Selasa 23 Oct 2012 01:00 WIB

Bangalore 9.26: Eratnya Diaspora Indonesia di Jepang dan India

Rumah Mukesh Ambani di Mumbai India
Foto: Indiatoday
Rumah Mukesh Ambani di Mumbai India

REPUBLIKA.CO.ID,Raibnya dompet Ibu Makkarennu dalam suatu forum yang terhormat menginspirasi tulisan ini. Saya menyebutnya Bangalore 9.26 yang merujuk pada seminar internasional di Bangalore, India, 26 September 2012.

Walau sempat membuncah semalam, kepanikan pun segera menjalar ke Jepang tempatnya melanjutkan studi Ph.D. di The United Graduate School of Agricultural Sciences (UGAS) Ehime University. Sinyal tanda bahaya dibunyikan segera oleh PPI Ehime dan Presidium PPI Jepang. Kemudian berlanjut ke KJRI Osaka, milis PPI Dunia (OISAA), serta Ketua PPI India dan Ketua Simposium Internasional (SI) PPI Dunia di India.

Tidak tanggung-tanggung, tidak hanya uang yang hilang, namun juga kartu visa, KTP, paspor, visa dan re-entry permit Jepang. Segera Sekretaris KJRI Osaka menyarankan untuk mengontak KJRI Mumbai. Di India, adalah Stevan Chondro dan Didi Rahmadi yang menjabat sebagai Ketua PPI India dan Ketua SI PPI Dunia, yang akhirnya membantu dengan sigap.  Tak sampai 2 menit, pesan di inbox facebook Mas Chondro berbalas. 

Di tempat lain, di tengah-tengah kesibukan mempersiapkan SI PPI Dunia di India, Mas Didi turut memberikan nomor kontak mahasiswa Indonesia di Bangalore. Panggilannya Satya, kabarnya baru 3  bulan tiba dari Jakarta. Bantuannya sangat luar biasa, mulai dari tempat seminar, kamar hotel hingga bandara.

Lega rasanya, pada Jumat siang, 28 September 2012, Makkarennu telah tiba di KJRI Mumbai dan mendapatkan paspor barunya. Ketanggapan Bapak Indra Kusuma, Bapak Leon dan petugas KJRI Mumbai sangat luar biasa. Belum lagi mereka berusaha keras melobi perwakilan Jepang di Mumbai untuk mendapatkan re-entry permit ke Jepang bagi Makkarennu. Namun gagal, karena pihak perwakilan Jepang di Mumbai membutuhkan surat kuasa dari kantor imigrasi di Jepang. 

Kekompakkan PPI India dan KJRI Mumbai juga terjadi di PPI Ehime, KJRI dan KBRI Jepang. Mereka memblokir kartu visa, menghubungi kantor internasional Ehime University dan mengusahakan surat keterangan dari UGAS Ehime University guna memperoleh re-entry permit dari imigrasi Jepang di Matsuyama. Kini semuanya telah membaik. Apalagi Rabu lalu, 3 Oktober 2012, panitia seminar mengabari bahwa paspor Ibu Makkarenu telah dikembalikan ke panitia via pos. Minna San, arigatou gozaimasu (Indonesia: rekan-rekan semua, terima kasih).

 

Penulis: Atus Syahbudin

Deputi Direktur Pusat Kajian Strategis (PUSKAJI) PPI Dunia 2012/2013, tinggal di Jepang

 

 

 

 

 

 

Rubrik ini bekerja sama dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia

sumber : PPI
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement