Kamis 19 Oct 2017 00:23 WIB

Sudah Siapkah Masyarakat Indonesia Hadapi MEA?

Peneliti IPB meneliti kesiapan masyarakat menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Foto: Dok IPB
Peneliti IPB meneliti kesiapan masyarakat menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Sudah siapkan masyarakat Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)? Sekelompok peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan penelaahan terhadap pemberdayaan konsumen di bidang pangan untuk menghadapi tantangan MEA.

 

Hasilnya, ternyata sebagian besar konsumen produk pangan yang diteliti tidak mengetahui adanya MEA dan belum memiliki kesiapan menghadapi MEA. Para peneliti tersebut adalah Dr  Megawati Simanjuntak dan Dr  Lilik Noor Yuliati yang melakukan pengembangan model pemberdayaan konsumen di bidang pangan.

Selama bulan Maret hingga Oktober 2016,  penelitian dilakukan di Kelurahan Pasir Jaya dan Kelurahan Kedung Badak yang keduanya merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak di Kota Bogor. Penelitian dilakukan menggunakan desain cross sectional study dengan metode survei. Adapun setengah dari jumlah responden merupakan ibu rumah tangga dengan kategori usia dewasa lanjut, dan 62,4 persen memiliki keluarga kecil. Dari segi pendidikan, responden tamat sekolah dasar menempati porsi terbesar.

Megawati Simanjuntak menyampaikan hasil dari penelitian ini diketahui bahwa masyarakat telah  memiliki keterampilan dasar dan pengetahuan produk pangan yang  cukup baik berdasarkan indeks keberdayaan konsumen (IKK). Adapun angka tersebut lebih tinggi dibanding dengan pengetahuan masyarakat akan perundang-undangan dan lembaga perlindungan konsumen maupun perilaku komplain.

Menurut kategori IKK yang juga diteliti, sebanyak 74 persen responden telah memahami hak dan kewajibannya sebagai konsumen meskipun belum melaksanakan hak dan kewajiban tersebut.

“Diikuti oleh data yang menunjukkan hubungan konsumen dengan MEA, hasil yang diperoleh ialah sebanyak 95 persen responden belum mengetahui apa itu MEA. Responden pun belum siap terhadap hadirnya MEA. Meskipun begitu pendapat mereka terhadap maraknya produk luar negeri yang akan beredar di pasaran, mereka akan tetap memilih produk lokal dalam negeri,” kata Megawati dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (18/10).

Ia menambahkan, meneliti perilaku masyarakat sebagai konsumen, melalui penelitian tersebut diidentifikasi keberdayaan dan kesiapannya dalam menghadapi MEA. “Adapun menurut hasil yang diperoleh keberdayaan konsumen di Indonesia masih rendah, menyebabkan pentingnya mencari model yang tepat sebagai dasar bagi pengambilan keputusan kebijakan ketahanan pangan,” tuturnya.

Ia juga menyebutkan, “Pemerintah dan lembaga-lembaga terkait dapat mengadopsi model tersebut sebagai alternatif langkah strategis dalam melakukan pendidikan dan perlindungan konsumen di Indonesia.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement