Senin 23 Jul 2012 20:14 WIB

Mereka Bilang 'Bom Sao Joao'

ppi
Foto: ppi
ppi

REPUBLIKA.CO.ID,Papan menit kedatangan bus itu, tengah malam menunjukkan angka 14 derajat celcius. Suhu ini kalau di Indonesia sangat dingin. Namun, karena ini musim panas di Portugal, cukuplah selapis baju dengan kardigan untuk menahan dingin dan angin malam.

 

Kota ini semalam tidak tidur. Braga terjaga dengan baiknya, semua orang keluar rumah, dari anak kecil hingga orang tua tumpah ruah di pusat kota. Mereka berduyun-duyun datang baik berjalan kaki maupun dengan mobil. Bahkan ketika waktu sudah menunjukkan tengah malam, kemacetan mobil terjadi karena mungkin sulit menemukan tempat parkir. Sementara para pejalan kaki berombongan masih tampak berduyun-duyun datang ke pusat kota.

 

Antusiasme ini luar biasa, dan menurut saya ini adalah perayaan terbesar di kota ini. Bila dibandingkan dengan tahun baru dan natal, perayaan ini 3 atau 4 kali lebih besar.

 

Dengan kekhasannya ''ikan sarden'' bakar, di hari inilah sarden dijual dengan harga yang sangat tinggi. Walau demikian perayaan ini tak bisa dibiarkan begitu saja tanpa menikmati sarden. Jam 8 malam yang masih terang benderang membuat para warga bersemangat menyesaki pesta rakyat dadakan di setiap distrik dengan makan sardin sepuasnya atau menyesaki restoran dadakan yang berdiri di taman kota pusat perayaan ini.

 

Tahun ini Braga rupanya memiliki uang, selain kembang api yang meletup-letup seperti biasanya, kali ini ada parade tradisional Portugis di tengah jalan utama kota. Dan nampak beberapa stasiun TV sepertinya mengabadikan acara ini. Namun, yang paling menyenangkan adalah perayaan ini benar-benar pesta rakyat yang dinikmati oleh seluruh rakyat. Mereka ambil bagian dengan intens dan terlibat dalamn acara ini.

 

Yah...inilah Sao Joao atau St. John yang beberapa hari ini patungnya sudah mengambang di sungai kota dekat taman. Perayaan sebagai pertanda musim panas dimulai. Penduduk merayakannya dengan turun ke jalan sambil membawa palu plastik untuk dipukulkan di atas kepala siapa saja yang ditemui. Di malami itu, semua orang yang dipukul tidak boleh marah, kadang malah saling bertukar senyum dan pukulan.

 

Yah..mereka bilang "Bom Sao Joao" dan pagi ini, Braga seperti kota mati.

oleh: Zulaikha Budi Astuti,

Mahasiswa Master Urban Engineering di Universidade do MInho Portugal

sumber : ppi
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement