Sabtu 28 May 2016 22:32 WIB

Rumah Keluarga Indonesia Buka Konsultasi Kekerasan Perempuan

  Anak-anak mengikuti acara kampanye Gerakan Nasional Anti-kekerasan terhadap Anak dan Perempuan di Senayan, Jakarta, Ahad (14/2). (Republika/Yasin Habibi)
Anak-anak mengikuti acara kampanye Gerakan Nasional Anti-kekerasan terhadap Anak dan Perempuan di Senayan, Jakarta, Ahad (14/2). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Rumah Keluarga Indonesia membuka konsultasi untuk perempuan korban kekerasan demi memulihkan luka fisik dan psikis para perempuan, sekaligus mengantisipasi agar kejadian serupa tidak berulang di kemudian hari.

"Selama ini bidang perempuan dan ketahanan keluarga melalui Rumah Keluarga Indonesia aktif membuka konseling untuk masyarakat, khususnya perempuan korban kekerasan," kata koordinator Rumah Keluarga Indonesia Batam, Suryani di Batam Kepulauan Riau, Sabtu.

Konsultasi dilakukan melalui tatap muka, pesan singkat, serta media sosial. RKI sendiri memiliki empat orang konsultan, yang sebelumnya sudah dilatih.

Ia mengatakan kekerasan perempuan tidak melulu persoalan fisik, RKI banyak menerima konsultasi kekerasan psikis, meski ada pula kekerasan psikis yang berujung pada kekerasan fisik.

"Paling banyak kasus perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga. Kasus perselingkuhan tidak selalu berujung kekerasan fisik, psikis iya. Mana ada istri yang tidak tertekan suaminya selingkuh," kata perempuan yang juga anggota DPRD Kepri itu.

Menurut dia, faktor utama terjadinya kekerasan terhadap perempuan karena kurangnya iman dan akhlak serta faktor ekonomi. Contohnya suka berkata kasar dan tidak menghargai.

"Sebagai anggota dewan, saya mendesak kepada pemerintah, khususnya Pemprov Kepri untuk benar-benar melaksanakan Perda Perlindungan terhadap Perempuan," kata dia lagi.

Ia mengatakan harus ada penyadaran tentang tugas dan peran lelaki dan perempuan termasuk dalam hal ekonomi keluarga. Suryani juga mendorong agar perempuan berani melaporkan kasusnya ketika mengalami kekerasan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement