Senin , 14 Dec 2015, 13:36 WIB

Mentan: Kapal Khusus Ternak akan Ubah Struktur Pasar

Red: Winda Destiana Putri
Republika/Musiron/c
Hewan ternak.
Hewan ternak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, adanya kapal khusus ternak yang diluncurkan pekan lalu membuat efisiensi sangat besar dan akan mengubah struktur pasar daging sapi.

Hal ini dianggap menguntungkan peternak dan konsumen. Namun, kondisi ini membuat para "pemain" perdagangan sapi merasa dirugikan.

Mentan juga mengklarifikasi bahwa saat dirinya berkunjung ke Kupang, NTT, telah melakukan perjanjian jual-beli dengan pedagang, bukan dengan peternak sapi. Klarifikasi ini dilakukannya sehubungan adanya pemberitaan yang menyebutkan peternak NTT dipaksa menjual sapi dengan harga murah.

"Jangan main-main mengatasnamakan petani atau peternak. Jangan sampai kita dikendalikan oleh orang-orang tertentu. Orang itu pasti ada kepentingannya, bisa saja bagian dari mafia perdagangan sapi," ujar Amran Sulaiman, di Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, Senin (14/12).

Mentan menjelaskan, waktu itu pihaknya telah sepakat dengan pedagang bahwa harga daging sapi hidup Rp 29.000/kg. Bahkan Kementerian Pertanian bersedia membeli dengan harga lebih tinggi, yakni Rp 30.000 sampai Rp 35.000/kg bobot hidup sapi di NTT yang akan dikirim ke Jakarta. Jadi, tidak ada pemaksaan kepada petani untuk menjual sapi dengan harga murah

Mentan menduga ada "pemain" yang merasa dirugikan setelah pemerintah menyediakan kapal khusus pengangkut sapi yang membuat efisiensi sangat besar. Pengiriman sapi yang biasanya memerlukan waktu sampai dua bulan, kini bisa dipangkas hanya 5-7 hari. Susut bobot sapi yang biasanya mencapai 20 persen, bahkan ada yang mati di jalan, kini sapi tetap gemuk dan sehat.

Mentan mengungkapkan, dengan adanya kapal khusus ternak, biaya angkut ternak sapi turun drastis, dari Rp 1,8 juta menjadi Rp 320.000 atau turun 80 persen.

Dia menegaskan, dengan memotong jalur distribusi, semua pihak seharusnya diuntungkan. Saat ini, petani (peternak sapi) menerima Rp 26.000 sampai Rp 28.000/kg, sedangkan harga daging sapi di Jakarta Rp 100.000/kg.

"Itu karena mata rantai terlalu panjang. Sekarang mau kita potong 50 persen, dari biasanya 8 rantai distribusi menjadi 4 rantai. Dengan demikian harga di tingkat konsumen akan menjadi Rp 75.000 sampai Rp 85.000 per kg. Wajar mereka pada ribut. Tapi jangan diputarbalikkan dong itu fakta," tuturnya.

Pemerintah, katanya, ingin mengubah struktur pasar, yakni memenuhi 80 persen kebutuhan dengan sapi lokal dan hanya 20 persen dari impor.

"Kami yakin 80 persen bisa mengubah struktur pasar karena kita telah memotong rantai pasoknya, dan sudah dibuktikan Jumat kemarin dengan kedatangan perdana kapal ternak yang mengangkut 350 ekor sapi," tutup dia.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan