Selasa 26 Apr 2016 12:36 WIB

Pemuda Peduli Bengkulu Rehabilitasi Terumbu Karang Pulau Tikus

Dua orang nelayan melakukan tranplantasi terumbu karang di Pantai Bangsring, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (6/4).
Foto: Antara/Budi Candra Setya
Dua orang nelayan melakukan tranplantasi terumbu karang di Pantai Bangsring, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (6/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Forum Pemuda Peduli Bengkulu melanjutkan rehabilitasi terumbu karang Pulau Tikus sebagai aksi memperingati Hari Bumi 2016.

Koordinator Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Bengkulu, Feri Vandalis di Bengkulu, Selasa mengatakan penanaman rak terumbu karang dengan substrat semen merupakan yang kali ke dua digelar anggota forum itu.

"Ini kali kedua kami menanam rak terumbu karang untuk memulihkan kerusakan terumbu karang di Pulau Tikus," kata Feri.

Ia menjelaskan pada peringatan Hari Bumi 2015, anggota forum menanam sembilan rak dengan substrat semen di sekitar perairan pulau yang berjarak 10 mil laut dari Kota Bengkulu itu.

Transplantasi atau pencangkokan dengan metode yang diterapkan yaitu membuat rak dari besi dan semen untuk menempelkan terumbu karang.

Dengan metode tersebut menurut dia, persentase tumbuh cukup tinggi, mencapai 80 persen. Forum secara rutin mengamati pertumbuhan transplantasi terumbu karang tersebut.

Penanaman terumbu karang di perairan itu melibatkan sejumlah penyelam dari Komunitas Selam, Rafflesia Bengkulu Diving Club (RBDC).

Feri mengatakan kerusakan terumbu karang masih menjadi perhatian para aktivis lingkungan sebab kondisinya sangat memprihatinkan.

Penggunaan alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan dan berbagai aktivitas manusia lainnya ditengarai menjadi penyebab kerusakan terumbu karang di perairan itu.

"Kerusakan terumbu karang tentu berpengaruh terhadap abrasi Pulau Tikus yang awalnya dua meter tapi saat ini tersisa 0,6 meter," kata dia.

Padahal, Pulau Tikus memiliki fungsi strategis sebagai "benteng" bagi daratan Bengkulu untuk mitigasi bencana tsunami, sehingga pulau kecil yang ditopang terumbu karang seluas 200 hektare itu harus dilestarikan.

Selain itu, Pulau Tikus juga menjadi tempat berlindung para nelayan saat cuaca buruk.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement