Ahad 01 Oct 2017 21:37 WIB

Rayakan Dies Natalis, UST Gelar Wayangan

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Angga Indrawan
Wayang Kresna
Wayang Kresna

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Sebagai langkah untuk melestarikan budaya, Universitas Sarjanawisata Tamansiswa (UST) Yogya menggelar pertunjukan wayang, Sabtu (30/9). Pagelaran itu dilaksanakan sekaligus sebagai perayaan Dies Natalis UST yang ke-62.

Rektor UST, Pardimin mengatakan, UST memang rutin setiap tahun menggelar pertunjukan wayang setiap merayakan Dies Natalis. "Tujuanya tak lain adalah sebagai wujud apresiasi dan pelestarian terhadap warisan budaya," katanya saat memberi sambutan dalam kegiatan yang digelar di Gedung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UST, Sabtu (30/9).

Menurut dia, pertunjukan dimulai pada pukul 21.00 WIB hingga menjelang subuh. Pertunjukan itu dipimpin oleh Dalang Ki Seno Nugroho dan dihadiri oleh bintang tamu Dalijo Angkring dan Rini Widyastuti. Tema cerita wayang yang diusung berjudul "Mbangun Candi Sapto Argo".

Sebenarnya UST sudah sejak lama menggelar pertunjukan wayang, namun tidak rutin. Setelah Pardimin menjabat sebagai Rektor pada 2011, ia pun berkomitmen untuk secara konsisten menggelar wayangan setiap tahun.

"Ini komitmen kami. Karena UST tak hanya mengusung Tri Dharma, namun Catur Dharma," ujar dia. Artinya, UST berkomitmen untuk berperan dari aspek pendidikan, penelitian, pengabdian serta aspek kebudayaan. Pagelaran ini merupakan salah satu realisasi dari Catur Dharma yang keempat terkait bidang kebudayaan.

Latar belakang dari digelarnya pertunjukan ini adalah karena keprihatinanya akan minimnya generasi mudah terhadap pertunjukan wayang. Ia berharap, dengan adanya kegiatan ini maka dapat menggungah kesadaran generasi muda terutama di lingkungan civitas akademika untuk dapat menyemarakan pertunjukan wayang yang merupakan salah satu warisan budaya Indonesia.

Ketua Umum Majelis Luhur Tamansiswa Yogyakarta, Sri Edi Swasono menyampaikan, ini merupakan langkah dalam mendorong masyarakat agar masyarakat dapat lebih menghargai wayang, mengingat, wayang telah diakui sebagai world heritage. Sedangkan untuk tema yang diangkat kali ini adalah tema yang berkaitan dengan rencana UST ke depannya.

Untuk lebih menarik perhatian masyarakat, UST juga menyiapkan door prize bagi penonton. Perpaduan antara pertunjukan dan pengadaan door prize itupun berhasil membuat lokasi pertunjukan dipenuhi oleh penonton yang terdiri dari berbagai kalangan. UST sendiri tidak mewajibkan mahasiswanya untuk mengikuti pertunjukan itu agar tidak ada rasa terpaksa dari mahasiswa. Oleh karenanya UST tetap mengumumkan pertunjukan itu namun sifatnya hanya sebuah himbauan kepada mahasiswa untuk turut memeriahkan pertunjukan wayang tersebut.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement