Senin 15 Feb 2016 14:00 WIB

Rio dan Tempelan Penggalan Ayat Kursi

Red:

 

Antara/Alastair Staley

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar atau stiker apa yang kita pikirkan untuk ditempelkan di sebuah dinding mobil balap? Emblem-emblem sponsor sudahlah tentu. Tetapi, kiranya cuma Rio Haryanto yang menambahi tempelan ayat suci Alquran di kokpit jet balap tunggangannya.

Penggalan surah al-Baqarah ayat 225 sengaja dia tempelkan di kuda besi tercepat di dunia selama berlaga di balapan. Calon bepalap Formula One (F-1) pernah mengakui, selama melintas di aspal balapan, ia kerap melafazkan ayat singgasana itu selama melaju di atas lebih dari 200 kilometer per jam.

"Mama menyuruh saya. Kebiasaan itu nggak boleh ditinggalkan," kata Rio saat ditemui di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), pekan lalu. Membaca Alquran pun, kata dia, sudah menjadi semacam ritual rutin dalam setiap mengendarai mobil balap.

Ibunda Rio, Indah Pennywati, kepada Republika, Ahad (14/2) menerangkan, putranya itu memang terlahir dari budaya dan beragama yang baik. Kakeknya, HA Soetantyo, ikut menanamkan fondasi sosial dan keislaman yang baik. Sejak lahir pada 22 Januari 1993, di Surakarta, Jawa Tengah (Jateng), kata dia, Rio sudah akrab dengan nilai-nilai ibadah.

Dan itu, dikatakan Indah, memang satu hal yang tak boleh lekang. Meski anaknya melanglang buana mengejar karier profesional sampai ujung dunia, Indah hanya meminta putranya itu agar tak lupa akan menegakkan ibadah dan memuji kebesaran ilahi yang membukakan jalan terbaik untuknya. Hal itu, dikatakan dia, ditaati Rio dengan kebiasaan yang sadar.

Selain menjadikan ayat kursi dan hafalan ayat-ayat suci Alquran sebagai irama setiap aksi balapannya, Rio dalam sebuah pengakuan juga mengatakan, shalat Tahajud salah satu jalan nyaman baginya untuk mengimbangi kebimbangan. Terutama, kata dia, selama menunggu kepastian dari tim balapannya, untuk mendapatkan tiket balapan F-1 musim ini.

Sembari menunggu, kata dia, beraktivitas dengan para santri di pondok pesantren milik keluarganya menjadi kesenangan lain. Indah menambahkan, Rio memang kerap menyambangi Ponpes Al-Hikam di tempat kelahirannya jika sedang berkunjung ke Surakarta. "Ponpes memang bikinan kakeknya," ujar Indah. Namun, kata Indah, Rio ikut terlibat memakmurkan ponpes tersebut.

Nama Rio belakangan memang menjadi buah bibir banyak kalangan. Ada yang menilai ironis tentang nasibnya menuju balapan F1. Tetapi, tak ada satu pun yang mengeluarkan nada sumbang tentang jalan terjal Rio menuju balapan paling bergengsi di dunia itu. Semua kalangan mendukung putra terbaik bangsa Indonesia itu melintasi aspal F-1, meski pemerintah mundur dari tanggung jawab soal pendanaan awal.

Saat ini masa kritis Rio menuju F1 sudah mulai reda. Pekan lalu, Kiky Sport, selaku tim menejemen Rio di Indonesia, sudah melunasi uang panjar Rp 3 juta euro atau senilai Rp 45 miliar ke Manor Grand Prix Racing Team selaku tim balap yang menjanjikan satu kursi untuk Rio menuju F1 musim ini.

Sebetulnya uang panjar itu sudah lewat pada Jumat (5/2). Namun, Manor memberikan tenggat waktu sampai satu pekan tambahan. Pada Kamis (11/2), dalam konferensi persnya, Rio ditemani Indah mengatakan, pembayaran panjar itu sudah terlunasi tanpa menggunakan uang negara.

Hanya, lantaran pembayaran dilakukan di masa injury time, Kiky Sport harus berutang kepada salah satu bank swasta sebesar 5,5 juta euro untuk membayar ke Manor. Selanjutnya, dikatakan dia, sampai akhir Februari mendatang, Manor bakal memutuskan, apakah Rio bakal dikabulkan untuk tampil di F1 musim ini. Oleh Bambang Noroyono, ed Fernan Rahadi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement