Kamis , 19 Nov 2015, 19:00 WIB

Jokowi Resmikan Pabrik Pupuk Terbesar se-ASEAN

Red: Taufik Rachman
Presiden Joko Widodo (tengah)
Presiden Joko Widodo (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, BONTANG -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik pupuk terbesar se-Asia Tenggara milik Indonesia, Kamis, (19/11). Pabrik yang diberi nama "Kaltim-5" berdiri di atas lahan seluas 8,4 hektare, memproduksi urea dan siap mendukung program pencapaian ketahanan pangan nasional. Peresmian pabrik berbarengan pula dengan peresmian proyek Revamping Asam Fosfat II PT Petrokimia Gresik.

"Ke depan, kebutuhan pupuk terus meluas sejalan dengan ekstensifikasi dan penambahan sawah baru, ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pupuk terutama untuk wilayah Indonesia bagian tengah dan timur," kata Jokowi dalam sambutannya di PT Pupuk Kaltim, Bontang, Kalimantan Timur.

Total investasi proyek yang telah dan sedang dikerjakan PT Pupuk Kaltim sebesar 2,7 milliar dolar AS. Sementara untuk Pabrik 5 Pupuk Kaltim sendiri dibangun dengan nilai kontrak proyek sebesar 576 juta dolar AS. Sebagai informasi, PT Pupuk Kaltim merupakan Anak Perusahaan dari Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) Grup, produsen pupuk terbesar di Asia. Sementara itu, proyek Revamping Asam Fosfat memiliki kapasitas 200 ribu ton per tahun untuk suplai bahan baku NPK dan pabrik 5.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Arifin Tasrif optimisti pelaksanaan proyek baik yang sudah siap dioperasikan maupun yang tengah berjalan dapat mendukung program ketahanan pangan. Hal tersebut selaras dengan program Nawa Cita, pun tertuang dalam Instruksi Presiden no 2/2010 mengenai revitalisasi industri pupuk dalam memenuhi kebutuhan pupuk dalam negeri dan luar negeri.

"Pabrik memiliki kapasitas produksi sebesar 825 ribu ton amoniak per tahun dan sekitar 1,2 ton urea per tahun," katanya. Pabrik, lanjut dia, juga dilengkapi fasilitas pendukung yaitu Urea Bulk Storage dan Boiler Batubara yang memiliki total nilai investasi sebesar 155 juta dolar AS. Mempertimbangkan hasil produksi, target pabrik ini diharapkan mampu menjadi penghasil amoniak dan urea terbesar di Asia Pasifik.

Sejalan dengan diresmikannya Pabrik 5 Pupuk Kaltim dan proyek Revamping Asam Fosfat, PIHC juga melaporkan proyek-proyek yang telah selesai. Proyek tersebut yakni proyek Asam Fosfat dengan kapasitas 200 ribu ton per tahun bekerjasama dengan Jordan Phosphate Mining Company (JPMC) untuk suplai bahan baku NPK di Gresik.

Telah selesai pula Proyek NPK Granular-II dengan kapasitas 100 ribu ton per tahun untuk penghematan biaya distribusi NPK wilayah Jawa Barat di PT Pupuk Kujang Cikampek. Proyek rampung lainnya yakni pembelian kapal Amoniak dengan kapasitas 13.800 ton untuk menjamin kelancaran dan penghematan biaya distribusi hingga 2 juta dolar AS per tahun oleh PT Pupuk Indonesia Logistik.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan