Rabu 25 Nov 2015 06:26 WIB

Urban Farming Sebagai Solusi Ancaman Kekurangan Pangan

Urban Farming
Urban Farming

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Urban Farming atau pertanian perkotaan belakangan tengah menjadi tren di sejumlah negara. Selain mampu memasok makanan segar dan sehat, urban farming juga merupakan solusi terhadap ancaman kekurangan pangan akibat tingginya pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan pertumbuhan produksi pertanian.

Salah satu negara yang sukses mengembangkan pola demikian adalah Jepang. Di Tokyo, di antara rel kereta api, jalan-jalan, gedung jaringan listrik, urban farming tumbuh bahkan mampu memasok makanan segar dan sehat bagi 700.000 penduduknya.

Sedangkan di Indonesia urban farming belum begitu berkembang. Padahal potensinya sangat besar. Saat ini ada sekitar 10,3 juta hektar lahan pekarangan yang belum dimanfaatkan, di mana lebih dari 24 persen ada di perkotaan.

"Sebagai produsen benih hortikultura yang mengembangkan, memproduksi dan memasarkan benih sayuran tropis hibrida lokal, kami optimistis pertanian di perkotaan akan berkembang di Indonesia," ujar Audya Bisma, Deputy Business Development Director PT East West Indonesia.

Selain memproduksi dan memasarkan benih, Audya mengatakan pihaknya juga mengembangkan pertanian perkotaan melalui pendampingan teknis, pelatihan hingga pengembangan pasar.

Selain itu pihaknya juga menginisiasi lahirnya komunitas Panah Merah. Komunitas ini menjadi wadah bagi para pecinta tanaman hortikultura (buah, sayuran dan bunga).

Komunitas ini terbuka untuk semua, baik yang tinggal di pedesaan maupun perkotaan untuk saling berbagi informasi, mengunduh modul pertanian, membangun relasi bisnis budidaya tanaman hortikultura, dan banyak keuntungan lainnya. Serta tidak ketinggalan adalah menjadikan menanam sebagai hal yang mudah, menyenangkan, menyehatkan, sekaligus menguntungkan.

"Sebelumnya kami juga mengadakan urban farming expo dimana pengunjung dapat melihat langsung seperti apa konsep urban farming. Mereka diberi pelatihan menanam di lahan yang sempit," kata dia.

Ke depan ia mengatakan akan akan melakukan kegiatan serupa dan mendorong minat masyarakat bercocok tanam, terutama di lahan pekarangan sendiri.

"Apabila dilakukan secara massif diharapkan nantinya dapat membantu pemerintah mengurangi impor sayuran guna mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement