Selasa , 01 Mar 2016, 21:09 WIB

Mentan: Ekspor Komoditas Pertanian Naik

Red: Taufik Rachman
Republika/Aditya Pradana Putra
Bawang Merah
Bawang Merah

REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan ekspor ke berbagai negara terhadap sejumlah komoditas hasil pertanian di Tanah Air mengalami kenaikan yang signifikan.

"Ekspor bawang naik 100 persen dan ekspor jagung naik 1.000 persen," katanya usai kunjungan kerja di Desa Argorejo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa sore.

Sedangkan untuk impor beras, kata Menteri, menurun karena berdasarkan angka sementara produksi padi nasional mengalami kenaikan karena berada pada musim tanam dengan produksi tertinggi.

"Sekarang tidak bisa diragukan lagi, kita sudah lihat fakta data empiriknya kalau di pasar (ekspor) bawang naik 100 persen, yang bicara adalah penjualnya. Kami juga sederhana mengamatinya, kita ini ilmuwan semua," katanya.

Namun demikian, ketika ditanya apakah harus ada kebijakan menghentikan impor beras, Menteri enggan berkomentar, namun justru yang terpentinng baginya adalah bagaimana mengatasi harga pada saat panen harga menurun.

"Tidak usah itu, yang kita pikir bagaimana solusi melihat harga yang rendah sekarang, pemerintah tidak main-main. Kita lihat harga turun di saat paceklik, Januari 2016 dan Februari 2016 paceklik, bahkan gabah tadi laporannya dari Kabupaten Demak (Jateng) itu Rp2.500-Rp2.800 per kilogram," katanya.

Menteri mengatakan beberapa tahun lalu pemerintah mengimpor beras untuk cadangan pangan karena produksi hasil komoditas pangan utama ini terganggu dengan adanya penyimpangan cuaca berupa El Nino.

"Sekarang coba dibalik kalau tidak ada El Nino atau bencana alam seperti ini pasti ekspor besar-besaran, ini saja ada El Nino pada Januari 2016 dan Februari 2016 ada limpahan beras yang luar biasa," katanya.

Menteri mengatakan untuk terus meningkatkan produksi padi perlu dilakukan dengan peningkatan produksi benih yang akan ditanam, memperbaiki jaringan irigasi pertanian, dan bantuan alat dan mesin pertanian.

"Kemudian menambah indeks pertanaman, misalnya satu kali tanam jadi dua kali, dua kali jadi tiga kali, produksi lima ton jadi delapan ton padi. Kalau ini kami terapkan seluruh Indonesia, katakan naik dua ton saja, kalau dikali 15 juta itu mencapai 30 juta ton, itu meluber," katanya.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan