Selasa 09 Feb 2016 11:12 WIB

LISUMA Gunadarma Berbagi Kebahagiaan di Wisma Tuna Ganda

Kegiatan Bakti Sosial yang digelar LISUMA Gunadarma
Foto: dok: Lisuma Gunadarma
Kegiatan Bakti Sosial yang digelar LISUMA Gunadarma

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam oraganisasi Lingkar Studi Mahasiswa (LISUMA) Gunadarma menggelar kegiatan bakti sosial, Ahad (7/2) kemarin.

Bertempat di Wisma Tuna Ganda, Cimanggis, Depok, LISUMA melakukan kegiatan berbagi dengan mengusung tema "Lebih Dekat dengan Membangun Kebersamaan dan Lebih Peduli dengan Berbagi dalam Harmoni".

Kegiatan berlangsung mulai pukul 09.00 WIB hingga 12.00 WIB. Sebelumnya sejumlah anggota LISUMA telah mempersiapkan acara dengan melakukan dekorasi halaman wisma.

Dalam acara itu, LISUMA berbagi keceriaan dan memberikan bantuan berupa uang tunai Rp 4 juta, sembako, obat-obatan serta pakaian dan seragam.

Fernando, Ketua Pelaksana Baksos Lisuma Gunadarma mengatakan seluruh bantuan yang diberikan diperoleh dari penggalangan dana selama satu minggu di kampus Universitas Gunadarma dan sepanjang Jalan Margonda-Kelapa Dua serta donasi dari pihak-pihak lain.

"Oleh karena itu saya ucapkan terima kasih banyak kepada seluruh panitia dan pihak yang telah membantu menyukseskan acara ini," ujar Fernando dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (9/2).

Elmy Pajrial selaku Ketua Umum Lisuma Gunadarma berharap kegiatan ini menumbuhkan jiwa sosial dan kepedulian rekan mahasiswa.

“Baksos ini merupakan implementasi dari Tri Dharma Pergruan Tinggi yaitu pengabdian terhadap masyarakat, dimana kami Lisuma Gunadarma diharapkan dapat menumbuhkan dan menggerakkan jiwa sosial dan kepedulian kepada rekan mahasiswa yang lain,” ujar Elmy.

Sumiyati, perwakilan dari Yayasan Wisma Tuna Ganda menyampaikan rasa terima kasihnya atas bakti sosial yang dibuat LISUMA Gunadarma. Ia menyebutkan, jumlah seluruh penghuni berkebutuhan khusus di Wisma Tuna Ganda sebanyak 28 orang. Terdiri dari 19 orang laki-laki dan 12 orang perempuan.

"Yang paling muda berusia 8 tahun dan yang tertua berusia 48 tahun. Rata-rata penyebab mereka menyandang disabilitas adalah karena perkawinan sedarah dan disebabkan oleh virus toxoplasma yang menyerang saat mereka di dalam kandungan,” ujar Sumiyati.

Dalam kegiatan itu para mahasiswa juga melakukan kunjungan ke kamar-kamar yang ditempati penghuni yayasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement