Kamis 27 Apr 2017 18:20 WIB

Sintesa Jadi Wadah Pakar Neurosains di Indonesia

Vanaya Coaching Institute menginisasi terbentuknya asosiasi Sintesa (Sinergi Terapan Neurosains Indonesia) di Jakarta, Kamis (27/4).
Foto: istimewa
Vanaya Coaching Institute menginisasi terbentuknya asosiasi Sintesa (Sinergi Terapan Neurosains Indonesia) di Jakarta, Kamis (27/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vanaya Coaching Institute menginisasi terbentuknya asosiasi Sintesa (Sinergi Terapan Neurosains Indonesia) di Jakarta, Kamis (27/4). Asosiasi ini terdiri dari para pakar neourosains dari berbagai bidang yakni, kedokteran, pendidikan, industri, pemasaran, dan lain-lain.

"Perubahan yang begitu cepat ternyata menyebabkan tingkat stres para pemimpin dan pelaku industri semakin tinggi. Para pelaku industri dan kalangan profesional perlu dibekali dengan kemampuan berpikir yang tidak saja kreatif dan adaptif, tetapi juga terampil mengelola emosi," ungkap Lyra Puspa, ketua umum Sintesa sekaligus president Vanaya Coaching Institute, Kamis. 

Dia menjelaskan, situasi VUCA (volatility, uncertainty, complexity, ambiguity) membuat dunia bisnis semakin dituntut mampu berdaya saing tinggi di tataran global. Karenanya, perlu pendekatan pengenalan neourosains di dunia usaha.

Neurosains, jelas dia, yaitu ilmu neural (neural science) yang menjelaskan perilaku manusia dari sudut pandang aktivitas yang terjadi di otak. Ilmu yang semula lebih banyak dipakai bagi kalangan medis saat ini mulai diterapkan dalam industri, maupun praktik kepemimpinan organisasi.

"Sistem neuron atau sel saraf adalah unit paling kecil dari sistem saraf yang menerima dan membawa sinyal melalui kerja listrik dan kimiawi. Sistem listrik dan kimiawi yang terjadi di tingkat neuron ini yang memiliki hubungan yang sangat erat antara otak dengan pikiran dan perilaku manusia," ujar dia.

Menurut dia, Vanaya Coaching Institute sudah sejak lima tahun lalu memakai neourosains melalui metode coaching untuk korporat, leadership, wealth, business, hingga mengeluarkan sertifikasi kompetensi khusus bagi para coach.

Lewat pendekatan coaching neurosains, dikatakan bisa meningkatkan performa kerja hingga 70 persen, meningkatkan manajemen bisnis 61 persen, meningkatkan manajamen waktu 57 persen, dan meningkatkan efektivitas tim hingga 51 persen.

Terkait itu, Sintesa disebut hadir bukan untuk uang yang bersaing dengan pemburu uang lainnya yang sudah sedemikan banyak jumlahnya. "Asosiasi ini hadir untuk kualitas otak bangsa yang produktif dan memberi manfaat bagi kehidupan bangsa yang bermartabat," ujar Musa Asy'arie, guru besar UIN Sunan Kali Jaga yang juga ahli teologi, kosmologi, antropologi, serta kebudayaan.

Taufiq Pasiak yang juga pakar neurosains spiritual dan ketua Pusat Studi Otak dan Perilaku Sosial LPPM Universitas Sam Ratulangi menambahkan, kemajuan bangsa ini perlu dimulai dari kualitas manusia Indonesia yang sehat jasmani, mental, sosial, dan spiritual. "Untuk itu kita tidak bisa sendirian, perlu sinergi antar elemen masyarakat," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement