Kamis 30 Dec 2010 02:17 WIB

Lagi, Erupsi Bromo Muntahkan Lava Pijar

Rep: Asan Haji/ Red: Djibril Muhammad
ilusttrasi
ilusttrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PASURUAN-–Erupsi Gunung Bromo masih belum berhenti. Bahkan, erupsi mayor dengan mengeluarkan lava pijar terjadi lagi sekitar pukul 02.01 WIB, Rabu (29/12) dini hari. Materialan lava pijar merah membara itu bercampur dengan materialan lainnya. Misalnya, abu vulkanik, pasir, krikil dan bebatuan. "Kejadiannya memang singkat, sekitar 32 detik," kata Suyanto, warga Penanjakan, Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, saat dihubungi via telepon selularnya.

Dia menceritakan bahwa lava pijar merah membara itu terlontar dari perut kawah Bromo dengan ketinggian sekitar 100 meter. Bahkan, menurut dia, sebelum lava pijar itu keluar, sempat terdengar suara gemuruh. Kala gemuruh itu terdengar, Suyanto menyempatkan diri keluar dari kediamannya. Dia curiga, Bromo mengeluarkan letusan besar. Ternyata, dugaannya tidak meleset. Seab, sesaat kemudian, dia melihat lava pijar yang keluar dari kawah Bromo itu.

Setelah itu, kata dia, kepulan asap Bromo yang berwarna hitam pekat tidak terlihat lagi. Sebab, terhadap gelap gulitanya malam hari. Dia hanya merasakan suara materialan jatuh yang terdengar seperti suara hujan. Kejadian tersebut diakui Kepala Bidang Mitigasi Bencana Geologi PVMBG, Gede Suantika. "Memang benar, semalam sempat terjadi erupsi mayor yang diwarnai keluarnya lava pijar. Tapi, itu hanya sebentar," kata dia saat dikonfirmasi via handphone selularnya.

Dia menjelaskan erupsi mayor itu didahului dengan gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo37-40 mili meter selama 32 detik. Sedangkan gempa tremor masih terjadi secara terus menerus antara 33-35 mili meter. Sedangkan secara visual, asap yang keluar dari kawah Bromo berwarna hitam pekat coklat kemerah-merahan. Ketinggian asap itu mencapai sekitar 1100-1200 meter.

Aktivitas Gunung Bromo sampai saat ini masih bergejolak dan terus mengeluarkan material pijar berupa kerikil dan pasir yang disertai abu vulkanik setinggi 1.200 meter. Asap berwarna hitam pekat itu mengikuti arah angin yang sering berubah-ubah. Namun, arah angin lebih banyak mengarah ke arah Timur dan Utara. Sehingga, kawasan Probolinggo, khususnya Cemoro Lawang, Ngadisari, Kecamatan Sukapura menjadi sasaran utama hujan abu vulkanik Bromo itu.

Kendati demikian, diakui dia, jika status siaga Bromo masih belum bisa ditingkatkan menjadi awas. Alasannya, bahaya primer Bromo masih belum menyentuh pemukiman warga.  Materialan Bromo berupa pasir, krikil dan bebatuan yang membara itu masih terjatuh di kawasan kawah dan kaldera Bromo.

"Status Bromo bisa ditingkatkan menjadi awas, kalau bahaya primer itu sudah melanda kawasan peukiman. Tapi, kami sudah merekomendasikan agar anak-anak dan lansia diungsikan  untuk sementara. Karena debu vulkanik yang mengandung blerang bisa membahayakan kesehatan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement