Kamis 02 Jul 2015 14:39 WIB

‘Nagari Kasarung’, Belajar Permainan Tradisional Lewat Sarung

Rep: mj04/ Red: Agus Yulianto
Bermain sepak bola mengenakan sarung.
Foto: Antara
Bermain sepak bola mengenakan sarung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Suara nyanyian permainan tradisional anak-anak memenuhi Selasar Sunaryo Art Space, Ahad (29/6). Nyanyian bang bang kalima lima gobang tersebut dibawakan bergantian dengan nyanyian permainan tradisional lainnya seperti oray-orayan. Selain itu, suara tawa anak-anak berpakaian hitam sambil membawa sarung pun terdengar saling bersahutan. Beberapa anak tampak memainkan sarungnya dengan berbagai bentuk dalam beragam permainan. Rupanya anak-anak ‘bersarung’ tersebut merupakan bagian dari pertunjukan ‘Nagari Kasarung’.

‘Nagri Kasarung’ merupakan pertunjukan yang diadakan Selasar Sunaryo Art Space (SSAS) bekerja sama dengan Komunitas Hong besutan Mohamad Zaini Alif. Kegiatan ini diadakan selama tiga hari, sejak 26 Juni yang meliputi workshop dan pertunjukan. Sebanyak 30 anak dari berbagai daerah di kota Bandung, ikut terlibat di dalamnya.

Tujuan dari pertunjukan yang bertajuk ‘Nagri Kasarung’ Ngabebeurang dan Ngabuburit Bersama Komunitas Hong tersebut adalah untuk memperkenalkan permainan tradisional Indonesia dengan media sarung.  Zaini Alif dramatur pertunjukan sekaligus pendiri Komunitas Hong, mengungkapkan, alasan dipilihnya sarung sebagai tema utama adalah karena selain sarung merupakan identitas bangsa, sarung juga mulai banyak ditinggalkan oleh masyarakat karena tergantikan dengan pakaian modern.

“Saya itu cari tematik yang ngabebeurang dan ngabuburit. Kalau dulu kan, ngabuburit dan ngabebeurang itu kaitannya dengan sarung. Karena ini tematik ngabebeurang ngabuburit, saya ambil sarung,” katanya.

Hal ini juga, kata Zaini, agar tidak punah karena penggunaan sarung mulai tergantikan dengan gamis dan sebagainya. Maka, sarung menjadi media yang sangat tepat untuk anak biar mengenai permainan tradisional juga.

 Zaini mengatakan, ‘Nagari Kasarung’ memilik arti negeri yang tersesat. Judul ini dipilih sebagai gambaran dari kekhawatirannya. Dia khawatir, anak-anak akan menjadi anak-anak yang tersesat karena tidak tahu jati diri. “Karena itu, sarung juga digunakan sebagai media untuk mengenal jati diri,” ujarnya.

Dikatakan dia, lewat workshop dan pertunjukan ‘Nagri Kasarung’ ini, anak-anak kembali mengenal permainan-permainan tradisional yang mulai hilang dan digantikan permainan modern. Selama tiga hari workshop dan pertunjukan ini, komunitas Hong mengajarkan anak-anak mengenai berbagai jenis permainan tradisional. Mulai dari bang bang kalima lima gobang hingga oray-orayan (ular-ularan) dan kekeprokan (permainan tepuk tangan). Di akhir workshop, semua permainan tersebut diramu menjadi sebuah pertunjukan yang menarik dan menghibur.

Yang membuat workshop ini semakin unik, para peserta yang terdiri dari anak-anak usia 4-14 tahun, diajak untuk melakukan ‘diet gadget’. Anak-anak disarankan untuk tidak menyentuh gadget selama berlatih. Sebagai gantinya, keinginan bermain para peserta disalurkan lewat permainan tradisional.

Zaini mengaku, mendapat dukungan dari orangtua peserta untuk melakukan ‘diet gadget’ ini. Menurutnya, banyak pula orangtua yang memang meminta untuk membantu anaknya menghindari gadget. “Sebenarnya untuk ‘diet gadget’ ini, bukan dilarang, tapi disalurkan ke permainan lain,” katanya.

Windy salah satu orangtua peserta, mengaku senang anaknya mengikuti workshop dan pertunjukan Nagri Kasarung ini. Tiga anaknya, Omarr, Jannis, dan Yaya, memang sengaja diikutsertakan agar lebih mengenal permainan tradisional dan bersosialisasi dengan anak lainnya.

“Tadinya kan hanya kakak-kakaknya saja, Omarr dan Jannis, tapi ternyata Yaya ingin ikut. Ketika mencoba, ternyata cepat hapal gerakan. Akhirnya Yaya ikut juga. Bagus juga untuk perkembangan anak,” ujar Windy.

Pertunjukan ini, menurut Zaini, sudah beberapa kali dilaksanakan. Namun, untuk yang tema sarung, seperti Nagri Kasarung, menjadi yang pertama. “Ada kemungkinan pertunjukan seperti ini menjadi agenda tahunan,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement