Ahad 30 Apr 2017 06:04 WIB

Merakdampit dan Kegelisahan Para Penggarap Lahan Sewaan

Jalur menuju Merakdampit, Cimenyan, Kabupaten Bandung.
Foto: Tim Djelajah Priangan/Anggi
Jalur menuju Merakdampit, Cimenyan, Kabupaten Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, M.A.W Brouwer (1923-1991) seorang dari negeri Belanda yang telah lama tinggal di Bandung, Jawa Barat, pernah berujar "Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum". Pernyataan itu menjadi sangat familiar untuk sebagian warga Kota Bandung, terutama bagi yang sering melewati kawasan Asia Afrika karena terpampang di dinding bawah jembatan penyebrangan, persis di depan gedung PLN.

Mungkin tidak salah dengan pernyataan tersebut, tidak usah seluruh Pasundan, seputaran Bandung pun selalu menjadi tempat yang cocok untuk memanjakan mata, tidak percaya? Cobalah pergi ke daerah Merakdampit di Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung.

Menyusuri kawasan Bandung utara memang tidak akan pernah bosan. Selain soal pemandangan (terutama pemandangan langsung ke kota Bandung), kawasan Bandung utara menyimpan cerita tentang kawasan danau Bandung purba.

Sisa-sisa cekungan danau Bandung atau yang lebih dikenal dengan patahan Lembang yang masih kita bisa lihat jelas sampai sekarang. Rangkaian pegunungan Palasari yang terbentang dari Maribaya sampai ke kawasan Parongpong merupakan salah satu bukti tentang Patahan Lembang.

Untuk menuju kawasan Merakdampit ini, ada beberapa pilihan, mau dari kawasan Cicaheum terus naik ke atas lewat Jatihandap atau mau lewat kawasan Dago pakar. Tim Djeladjah Priangan bersama Komunitas Aleut, memilih jalur dari kawasan Dago Pakar, karena objek soal Bandung purba banyak kita lewati di Jalur ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement