Sabtu 13 Aug 2016 16:22 WIB

Phelps Belum Berhenti Torehkan Rekor

Red: Arifin

Perenang Indonesia gagal melampaui babak penyisihan.

RIO DE JANEIRO--Perenang putra Amerika Serikat (AS), Michael Phelps, terus menorehkan rekor pada perhelatan Olimpiade Rio 2016. Bertempat di Olympic Aquatics, Jumat (12/8) pagi WIB, Phelps sukses meraih medali emas nomor 200 meter gaya ganti perseorangan dengan catatan waktu 1:54:66 detik. 

Hasil ini membuat Phelps memecahkan rekor sebagai perenang putra pertama yang meraih medali emas nomor yang sama empat kali berturut-turut sepanjang keikutsertaannya pada pesta olahraga terbesar dunia tersebut. Tidak hanya itu, medali emas kemarin juga menjadi yang keempat bagi Phelps pada Rio 2016.

Tiga medali emas lainnya diperoleh dari memenangkan kompetisi renang estafet 4 x 200 m gaya bebas, 200 m gaya kupu-kupu perseorangan, dan estafet 4 x 100 m gaya bebas. Sementara, secara keseluruhan, Phelps telah merebut 22 medali emas sejak tampil pada Olimpiade Athena 2004.

Sejatinya, perjuangan Phelps tidaklah mudah. Perenang dengan nama lengkap Michael Fred Phelps II kini berusia 31 tahun. Usia yang tak lagi muda membuat kondisi fisik Phelps sedikit berubah. 

Phelps terkadang merasa tubuh dan kakinya sakit. Sakit yang terjadi pada tubuh dan kakinya menghadirkan kelelahan.

Saya (pernah) merasakan nyeri yang berlangsung selama 50 (detik),ujar Phelps, dikutip dari The Guardian, Jumat (12/8). Keadaan tersebut tak lantas membuatnya menyerah. 

Phelps tetap memaksakan diri untuk berenang dan menggerakkan kaki secepatnya. Lelaki asal Maryland ini sempat mengingat perkataan eks gelandang football Baltimore Ravens, Ray Lewis. 

Lewis memprediksi Phelps tetap berlaga di 200 m gaya ganti perseorangan. Hanya, Phelps tidak akan menang dalam kompetisi tersebut.

Namun, Phelps tak ingin hal tersebut terjadi. Perenang kelahiran Juni ini tetap bersikeras untuk mencapai kemenangan yang sudah menjadi impiannya.

Rasanya manis berdiri di podium dan mendengarkan lagu kebangsaan. Hal tersebut akan saya rindukan ketika pensiun,katanya. Bagi perenang yang dijuluki Ikan Terbang ini, ada banyak kenangan yang hadir ketika mendengar lagu kebangsaan AS.  

Setiap kali saya mendengarnya (lagu kebangsaan), saya menangis,ujar Phelps.

 

Catatan Schooling

Perenang putra Singapura, Joseph Schooling, juga mengukir sejarah untuk negaranya. Schooling menjadi atlet laki-laki pertama Singapura yang lolos ke final renang Olimpiade.

Schooling membukukan waktu terbaik pribadinya (personal best time), yaitu 50,83 detik dalam pertandingan semifinal 100 m gaya kupu-kupu perseorangan putra. Catatan waktu tersebut berhasil menempatkan Schooling di posisi pertama. 

Dalam pertandingan ini, perenang 21 tahun ini juga memecahkan rekor nasional Singapura serta rekor Asia untuk kategori 100 m gaya kupu-kupu perseorangan putra. Saya merasa seperti tidak berenang. Hasil itu sangat baik untuk kepercayaan diri saya,ujar Schooling.

Menorehkan sejarah, tak membuat Schooling menjadi sesumbar. Dia merasa gugup untuk melakoni final 100 m gaya kupu-kupu yang berlangsung pada Sabtu (12/8). 

Sebab, pertandingan final ini merupakan pertandingan terpenting untuknya. Menurut sang ayah, Colin Schooling, Schooling memang memiliki cita-cita bertanding di Olimpiade. 

Impian tersebut didapatkan Schooling sejak berbincang dengan Lloyd Valberg yang merupakan mantan atlet lompat tinggi pertama Singapura di Olimpiade London 1948. Sejak saat itu, Schooling mulai berenang dan memenangkan beberapa medali emas selama kompetisi pertamanya saat berusia lima tahun. 

Saat liburan, Schooling juga tetap berlatih. Colin dan istrinya, Mei, memutuskan untuk memberikan pendidikan terbaik untuk kemampuan Schooling. Colin memastikan tempat liburan Schooling memiliki fasilitas renang.

Schooling juga dikirim ke Bolles School di Amerika Serikat dan berlatih di bawah pelatih renang Sergio Lopez. 

Sebagai bentuk dukungan orang tua, Schooling berkuliah di University of Texas untuk melanjutkan pendidikannya di lingkungan terbaik. Pelatih renang University of Texas, Eddie Reese, mengatakan, tidak pernah melihat bakat perenang seperti Schooling selama ia menjadi pelatih. 

Reese juga mengatakan, Schooling akan menjadi ancaman di Olimpiade 2016. Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengucapkan selamat pada penampilan fantastis Schooling lewat Facebook. 

PM Lee juga meminta para pengguna Facebook untuk bergabung mendukung Schooling pada babak final. Semua yang terbaik untuk Schooling. Kita semua mendukung Anda. Maju, tim Singapura!ujar PM Lee.   rep: Noer Qomariah Kusumawardhani, ed: Muhammad Iqbal 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement