bisa memberitahu kepada publik seperti apa. n c05 ed: mansyur faqih

***

Jatuh Cinta pada Manado dan Yogyakarta

Jae Bum Park mulai bergabung dengan Hankook Tire pada 9 November 2009 sebagai Vice President Corporate Strategy Planning Department. Jabatan saat itu mengharuskannya bertanggung jawab menciptakan strategi untuk pertumbuhan perusahaan, M&A (mergers and acquisition), rencana strategis, hingga CSR (corporate social responsibility) perusahaan.

Setelah itu, pada Desember 2011, pria kelahiran Korea Selatan 22 Oktober 1964 tersebut ditugaskan ke Indonesia untuk menjadi Vice President ASEAN-India Marketing & Sales Department.

Ayah tiga anak itu menuturkan kepada Republika, jabatan barunya itu membuatnya jadi suka berjalan-jalan ke berbagai macam daerah, baik di Indonesia maupun negara lainnya. Sebab, jabatannya saat ini mengharusannya bertanggung jawab atas penjualan di 15 negara di kawasan ASEAN.

Jae menuturkan, cara untuk mengontrol dan memantau penjualan memang dilakukan dengan berkunjung dari satu negara ke negara lain. Juga dari satu kota ke kota lain di Indonesia.

Khusus untuk di dalam negeri, dia menyatakan sudah mengunjungi banyak kota, seperti Yogyakarta, Manado, Semarang, Pekanbaru, Bandung, Surabaya, dan Makassar. Namun, yang menjadi kota favoritnya adalah Manado dan Yogyakarta. Di dua kota itu, ia merasakan keunikan yang tak didapat di kota-kota lainnya.

Di Manado, ia merasa nyaman dengan suasana di sana. Sebab, memiliki langit yang ia sebut sangat teduh. Ditambah, kota itu terdapat banyak pantai. "Saat berada di sana saya merasa tenang sekali," ujar dia di Jakarta, pekan lalu.

Sementara di Yogyakarta, ia terpukau dengan masyarakatnya yang masih memegang tradisi dengan kuat. Hal tersebut menjadi anomali di tengah kehidupan masyarakat yang semakin modern dan maju yang cenderung meninggalkan budaya tradisional. "Masyarakat Yogyakarta juga begitu ramah terhadap turis asing," tambah dia.

Di tengah aktivitas yang begitu padat dengan bermacam perjalanan bisnis, pria lulusan Master Of Bussiness Administration, Washington University, ini memiliki hobi berolahraga. Hal tersebut untuk menjaga agar kesehatannya tetap fit di tengah aktivitas yang padat.

"Saya suka bermain golf, basket, bahkan juga tenis," ungkap dia. Khusus untuk tenis, Jae mengaku sering menjadikan putrinya yang berumur 14 tahun sebagai lawan tanding. Kebetulan putrinya yang tinggal bersamanya di Indonesia suka sekali dengan tenis.n c05

ed mansyur faqih

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement