Rabu 19 Oct 2016 08:20 WIB

90 Industri Jaring Wisman di ITB Asia 2016 Singapura

Pekerja menumbuk biji kopi jenis robusta dengan alat penumbuk tradisional (Jengki) di salah satu tempat produksi pengolahan  bubuk kopi di Desa Ie Masen, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh, Aceh, Rabu (17/2)
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Pekerja menumbuk biji kopi jenis robusta dengan alat penumbuk tradisional (Jengki) di salah satu tempat produksi pengolahan bubuk kopi di Desa Ie Masen, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh, Aceh, Rabu (17/2)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementrian Pariwisata RI memanfaatkan ajang Internationale Tourismus-Borse—Berlin, (ITB) Asia 2016 Singapura untuk all out berpromosi. Selama puluhan tahun, hingga 2015, Singapura adalah pasar utama Indonesia. Originasi yang jumlah wismannya paling besar, sebelum akhirnya disalip Cina di semester II tahun 2016 ini. ITB, Internationale Tourismus-Borse-Berlin, adalah jagoan nomor wahid yang setiap tahun menjadi travelmart terbesar di dunia. Mereka berkolaborasi dengan Singapura untuk membuat pertemuan seller dan buyer industri wisata itu.

“Tahun ini, tepatnya 19-21 Oktober 2016, forum Business to Business (B to B) ini akan tetap menjadi prioritas kegiatan selling kami,” ungkap Arief Yahya, Menteri Pariwisata Indonesia.

Di ITB Asia, Kemenpar akan mengikuti kegiatan travel trade show terbesar di Kota Singa itu. Gedung tata arsitekturnya unik dan mirip kapal terdampar di atas tiga pilar di udara itu. Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI, I Gde Pitana mengatakan, Indonesia secara rutin mengikuti ITB Asia di Singapura. Keikutsertaan kali ini juga untuk mempromosikan sekaligus mempertahankan eksistensi pariwisata Indonesia di dunia khususnya kawasan ASEAN.

Bursa Pariwisata yang diselenggarakan oleh Messe Berlin (Singapura) ini merupakan penyelenggaraan yang ke-9 kalinya. Pitana mengatakan, pada partisipasi tahun ini Indonesia menampilkan paviliun seluas 405 meter persegi (45 booth) dengan menonjolkan keindahan dan kemegahan perahu phinisi sebagai salah satu kekayaan khas budaya nusantara.

Peserta yang bergabung dengan booth Indonesia terdiri dari 90 industri pariwisata Indonesia (TA/TO, Hoteliers, DMO), yang berasal dari 14 destinasi dari berbagai provinsi.  Yaitu Jakarta (13), Jawa Barat (1), Jawa Tengah (1), Jawa Timur (3), Bali (53), Yogyakarta (2), Kalimantan Tengah (1), Kepulauan Riau (5), Nusa Tenggara Barat (4), Nusa Tenggara Timur (1), Papua Barat (1), Sulawesi Selatan (2), Sulawesi Tenggara (1), Sumatera Barat (2).

Untuk memperlancar kegiatan ini, Kemenpar telah dua kali melakukan Rapat Koordinasi dan Exhibitor Briefing di Bali. "Kami membawa delegasi yang akan aktif berpartisipasi terdiri dari 90 industri dari destinasi-destinasi unggulan di Indonesia. Mereka akan membawa paket-paket wisata yang tentunya sudah siap untuk ditawarkan kepada para buyers," kata Pitana.

Selain itu, ada dua Dinas Pariwisata Daerah, yakni Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Malang yang membawa serta 7 industri pariwisata dan juga 2 peracik kopi yang akan menawarkan kopi khas Indonesia. Juga Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sumatera Barat yang membawa serta dua pelaku industri pariwisata unggulanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement