Jumat 01 Sep 2017 17:56 WIB

Sineas Purbalingga Sabet Dua Kategori di FFKHN 2017

Papan Anggaran Desa meraih video citizen journalism terbaik untuk kategori pelajar di ajang FFKHN
Foto: clc purbalingga
Papan Anggaran Desa meraih video citizen journalism terbaik untuk kategori pelajar di ajang FFKHN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua dari tujuh nominasi film dan video sineas Purbalingga terpilih sebagai yang terbaik pada ajang Festival Film Kawal Harta Negara (FFKHN) 2017. Malam Penganugerahan digelar pada (29/8) malam di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta Pusat.

 

Keduanya yaitu “Papan Anggaran Desa” sutradara Asyrof Zahirillah produksi Sabuk Cinema SMA Negeri Bukateja sebagai Video Citizen Journalism (VCJ) Terbaik kategori pelajar dan “Beras Bosok Kanggo Rakyat” sutradara Firman Fajar Wiguna produksi Brankas Film SMA Negeri 2 Purbalingga sebagai Film Dokumenter Pelajar Terbaik.

 

Firman Fajar Wiguna merasa senang karena proses produksi film tentang beras busuk di Kabupaten Purbalingga yang baginya menegangkan membuahkan hasil.

“Penghargaan ini memberi semangat kami, untuk terus kritis terhadap apa yang terjadi di lingkungan kami dengan film,” ujar siswa kelas XI ini.

 

Dokumenter Firman tentang Program Pemerintah Rastra (Beras Sejahtera) yang dulu bernama Raskin (Beras untuk Rakyat Miskin) yang dalam penerapannya tidak menjadikan rakyat sejahtera. Namun justru menambah beban hidup rakyat miskin. Sebuah lingkaran setan, yang entah, dimana letak kecurangannya.

 

Sementara VCJ “Papan Anggran Desa” menyoroti tentang desa yang sudah transparan terkait penggunaan dana desa dan desa yang belum transparan di Kabupaten Purbalingga. Bentuk transparansi atau keterbukaan pemerintah desa pada warga ini dengan cara mempublikasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) di ruang publik dengan papan atau baliho.

 

Menurut Asyrof Zahirillah, mengawal dana negara tugas semua warga negara, termasuk pelajar.

“Tidak hanya dana desa yang harus dikawal, tapi juga penggunaan dana di sekolah. Saya akan mengajak adik-adik kelas di ekskul sinematografi kami untuk mengawal penggunaan anggaran sekolah dengan film,” tutur siswa yang sudah duduk di bangku kelas XII.

 

Sementara salah satu juri, Ary Nugroho, mengatakan film-film karya pelajar Purbalingga selalu menawarkan bentuk keberanian.

“Keberanian dalam proses pembuatannya. Tidak gampang seusia pelajar mengungkap suatu perkara dengan model investigasi lengkap,” jelasnya.

 

FFKHN yang diselenggarakan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) dan United States Agency for International Development (USAID) ini rencananya akan menggunakan film dan video pemenang dan nominasi sebagai materi kampanye mengawal harta negara bagi BPK.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement