Kamis , 14 Apr 2016, 16:34 WIB

Kementan Pangkas Anggaran RAPBNP Hingga Rp 3,8 Triliun

Rep: Sonia Fitri/ Red: Dwi Murdaningsih
Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/4). (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/4). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) telah melakukan penyesuaian program hasil pemangkasan untuk RAPBNP 2016. Kementan menangkas anggaran sebanyak 12 persen atau senilai Rp 3,8 triliun.

"Kita telah lakukan kajian dengan eselon I, pemangkasan anggaran jangan sampai menyentuh sektor strategis padi, jagung, kedelai, cabai, dan bawang," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Kamis (14/4).

Program yang terdampak pemangkasan, di antaranya, yaitu sektor peningkatan produksi tebu. Namun, pemerintah mengupayakan penggunaan kredit usaha rakyat (KUR) Rp 30 triliun. "Pembiayaan serupa juga dilakukan untuk lada, karet, kopi, dan kakao, dikomersialkan karena mampu membiayai diri sendiri," katanya.

Kementerian juga memangkas program untuk biaya perjalanan dinas, rehabilitasi gedung senilai Rp 200 miliar. Penundaan juga dilakukan untuk pembelian kendaraan dan yang lainnya yang tidak mengarah pada kepentingan petani.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Khaeron menyebut, perubahan anggaran jangan sampai mengganggu keberjalanan program prioritas. Ia juga meminta Kementan menyusun format yang jelas dan terukur soal pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai berdasarkan periode waktu.

Herman juga menyinggung soal akar permasalahan disparitas harga pangan yang tidak pernah selesai sejak lama. "Itu disebabkan pemerintah selama ini tidak fokus memperkuat perangkat pascapanen," katanya.

Produk pangan, lanjut dia, akan bernilai tambah jika dilengkapi perlakuan yang baik. Namun, di lapangan, kerap terkendala infrastruktur yang masih miskin sehingga ketika panen raya, produk pangan harganya jatuh karena kualitasnya rendah. Hal tersebut menimpa komoditas padi, jagung, dan komoditas lainnya.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan