Jumat , 13 May 2016, 16:54 WIB

Potensi 2.000 Spesies Anggrek di Papua Belum Dibudidayakan

Red: Dwi Murdaningsih
dokrep
Anggrek tebu.
Anggrek tebu.

REPUBLIKA.CO.ID JAYAPURA -- Kementerian Pertanian menyatakan, produksi anggrek di Provinsi Papua masih minim atau kurang dari lima persen jika dibandingkan dengan beberapa daerah sentranya, seperti Banten, Jawa Barat, Bali, dan Jawa Tengah. Staf Ahli Kementerian Pertanian Bidang Infrastruktur Ani Handayani mengatakan, selain Papua, DKI, Kalbar, Sumut, dan Kaltim juga berproduksi kurang dari lima persen.

"Artinya, sumber genetika yang diperkirakan ada sekitar 2.000 spesies atau bahkan lebih di Papua itu belum diusahakan secara budi daya dan pembagian terhadap distribusinya masih sangat kecil," katanya.

Ani menjelaskan, memang selama lima tahun terakhir ini rata-rata pertumbuhan perkembangan anggrek sebesar 5,19 persen. Ia mengakui, lahan budi daya dan luas panen memang cenderung menurun, tetapi produktivitasnya meningkat.

"Produktivitas ini meningkat dari 7,68 tangkai per meter persegi (2010) menjadi 13,39 tangkai per meter persegi (2014) atau pertumbuhan rata-rata per tahun meningkat sekitar 10,63 persen," ujarnya.

Dia menuturkan, data tersebut menunjukkan teknologi budi daya anggrek sudah meningkat baik dan dapat dilaksanakan sampai ke tingkat petani anggrek. Ani menyarankan agar spesies anggrek yang dimiliki Papua mulai dicatat, didata, didokumentasikan, dan apabila memungkinkan didaftarkan indikasi geografisnya (IG) sebagai bukti sah kepemilikan anggrek asli Indonesia.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan