Sabtu 24 Sep 2016 17:00 WIB

Sumut Akhiri Puasa Gelar Angkat Besi

Red:

BANDUNG  --  Sumatra Utara (Sumut) berhasil mengakhiri puasa gelar Pekan Olahraga Nasional (PON) di cabang angkat besi. Terakhir kali Sumut mendapatkan medali angkat besi PON pada 1996 lalu di Jakarta. Selain di PON, pada ajang nasional lainnya Sumut tak pernah mendapatkan medali sejak 1991 silam.

Medali ini membuktikan bahwa saya bisa. Orang yang tidak kuat tidak akan bisa mendapatkan medali, kata Razis Azazi seusai acara penyerahan medali, Jumat (23/9).

 Sumut menyabet medali pada PON 1996 lalu di Jakarta untuk cabang olahraga angkat besi. Pun, pada ajang olahraga nasional lainnya Sumut tak pernah mendapatkan medali sejak 1991 silam.

 

Lifter kelahiran 1995 itu menyabet medali perunggu pada kelas +105 kg yang berlangsung di Gymnasium GSJ Kabupaten Bandung. Razis mengatakan, perjalanannya menjadi orang yang memutus puasa gelar Sumut di PON tidaklah mudah.

Atlet asal Medan ini mengaku tidak diunggulkan untuk ikut PON di Jawa Barat karena selama beberapa kali ikut pekan olahraga daerah, medali terbaiknya hanya perunggu. Di kejuaraan daerah beberapa saat menjelang PON XIX, Razis juga tidak menjadi yang terbaik.

Hal itu sempat membuat nama Razis tidak masuk daftar lifter yang akan diberangkatkan ke tanah Pasundan. Pada pra-PON, Persatuan Angkat Besi-Binaraga-Angkat Berat Seluruh Indonesia (PABBSI) Sumut tak memasukkan nama Razis. Sehingga awalnya, Razis berencana ikut PON XIX Jawa Barat dengan biaya sendiri.

Melihat semangat Razis yang begitu membara, PABBSI Sumut akhirnya mengikutsertakannya ke PON XIX/2016. Razis bersyukur bisa membuktikan kelayakannya membela Sumut di cabang angkat besi dengan meraih medali perunggu. Saya senang dengan pencapaian ini, ujarnya.

Tetangga Sumut, yakni Sumatra Barat (Sumbar) masih percaya diri target mereka di PON XIX/2016 tercapai. Saat ini atlet-atlet dari Ranah Minang baru mendulang empat medali emas. Yaitu, dari cabang Bowling nomor double putra, Gentole nomor terbang lintas alam kelas B perorangan terbuka, cabang atletik nomor 100 meter putra, dan cabang binaraga nomor welter weight above70-55 kg putra.

Kami tetap optimistis target sejak awal membawa pulang 16 medali emas tercapai. Kita masih berjuang di berbagai cabang lain, kata pelaksana tugas Ketua Komite Olahraga Nasional Sumbar Syaiful.

Syaiful mengakui, atlet-atlet Sumbar banyak gagal di cabang-cabang, yang mulanya dapat mudah dimenangkan untuk medali emas. Misalkan di cabang judo, karate, atau takraw. Namun, ia melihat masih ada cabang lain yang membuat Sumbar bisa berkibar di Jabar. Di cabang takraw yang sampai saat ini masih dipertandingkan, Syaiful yakin peluang menang masih terbuka.

Salah satu peluang yang menurut Syaiful besar untuk membawa emas adalah di cabang pencak silat. Pada pencak silat yang diadakan di GOR ITB Jatinangor, ada enam pesilat Sumbar yang berpeluang bertarung hingga final. Peluang juga masih dimiliki Sumbar di lanjutan pertandingan gentole dan layar.

Begitupun potensi Sumbar menang di lintasan atletik yang sejak hari pertama di Stadion Pakansari Cibinong mereka mendapatkan tiga medali, yaitu emas, perak, dan perunggu. Atletik punya torehan yang bagus. Semoga saja perjuangan atlet kami (Sumbar) dapat menghasilkan yang terbaik, kata Syaiful.

Di klasemen sementara PON XIX/2016, Sumbar masih menempati peringkat ke-14. Sumbar mengoleksi empat medali emas, tiga perak, dan empat perunggu. Target 16 medali emas ini lebih banyak dari yang didapatkan putra putri ranah Minang pada PON 2012 di Riau. Di Riau, Sumbar mendapatkan 12 medali emas, 12 perak, dan 25 perunggu.     rep: Febrian Fachri, ed: Citra Listya Rini

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement