Rabu , 10 Feb 2016, 22:53 WIB

Kementan Fokus Pada Empat Pertanian Komoditas Strategis

Red: Taufik Rachman
Republika/Agung Supriyanto
Kopi
Kopi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Pertanian memfokuskan pada peningkatan produksi empat komoditas pertanian strategis selain tujuh komoditas pertanian yang menjadi prioritas swasembada pangan.

"Selain tujuh yang jadi prioritas dalam swasembada pangan, Kementerian juga memfokuskan kegiatan dan anggaran tahun 2015-2019 untuk peningkatan produksi empat komoditas sesuai program pemerintahan," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Kompleks Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu.

Komoditas tersebut, kata Amran, adalah kelapa sawit, karet, kopi dan kakao yang diupayakan untuk ditingkatkan produksi, produktivitasnya serta nilai tambah dan daya saingnya.

Hal tersebut dibutuhkan, lanjut dia, karena nilai ekonomi dari empat komoditas tersebut yang tidak bisa dianggap sebelah mata yaitu, kelapa sawit Rp31 triliun, karet Rp25,9 triliun, kopi Rp23 triliun dan kakao Rp21 triliun.

"Dengan adanya empat komoditas itu, fokus kita menjadi sebelas komoditas pertanian yang memiliki nilai komoditas total mencapai Rp712,4 triliun," ujarnya.

Kendati demikian, Amran menyatakan tidak mengesampingkan komoditas pangan utama, pasalnya nilai keekonomian dari tujuh komoditas tersebut juga sangat tinggi yaitu, padi yang mencapai Rp359,4 triliun, jagung Rp78,2 triliun, kedelai Rp7,7 triliun, gula Rp33,2 triliun, daging sapi/kerbau Rp56,5 triliun, cabai Rp49,4 triliun dan bawang merah Rp27,1 triliun.

"Dengan sebelas komoditas yang memiliki nilai eknomi total hingga Rp712,4 triliun tersebut, memiliki kontribusi nyata dalam perekonomian nasional karena sangat tinggi dan menjadi penting sebagai basis kedaulatan pangan sekaligus ruang ekonomi rakyat," ucapnya.

Sebelas komoditas tersebut juga, ujar Amran, berkontribusi dalam ekspor komoditas pertanian yang secara umum rata-rata ekspor komoditas pertanian dalam lima tahun terakhir (2010-2014) mencapai 34,3 miliar dolar AS atau Rp377,3 triliun dengan rincian tanaman pangan sebesar 323,8 juta dolar AS (Rp3,6 triliun), hortikultura 457,9 juta dolar AS (Rp5,04 triliun), perkebunan 32,6 miliar dolar AS (Rp358,7 triliun) dan peternakan 865,3 juta dolar AS (Rp 9,5 triliun).

Sementara untuk nilai ekspor 11 komoditas pangan, Kementerian Pertanian mencatat untuk padi sebesar 1,18 juta dolar AS (Rp 16 miliar), jagung 62,2 juta dolar AS (Rp 842,2 milyar), bawang merah 7,85 juta dolar AS (Rp106,3 miliar), kelapa sawit 17,35 miliar dolar AS (Rp241 triliun), karet 3,69 miliar dolar AS (Rp51 triliun), kopi 1,2 miliar dolar AS (Rp17 triliun) dan kakao 1,3 miliar dolar AS (Rp 18 triliun).

"Nilai ekspor 11 komoditas pangan strategis sangat penting dalam menunjang devisa negara sekaligus memberikan kontribusi nyata dalam perekonomian nasional, ini yang harus kita jaga," ucap dia.

Untuk itu, Amran menambahkan Kementan bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) mengenai tata kelola pangan dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan.

"Ini untuk memberantas korupsi sekaligus mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia dimana KPK membantu kami dalam memberantas korupsi dari proses produksi hingga pasca produksi, '' kata Amran.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan