Ahad 12 Jul 2015 14:02 WIB

Orkes Simfoni UI Raih Penghargaan Perak di Sydney

Red:
Plakat Perak yang diterima oleh OSUI
Foto: abc news
Plakat Perak yang diterima oleh OSUI

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- OSUI (Orkes Simfoni Universitas Indonesia) Mahawaditra berhasil meraih medali perak dalam ajang AIMF (Australian International Music Festival) 2015 yang ditutup di Sydney, akhir pekan lalu.

Menurut keterangan yang diterima ABC Australia Plus Indonesdia, pada festival yang berlangsung pada 27 Juni - 3 Juli itu, OSUI Mahawaditra bermain sebanyak empat kali di Sydney Opera House, Verbughen Hall Sydney Conservatorium of Music, Sydney Town Hall, dan Australian Maritime Museum pada penampilan di luar ruangan.

Mahawaditra membawa 52 orang pemain yang dua diantaranya adalah alumni, satu orang konduktor, dan satu orang direktur musik sekaligus alumni.

Selama satu pekan festival internasional tersebut, Mahawaditra membawakan delapan buah lagu yang dibagi dalam empat kali penampilan.

Lagu-lagu tersebut adalah lagu rakyat Indonesia, lagu baru karya anak bangsa, lagu latar film, dan lagu barat. Pilihan lagu yang disusun oleh Metta Faurizka Ariono sebagai direktur musik adalah En Bateau karya Claude Debussy, From The Break of Morning karya Marisa Sharon, Es Liling-Warung Pojok aransemen Cheppy Soemirat, Engklek karya Fero Aldianya, In A Persian Market karya Albert Katelbey, Pirates of The Caribean karya Clause Badlet Varia Ibukota gubahan Moctar Embut, dan The Phantom of The Opera karya Andrew Lloyd Webber.

Melalui festival tersebut, torehan sejarah terjadi dalam perjalanan orkestra mahasiswa tertua yang berusia 32 tahun tersebut.

Ini adalah kali pertamanya sebuah orkestra mahasiswa melakukan perjalanan ke luar negeri. Mahawaditra adalah orkestra Indonesia kedua setelah Twilite Orchestra dan orkestra mahasiswa Indonesia pertama yang bermain di Sydney Opera House (27/6).

Selain itu orkestra dibawah konduktor Michael Budiman ini adalah orkestra Indonesia pertama yang bermain di gedung konser bersejarah di Sydney, Sydney Town Hall (1/7) dalam penampilan international showcase mewakili budaya Indonesia.

Penghargaan yang didapatkan Mahawaditra berasal dari penilaian para dewan juri pada penampilan di Verbughen Hall, Selasa (30/6) malam lalu. Para dewan juri ini adalah orang-orang yang sudah ahli di bidangnya. Mereka adalah Stephen William dari Symphony Australia, Ralph Hultgren dari Quensland Conservatorium Griffith University, dan Beng Wee  Tan dari Band Directors Association of Singapore.

Dua diantara mereka, Steve dan Ralph adalah pemberi materi workshop yang diikuti oleh Mahawaditra. Mahawaditra mendapatkan nilai 81. Angka ini termasuk angka yang cukup besar dalam kelompok perak karena penghargaan emas dimulai dengan nilai 85.

Keikutsertaan Mahawaditra dalam AIMF 2015 selain sebagai sarana misi budaya juga ingin membawa nama orkestra Indonesia pada dunia Internasional dengan menjalin hubungan baik memperkenalkan budaya musik Indonesia, beramah tamah dengan peserta lain, berbagi pengalaman dan saling mendukung dalam bidang musik.

Prof. Dr. Budi Susilo Soepandji, pembina Mahawaditra, menyebutkan keberangkatan Mahawaditra dalam AIMF ini membawa misi “Total Diplomacy” melalui musik yang tidak hanya dapat dikerjakan oleh seorang diplomat tapi oleh seluruh anak bangsa.

Hal ini dibuktikan dengan komposisi lagu yang dibawakan, beberapa lagu menambahkan instrumen kendang Sunda dan angklung. Kedua instrumen ini mendapat sambutan para peserta dari belahan dunia lain.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement