Saturday, 11 Syawwal 1445 / 20 April 2024

Saturday, 11 Syawwal 1445 / 20 April 2024

Mahyudin Ingatkan Pentingnya Kembali ke Empat Pilar

Selasa 17 Oct 2017 15:50 WIB

Rep: Amri Amrullah/ Red: Dwi Murdaningsih

Wakil Ketua MPR RI Mahyudin membuka secara resmi acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kerjasama MPR dengan Perhimpunan Anak Konstitusi Universitas Syah Kuala (PAKU), di aula gedung Unsyiah, Banda Aceh, Selasa (17/10).

Wakil Ketua MPR RI Mahyudin membuka secara resmi acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kerjasama MPR dengan Perhimpunan Anak Konstitusi Universitas Syah Kuala (PAKU), di aula gedung Unsyiah, Banda Aceh, Selasa (17/10).

Foto: mpr

REPUBLIKA.CO.ID, ACEH -- Wakil Ketua MPR RI Mahyudin membuka secara resmi acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kerjasama MPR dengan Perhimpunan Anak Konstitusi Universitas Syah Kuala (PAKU), di aula gedung Unsyiah, Banda Aceh, Selasa (17/10). Kegiatan ini dihadiri anggota MPR Fraksi Demokrat Muslim, anggota MPR Fraksi Golkar Hetifah Saifuddin, Rektor Unsyiah, para dekan, dan ratusan mahasiswa Unsyiah.

Mahyudin mengungkapkan soal pentingnya rakyat terutama generasi muda memahami kembali Empat Pilar (Pancasila sebagai dasar negara, UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara dan Bhinneka Tunggal ika sebagai semboyan negara). Sejak Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya 1945, hingga saat ini Indonesia sudah merdeka selama 72 tahun.

Pertanyaan besarnya, selama kurun waktu itu apakah bangsa Indonesia sudah mengisi kemerdekaan sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa. Sedangkan banyak negara yang begitu merdeka bisa menjadi negara maju dan mampu mensejahterakan rakyatnya. Jawabannya, menurut Mahyudin, adalah masih belum jelas.

"Secara kuantitatif bangsa Indonesia pintar sudah banyak sekali yang berpendidikan tinggi. Tapi secara kualitatif masih belum bisa bersaing dengan negara lain yang maju," kata Muhyidin.

Itulah semestinya bangsa ini harus memiliki daya saing dengan negara lain. Ia mengungkapkan, pernyataan Menteri Keuangan di media dimana hasil survey Bank Dunia menyebutkan Indonesia mengalami ketertinggalan dalam bidang pendidikan membaca sekitar 40 tahun dan tertinggal jauh dalam pendidikan sains dan teknologi sekitar 75 tahun.

"Hal ini perlu diwaspadai dan dipikirkan betul-betul," kata dia.

Solusinya, lanjut Mahyudin, adalah perlunya kerja keras semua anak bangsa mengejar ketertinggalan tersebut untuk mengisi kemerdekaan kita sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa yakni memberantas kebodohan juga kemiskinan.

"Untuk itu perlu dibangun kesadaran dan rasa nasionalisme dalam diri masing-masing secara kuat untuk membangun bangsa serta menjadi sebuah kebanggaan agar kita bisa bisa berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Sosialisasi Empat Pilar MPR adalah salah satu upaya ke arah itu," kata dia.

Mahyudin menjelaskan bahwa kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR yang sedang digalakkan MPR dengan target sasaran berbagai elemen rakyat Indonesia di seluruh wilayah Indonesia adalah dalam rangka menjalankan amanat UU No.17 Tahun 2014 tentang MD3.

"Sebenarnya substansi sosialisasi adalah empat hal itu yakni Pancasila, Empat Pilar hanya penjudulan saja agar lebih mudah mengingat. Alhamdulillah setelah berkonsultasi dengan MK judul berubah menjadi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dipersilahkan boleh oleh melanjutkan sosialisasi," ungkap Mahyudin.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA TERKAIT

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler