Ahad 31 Jul 2016 15:34 WIB

KOI Minta Atlet tak Terpengaruh Situasi di Brasil

Red: Arifin
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erik Thohir (kedua kiri), disaksikan Menpora Imam Nachrowi (kedua kanan) memberikan bendera merah putih kepada atlit Indonesia saat Pengukuhan dan Pelepasan Kontingen Indonesia Olimpiade 2016 di Jakarta, Selasa (
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erik Thohir (kedua kiri), disaksikan Menpora Imam Nachrowi (kedua kanan) memberikan bendera merah putih kepada atlit Indonesia saat Pengukuhan dan Pelepasan Kontingen Indonesia Olimpiade 2016 di Jakarta, Selasa (

JAKARTA -- Komite Olimpiade Indonesia (KOI) meminta agar kontingen olimpiade Indonesia, tidak terpengaruh dengan kondisi dan situasi apa pun di Brasil. Wakil Ketua KOI, Muddai Madang, mengatakan, eskalasi politik dan keamanan menjelang Olimpiade Rio De Janeiro meninggi, namun para atlet harus memfokuskan diri dalam pertandingan.

Muddai mengingatkan, ada target yang lebih baik untuk dipikirkan ketimbang merasa jeri dengan kondisi dan situasi politik tuan rumah. Karena, kata dia, apa pun risikonya para atlet tetap harus berangkat, lalu kembali dengan membawa medali emas.

"Atlet jangan terpengaruh isu-isu di negara tuan rumah (Brasil). Jangan takut. Khawatir boleh saja, tapi jangan takut," kata dia saat pelepasan para atlet Indonesia menuju Olimpiade 2016, di Kantor KOI, Jakarta, pekan ini. Meski demikian, Muddai pun mengimbau agar para atlet Indonesia tetap waspada, saling menjaga diri, dan menghindar apabila terjadi situasi-situasi yang mengancam.

KOI bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), resmi melepas kontingen Indonesia dan ofisial atlet menuju ke Olimpiade Brasil, Rabu (27/7). Dari 28 total atlet, Indonesia bakal mengikuti enam cabang olah raga (cabor) dalam olimpiade tahun ini. Sedangkan sebanyak 19 ofisial dari masing-masing cabor, juga ikut diberang katkan.

Kekhawatiran KOI dengan situasi di Brasil, sebetulnya bukan cuma dirasakan atlet-atlet dari Indonesia. Seluruh dunia, setahun belakangan, memang menjadikan tuan rumah Olimpiade ke- 31 tersebut sebagai negara sorotan.

Menyusul situasi politik dan keamanan di dalam negeri Samba itu memuncak panas.

Kondisi di Brasil semakin membuat cemas banyak negara karena ditemukannya penyebaran virus Zika yang dianggap mematikan. Baru-baru ini, kondisi keamanan di Brasil semakin diperketat menyusul tertangkapnya sepuluh orang terduga terorisme. Situasi tersebut sempat dinilai sebagai ancaman dalam penyelenggaraan olimpiade.

Komandan Kontingen Olimpiade Indonesia (Cdm), Raja Sapta Oktohari, pun mengatakan imbauan serupa.

Sebagai komandan utama, kata dia, antisipasi agar terhindar dari situasi yang merugikan atlet-atlet tetap dipikirkan. Tuan rumah, kata dia, tentunya tetap memberikan jaminan pelaksanaan olimpiade tak terganggu.

Sementara itu, Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga di Kemenpora, Gatot Dewa Broto, juga mengatakan, pemerintah tetap me mantau situasi di Brasil. Gatot menyampaikan, kordinasi pemerintah dan perwakilan Indonesia di Brasil, sampai hari ini memberikan laporan tentang situasi dan keamanan di negera itu.

Gatot pun menyampaikan, agar para atlet hanya fokus dalam pertandingan.

Sebab, kata dia, olimpiade tahun ini menjadi satu momentum bangkitnya prestasi olahraga nasional di arena global. "Kami sangat optimistis akan ada emas yang bisa dibawa pulang dari olimpiade ini," kata dia.

Pemerintah pun, kata Gatot, siap memberikan kompensasi terbaik bagi para atlet yang berhasil naik podium di olimpiade tahun ini. Kata dia, uang tunai senilai Rp 5 miliar siap diberikan bagi atlet yang berhasil membawa medali emas. Uang kontan senilai Rp 2 miliar pun disiapkan untuk atlet yang berhasil memboyong medali perak. Sedangkan untuk peraih medali perunggu, akan diberikan Rp 1 miliar.    rep: Bambang Noroyono, ed: Abdullah Sammy

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement