Ahad 06 Jun 2010 22:45 WIB

Sejumlah 54 Produk Syariah Menunggu Fatwa

Rep: Yogie Respati/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Syariah (Illustrasi)
Syariah (Illustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Perkembangan keuangan Syariah di Indonesia cukup menggembirakan, setidaknya terdapat 54 produk baru perbankan syariah yang diajukan pada tahun lalu. Namun hal tersebut masih terkendala oleh belum adanya fatwa yang mendukung produk tersebut.

Direktur Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, Mulya E Siregar, mengatakan memang mengharapkan perbankan syariah dapat memperkuat inovasi produk. “Inovasi produk penting karena selama ini produk  yang di konvensional ada di bank syariah, namun banyak yang belum digali akadnya. Inovasi seperti wealth management syariah itu belum kelihatan. Pembiayaan proyek juga masih jarang, kebanyakan murabahah saja, karena itu harus ada yang baru,” kata Mulya, akhir pekan lalu.

Toh, Ia mengakui inovasi produk di Indonesia masih lambat dibanding negara lain. Kendati demikian, tambah dia, setidaknya terdapat sekitar 54 produk adopsi dari luar negeri yang telah diajukan oleh perbankan. “Ada produk-produk dari luar negeri akan dimasukkan dan dikasih ke DSN karena belum ada fatwa. Kita juga ingin segera berdiskusi dengan DSN mengenai hal ini,” ujar Mulya.

Inovasi produk pun harus didukung oleh SDM yang mumpuni. Di tengah isu minimnya SDM perbankan syariah berkualitas, Mulya menuturkan pihaknya sedang mempersiapkan rencana strategis untuk menyiapkan SDM perbankan syariah. Langkah tersebut dilakukan untuk mengantisipasi ASEAN free trade area pada 2015 mendatang.

“Kita petakan  dulu seperti apa SDM yang diinginkan. Pada 2015 nanti kita kan masuk masyarakat ekonomi ASEAN jadi aliran barang dan tenaga kerja gratis. Kalau tidak siap dengan SDM-nya,maka bisa orang asing menguasai, kita hanya jadi penonton,” tegas Mulya. Oleh karena itu, pihaknya pun kini bekerjasama dengan lembaga pelatihan dan pendidikan dan menyusun silabus bersama. Sejumlah perguruan tinggi pun mulai membuka jurusan perbankan syariah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement