Senin 19 Mar 2012 17:35 WIB

Dari 'Black Angel' ke 'Dunia Mel': Bagaimana Menyulap Ide Sederhana

Ilustrasi
Ilustrasi

Saya belum punya pengalaman banyak seputar dunia penulisan. Saya baru menerbitkan beberapa buku yang masih bisa dihitung dengan jari. Bulan Januari kemarin, dua novel saya baru saja diterbitkan oleh penerbit yang berbeda. Keduanya berangkat dari ide yang sederhana. Bagaimana bisa "disulap" menjadi naskah yang tidak biasa versi saya? Saya ingin cerita sedikit tentang keduanya.

1. "Black Angel"

Naskahnya sendiri sudah selesai tahun 2010, namun baru tahun ini diterbitkan oleh Stiletto Book. Mungkin ini menjadi salah satu naskah paling nyaman yang pernah saya tulis. Pengerjaannya pun lumayan cepat. Padahal ceritanya sendiri tidak sederhana. Akan tetapi saya seperti melebur dengan tokoh utama dan dengan mudah menulis halaman demi halaman.

Ide awalnya hanya dari nama "AVRIL" waktu menyaksikan potongan konser Avril Lavigne di MTV. Ini kemudian dipadu dengan "Pesta Kunci" dan "Permainan Borgol" yang pernah saya lihat di salah satu serial kriminal luar.

Biasa saja, kan? Tidak ada yang luar biasa. Namun sebagai penulis, kita tentu tidak ingin naskahnya tetap "biasa" saja, bukan? Begitu juga saya. Akhirnya, saya pun memutar otak, memberdayakan sel-sel kelabu itu. Salah-satu bagian "Black Angel" menceritakan perselingkuhan antara ayah Avril. Kalau berselingkuh dengan sekretaris kan sudah sangat umum. Tapi pasti sangat berbeda ketika berselingkuh dengan sekretaris yang berjenis kelamin laki-laki. Itu yang saya lakukan.

Avril yang melihat perselingkuhan ayahnya pasti terpukul. Setelahnya apa? Apa lantas menjadi pemarah dan mengkonsumsi narkoba? Banyak yang melakukan itu, tapi saya memilih agak berbeda. Marahnya Avril dilampiaskan dengan cara yang sedikit beda.

2. "Jungkir Balik Dunia Mel"

Diangkat menjadi novel oleh penerbit Bentang Belia, novel ini sangat istimewa. Bagaimana tidak? Setelah saya kirim ke sebuah penerbit dan terkatung-katung selama setahun penuh tanpa jawaban pasti, naskah ini justru di-ACC Bentang Belia dalam waktu 16,5 jam saja. Buat saya pribadi, ini adalah rekor yang luar biasa.

Ide awalnya sendiri dari tisu. Remaja kan selalu penuh rasa ingin tahu sehingga dipenuhi aneka pengalaman unik. Berangkat dari kisah nyata yang pernah dialami teman saya saat SMP dulu. Dada yang masih "rata" ternyata menggelisahkannya. Akhirnya si teman ini pun mencoba jalan pintas: memasukkan segepok tisu agar dadanya menjadi "penuh". Pengalaman itu biasa saja, mungkin banyak orang yang mengalami hal-hal yang lebih dahsyat lagi di masa remaja.

Ide itu kemudian saya olah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah naskah novel teenlit. Apakah saya membuat naskahnya seperti teenlit kebanyakan. Maaf, saya tidak sombong saat saya jawab "tidak".

Satu hal yang pasti, saya ingin naskah ini punya ciri khas yang --menurut pengetahuan saya pribadi-- belum banyak ditemukan pada novel sejenis. Alhasil saya membuat susunan bab yang acak. Artinya, bab pembuka novel ini bukan bab satu, melainkan bab empat. Kemudian dilanjutkan dengan bab 1, bab 6, bab 7, bab 9, bab 2, dan seterusnya

Kenapa hal ini memungkinkan? Karena saya membuat alurnya maju mundur. Selain itu, saya melengkapi novel ini dengan footnote dan quote. Footnote dimaksudkan untuk menambah ilmu para pembaca remaja ini, meski hanya sedikit. Saya menyertakan beberapa fakta sains di sana.

Sementara quote sendiri bukanlah quote milik tokoh terkenal. Akan tetapi quote para tokoh utamanya yang merupakan ringkasan tiap bab. Berikut salah satu contohnya.

 

"Cinta itu mirip jelangkung. Datang tak dijemput, pulang tak diantar. Bisa pergi tanpa permisi dan hadir tanpa diundang." (Fika)

Cerita kedua novel ini memang sangat berbeda. Namun saya berusaha untuk memastikan satu hal: tiap bab harus dipenuhi kejutan (terutama di bagian akhir). Sehingga para pembaca penasaran dan terus membaca. Satu hal lagi, saya juga selalu berusaha untuk menulis apa yang saya akrabi, supaya lebih mudah. Segala yang dekat dengan keseharian rasanya lebih gampang dituangkan menjadi tulisan dan membuat cerita lebih bernyawa.

Jadi, kalau Anda punya ide yang sederhana, jangan khawatir. Kembangkan saja. Yakinlah bahwa ide Anda pasti juga bisa jadi luar biasa.

Indah Hanaco

[email protected]

Penulis novel Black Angel dan Jungkir Balik Dunia Mel.

Rubrik ini bekerja sama dengan komunitas penulis perempuan

Women Script & Co

[email protected]

@womenscriptco

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement