Kamis 13 Aug 2015 23:43 WIB

Hari Remaja Internasional 2015 di Kemangkon Purbalingga

Aksi komunitas CLC Purbalingga.
Foto: dok CLC Purbalingga.
Aksi komunitas CLC Purbalingga.

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Untuk menampung lebih banyak remaja, tiga ruang kelas dibuka pembatasnya. Sementara untuk mendapatkan kesan gelap, jendela-jendela kelas itu ditutup dengan koran dan kain. Sebuah program Jalan Remaja 1208 dalam rangka Hari Remaja Internasional digelar di SMA Kemangkon Purbalingga, Kamis sore, 13 Agustus 2015.

 

Pelajar yang tergabung dalam Garlis Sinema ekstrakulikuler sinematografi SMA Kemangkon menjadi penyelenggara Bioskop Remaja berupa pemutaran video diary dan diskusi. Puluhan pelajar termasuk undangan dari beberapa sekolah setingkat SMP dan SMA di seputar Kecamatan Kemangkon Purbalingga memadati ruang-ruang kelas.

 

Ketua panitia Tasya Putri mengatakan, sebagai sebuah ekskul baru, kami tidak ingin hanya belajar membuat film saja. "Tapi juga belajar bagaimana memutar film agar kami bisa merasakan, bahwa memutar film pun sama beratnya dengan membuat film," tuturnya.

 

Disamping membuat Bioskop Remaja, Garlis Sinema juga turut membuat video diary berjudul "Tetangga Kami Memelihara Babi" yang turut diputar dan diskusikan. Video tersebut mengungkap sebuah peternakan babi di Desa Kedungbenda Kecamatan Kemangkon yang diizinkan pihak desa namun ditentang warga.

Usai pemutaran digelar diskusi. Sayangnya, Kepala Desa Kedungbenda yang diundang sebagai salah satu narasumber tidak datang. Diskusi dihadiri Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Kuswadi, S.Pd., guru Agama Tugianto, S.Ag., dan salah satu pembuat video Ima Destri Arini.

 

Menurut Kuswadi, keberadaan ekskul sinematografi ini menjadi penting karena selain mewadahi minat dan bakat siswa juga tempat menempa kepekaan. "Beberapa film yang sudah dihasilkan, kami menilai syarat akan pesan karena itu penting untuk dikembangkan," jelasnya.

 

Tugianto menjawab pertanyaan peserta diskusi tentang video "Tetangga Kami Memelihara Babi" mengatakan, keberadaan peternakan babi meskipun menjadi sumber pendapatan desa namun membahayakan warga. "Saya menyaksikan lewat video pembuangan kotoran babi langsung ke Sungai Klawing, padahal warga sekitar memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan rumah tangga," terangnya.

 

Sementara Ima menjawab apakah video yang dibuat hanya sampai berhenti dipemutaran dan diskusi, ia menjelaskan akan mengirim kepada pihak desa dan pemilik peternakan babi. "Ini untuk mengingatkan mereka bahwa warga banyak yang tidak setuju keberadaan peternakan babi," tegasnya.

 

Setelah pemutaran dan diskusi Bioskop Remaja di Kemangkon dan sebelumnya di Bukateja, selanjutnya peringatan Hari Remaja Internasional 2015 akan bergeser ke SMA Karangreja Purbalingga pada Sabtu (15/8) pukul 09.00.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement