Selasa , 17 May 2016, 16:18 WIB

Kementan Optimistis Harga Pangan Terjaga di Ramadhan

Rep: Sonia Fitri/ Red: Dwi Murdaningsih
Republika/ Tahta Aidilla
Suasana aktifitas pedagang Sembako di pasar Tradisonal, Tebet, Jakarta, Selatan, Jumat (26/6).
Suasana aktifitas pedagang Sembako di pasar Tradisonal, Tebet, Jakarta, Selatan, Jumat (26/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah perangkat hilirisasi pertanian mendorong rasa percaya diri pemerintah akan kestabilan harga pangan di Ramadhan 2016. Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Gardjita Budi menguraikan, perangkat hilirisasi tersebut misalnya Toko Tani dan sejumlah gelar pasar pangan murah.

"Beras aman, kemarin sempat geger harga bawang tapi kita erus bangun koordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Bulog," kata dia, Selasa (17/5).

Jaminan pengendalian harga makin meningkat karena saat ini Bulog mendapat tugas baru dari sisi penyimpanan dan pendistribusian. Ia menyebut, gudang Bulog saat ini mengantongi 240 ribu ton bawang dan akan terus memasok bawang merah per tiga hari masa panen. Bawang-bawang tersebut akan dijual ke masyarakat dengan harga miring. Begitupun dengan cabai yang justru saat ini mengalami penurunan harga.  

Komoditas pangan yang justru rentan ialah daging sapi. Pemerintah masih membutuhkan impor untuk memenuhi permintaan daging nasional per hari. Daging-daging impor direncanakan datang ke Indonesia sebelum Ramadhan dan diperkirakan akan dijual dengan harga Rp 85 ribu per kilogram.

"Tiga hari lalu ada rapatnya, sudah siap rekomenasi izin," ujarnya.

Kinerja toko tani, Rumah Pangan Bulog maupun pasar murah dalam mengendalikan harga terus dievaluasi meski belum ada evaluasi dari segi data. Berdasarkan pantauannya, instrumen tersebut telah efektif mendekatkan bahan pangan yang terjangkau bagi masyarakat kelas menengah bawah. Sebab pengoperasiannya di dekat permukiman warga, rumah susun dan pasar tradisional.

"Kita punya toko tani di semua provinsi, jadi konsumen mudah menjangkaunya," tuturnya.

Dari segi kemasan pun, bahan pangan yang dijual di Toko Tani dibatasi. Jangan sampai ada masyarakat yang memborong lalu menjualnya lagi di pasar dengan harga mahal.

Kementan juga tengah menjajaki kerja sama distribusi pangan dari desa ke kota dengan PT Pos Indonesia. BUMN logistik ersebut diharapkan turut membantu mendisteibusikan pangan agar sampai ke masyarakat dengan harga yang terjangkau. Di sisi lain, petani pun tidak rugi karena pembelian hasil pertaniannya terjamin tanpa campur tangan tengkulak.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan