Selasa 15 Aug 2017 21:40 WIB

Mapala UI Siap Kibarkan Merah Putih di Tebing Puruk Sandukui

Foto tebing Puruk Sandukui dari kejauhan. Diambil dari dalam hutan sisi utara yang mengelilingi tebing. Disini terlihat bentuk unik tebing  tersebut yaitu puncak utamanya yang menyerupai jari telunjuk mengarah ke atas
Foto: Mapala UI/Gregorius Benhard Praga
Foto tebing Puruk Sandukui dari kejauhan. Diambil dari dalam hutan sisi utara yang mengelilingi tebing. Disini terlihat bentuk unik tebing tersebut yaitu puncak utamanya yang menyerupai jari telunjuk mengarah ke atas

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Memperingati HUT RI ke-72, Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) mengirim dua tim ekspedisi untuk mengibarkan bendera Merah Putih di dua tempat terpelosok Indonesia. Kedua tempat tersebut adalah Tebing Puruk Sandukui di Kalimantan Tengah dan Gua Hatusaka di Maluku Tengah.

Ekspedisi Tebing Puruk Sandukui diikuti oleh delapan anggota Mapala UI. Tim telah bertolak dari Sekretariat Mapala UI, Kampus UI Depok pada 12 Agutus kemarin. Tim akan mulai melakukan pemanjatan dengan teknik Himalayan pada 17 Agustus esok.

Kemudian, Tim direncanakan akan mencapai puncak tebing pada tanggal 24 Agustus 2017 dan mengibarkan bendera Merah Putih untuk pertama kalinya di puncak tebing perawan ini.

Selain Tim Pemanjat, dalam ekspedisi ini juga terdapat Tim Eksplorasi Budaya. Tim tersebut akan menggali potensi kekayaan alam dan budaya yang dimiliki Suku Dayak Ot Danum yang bermukim di Desa Tumbang Hatung dan Tumbang Napoi. Ot Danum adalah salah satu suku Dayak yang berada di sekitar Puruk Sandukui.

Tim Eksplorasi akan mengumpulkan informasi mengenai tato Dayak, kerajinan tangan dan pengobatan tradisional Ot Danum, kemudian akan menyusun sebuah karya tulisan serta video dari informasi yang telah didapat.

“Tebing ini bikin merinding, berdiri dengan gagah dengan tinggi kira-kira 250m - 300m seperti jari telunjuk”, ujar Gregorius Benhard Praga (M-1010-UI), setelah melakukan survei pada Juni 2017 lalu.

Selain di puncak tebing perawan Kalimantan, Merah Putih juga akan dikibarkan oleh empat anggota Mapala UI di Gua Hatusaka, yaitu gua terdalam di Indonesia yang terletak di Taman Nasional Manusela, Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Seram, Maluku. Gua ini memiliki total kedalaman -388 meter dengan entrance pada ketinggian ± 900 mdpl.

Taman Nasional Manusela merupakan kawasan konservasi yang meliputi 75 persen Kabupaten Maluku Tengah. Kawasan yang kaya akan batu gamping ini memiliki potensi besar dalam kegiatan speleologi. Potensi tersebut salah satunya berupa banyaknya gua-gua yang belum pernah ditemukan dan dieksplor.

Dengan tujuan ingin menjadi tim Indonesia pertama yang berhasil mencapai titik terdalam gua tersebut, Tim Manusela Speleology Expedition berangkat ke Maluku Tengah, pada 5 Agustus 2017. Dalam ekspedisi, tim juga akan melakukan penelitian berupa pencarian, pemetaan dan eksplorasi gua-gua baru di kawasan Taman Nasional Manusela berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Penginderaan Jauh yang masih sangat jarang diterapkan oleh penelusur gua di Indonesia.

“Kedua ekspedisi ini diharapkan dapat membantu mengembangkan potensi wisata yang ada di masing-masing daerah tujuan. Tebing Puruk Sandukui di Kalimantan serta berbagai gua baru yang akan dipetakan oleh tim Manusela Speleology Expedition di Maluku ini, akan kami rekomendasikan untuk menjadi tempat wisata kegiatan alam bebas pada pemerintah setempat,” ujar Yohanes Poda Sintong (M-954-UI) selaku Ketua Mapala UI.

Selain bertujuan mendongkrak potensi wisata Kalimantan dan Maluku, kedua ekspedisi ini merupakan wujud kecintaan para anggota Mapala UI terhadap NKRI.

Mapala UI adalah organisasi mahasiswa taraf universitas. Sejak berdiri 52 tahun yang lalu, organisasi ini aktif dalam kegiatan alam bebas serta penelitian dan aktivitas yang bertema lingkungan.

Sebagai pelopor kegiatan pecinta alam di Indonesia, Mapala UI telah memiliki lebih dari 1000 anggota dan sering melakukan berbagai ekspedisi yang beragam. Salah satunya adalah ekspedisi panjat di Tebing Trikora, Pegunungan Papua Tengah pada 2013 lalu yang berhasil membuka pemanjatan direct di tebing tersebut. Ekspedisi lainnya yang baru saja terlaksana dengan suskes adalah Wonogiri Caving Expedition, yang berlangsung pada tahun 2016.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement