Selasa 24 May 2016 18:00 WIB

PR Indonesia di Tunggal Putra

Red:

 

PBSI                                  

 

 

 

 

 

 

 

 

KUNSHAN -- Kegagalan Indonesia meraih gelar Piala Thomas 2016 tak terlepas dari minimnya kekuatan di nomor tunggal putra. Ini tercermin dari hasil babak final melawan Denmark, yang mana seluruh poin kekalahan terjadi pada nomor tunggal.

Legenda tunggal putra Indonesia, Rudy Hartono, mengakui problem yang terjadi di sektor perorangan itu. Menurutnya, ini adalah pekerjaan rumah bagi seluruh pihak agar kembali membangkitkan hegemoni nomor tunggal putra.

"Tunggal putra kita sekarang ada pemain muda. Tetapi bukan jaminan. Harus dilatih dengan cara benar-benar tepat. Pemain tunggal harus sadar diri. Harus mandiri. Harus memiliki keinginan menambah porsi latihan, baik fisik maupun teknik. Keduanya harus berbarengan," kata Rudy, Ahad (22/5) malam di Jakarta.

Pebulu tangkis muda juga disarankan Rudy untuk melihat perkembangan permainan mereka dari waktu ke waktu dan tidak boleh bergantung kepada pelatih. 

"Perkembangan permainan sekarang harus dia ketahui. Jangan hanya meminta arahan pelatih saja. Di lapangan, pelatih mukanya pucat, meringis kalau pemainnya tidak bisa berhasil. Ya begitulah, karena di dalam latihan tidak siap," ujar juara All England delapan kali ini.

Rudy menilai, secara teknik, nomor tunggal putra Indonesia tak pernah kekurangan bakat. Hanya saja, untuk menjadi seorang juara tak cukup dengan bakat semata. Namun juga mesti ditempa dengan mental baja dan fisik yang memadai.

"Karakter juara tidak hanya dengan ucapan, tetapi dengan bukti, salah satunya dengan latihan fisik, latihan meningkatkan daya tahan, latihan kecepatan, kekuatan. Itu terlihat track record-nya," tambah Rudy.

Pebulu tangkis, kata Rudy, juga harus mengevaluasi kekurangan dan kekalahan yang dialaminya serta jangan cepat berpuas diri. "Jangan cepat bangga hanya dengan masuk final. Sekarang masuk final, bisa enggak dua tahun lagi masuk final lagi?"

Di sisi lain, kapten tim Thomas Indonesia, Hendra Setiawan, justru meyakini dua tahun ke depan, sektor tunggal putra akan mencapai kematangannya.

Hendra menilai, selama turnamen Piala Thomas di Kunshan, China, para pemainnya sudah bermain maksimal, termasuk di nomor tunggal. Namun sayang, jam terbang mereka masih minim.

"Saya yakin, dua tahun mendatang, pemain-pemain muda kami sudah siap merebut gelar. Turnamen ini adalah modal bagi mereka," kata Hendra di Kunshan, Ahad (22/5).   ed: Abdullah Sammy

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement