Senin 10 Oct 2016 12:46 WIB

Film Pelajar Purbalingga Berjaya di AFI 2016

Film hasil karya pelajar Purbalingga raih penghargaan di Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2016
Foto: CLC Purbalingga
Film hasil karya pelajar Purbalingga raih penghargaan di Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2016

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua film karya pelajar SMA Negeri Rembang Purbalingga, "Kami Hanya Menjalankan Perintah, Jenderal!" dan "Izinkan Saya Menikahinya" berhasil menggondol Piala Dewantara di ajang Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2016 yang berlangsung di Grand Kawanua Convention Centre, Manado, Sulawesi Utara, akhir pekan kemarin.

“Kami Hanya Menjalankan Perintah, Jenderal!” karya sutradara Ilman Nafai meraih Film Terbaik kategori Apresiasi Film Dokumenter Pelajar/Mahasiswa. Film ini bercerita tentang tiga eks-Cakrabirawa asal Purbalingga saat kejadian dimalam tragedi itu dan hari-hari setelahnya.

 

“Penghargaan ini untuk para korban ’65 yang selama ini tidak pernah mendapat pengakuan resmi Negara. Dan penghargaan bagi dunia film di Banyumas Raya. Karena film, kami jadi belajar bagian sejarah kelam Indonesia,” ujar Ilman Nafai, dalam keterangan tertulis, Senin (10/10).

 

Sementara film “Izinkan Saya Menikahinya” sutradara Raeza Raenaldy Sutrimo meraih Film Terbaik kategori Apresiasi Film Pendek Pelajar. Film yang diangkat dari kisah nyata ini berkisah tentang kebahagiaan Suryati yang terenggut lantaran sepucuk surat penolakan izin menikah dari atasan calon suaminya, Suryono, dengan alasan KTP kakek Suryati berlabel ET (eks-tapol).

 

Menurut Raeza, tidak mudah membuat film berlatar korban ’65 karena efeknya, ekskul sinematografi dimana selama ini mereka belajar film, dibubarkan sepihak oleh sekolah.

“Kami menganggap ini risiko berkarya, karena sejatinya tidak ada yang bisa membendung kreativitas. Beruntung, masih ada Cinema Lovers Community (CLC) yang menjaga kami,” tegas siswa yang sudah duduk di bangku kelas XII ini.

 

Sebelumnya, dua film yang diproduksi tahun 2016 di bawah bendera Gerilya Pak Dirman Film ini sempat menjadi Film Dokumenter dan Film Fiksi Terbaik Pelajar SMA se-Banyumas Raya di ajang Festival Film Purbalingga (FFP) Mei 2016 lalu.

 

Salah satu juri yang juga ahli filsafat, Tommy F Awuy mengatakan, kedua film ini menang karena pembuatnya yang masih pelajar, mengangkat tema menarik dalam sejarah Indonesia yang layak diketahui masyarakat umum.

 

Juri lain, Lukman Sardi, menilai film anak-anak desa ini mampu berbicara banyak dengan kesederhanaannya, namun tegas dalam pemilihan tema cerita.

“Film-film pelajar ini mampu memberikan suntikan semangat untuk tetap optimis dengan perkembangan perfilman Indonesia,” ujarnya.

 

Dalam setiap pergelaran festival yang digagas Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak 2012 ini, pegiat film Purbalingga selalu turut aktif meramaikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement