Ahad 06 Mar 2016 08:10 WIB

Taman Suropati Chambers, Ubah Stereotip Mahalnya Belajar Musik

Rep: MG ROL 65/ Red: Hazliansyah
Ages Dwi Harso, pendiri komunitas Taman Suropati Chambers mengajarkan seorang anak bermain Cello
Foto: Republika/MG ROL 65
Ages Dwi Harso, pendiri komunitas Taman Suropati Chambers mengajarkan seorang anak bermain Cello

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memainkan alat musik seperti biola atau cello bukanlah perkara mudah. Selain biasa kursus yang dikenal mahal, diperlukan kemampuan berseni dalam memainkan alat musik jenis ini.

Namun ada sebuah komunitas yang mampu merubah stereotip ini, Taman Suropati Chambers (TSC).

TSC adalah sebuah komunitas yang bergerak pada seni musik. Jenis alat musik yang menjadi perhatian utama adalah alat musik gesek seperti biola, cello dan sejenisnya.

Komunitas ini berdiri pada tahun 2007, atas prakarsa dari seorang yang sangat peduli akan dunia seni yakni bapak Ages Dwi Harso. Sesuai namanya, komunitas ini dapat ditemui di Taman Suropati, Jakarta.

Bukan hanya sebuah komunitas, melainkan juga sebuah wadah untuk belajar mengenai alat musik gesek. Ia membuka pendaftaran bagi semua orang yang ingin belajar. Persyaratan utama dalam bergabung dikomunitas ini adalah niat.

“Pada dasarnya syarat utama dalam bergabung di komunitas ini adalah niat dan kemauan untuk belajar dan terus mau berkembang,” kata dia kepada Republika.co.id beberapa waktu lalu.

Satu hal yang sangat menarik mengenai komunitas ini, mereka menerima siapapun untuk bergabung tanpa melihat kondisi tertentu.

Terbukti saat Republika.co.id menemui komunitas ini. Pak Ages dengan sabar mengajarkan seorang anak yang terkena down syndrome, Dewa (12 tahun) bermain cello. Dengan keterbatasannya, Dewa sangat ingin belajar memainkan alat musik cello.

Ini menunjukkan bahwa TSC ini tidak memandang bulu dalam menularkan ilmunya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement