Kamis , 06 Oct 2016, 13:02 WIB

Kepri Siap Menyongsong Go Digital

Red: Dwi Murdaningsih
Republika/Edi Yusuf
Suasana pengunjung di De Ranch Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (8/7). Saat liburan Idul Fitri, tempat-tempat wisata di kawasan Lembang ramai pengunjung. (Republika/Edi Yusuf)
Suasana pengunjung di De Ranch Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (8/7). Saat liburan Idul Fitri, tempat-tempat wisata di kawasan Lembang ramai pengunjung. (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Hastag #KepriGoDigital tiba-tiba merangsak ke papan atas daftar trending topik di Twitterland, Selasa (4/10) siang. Hampir setengah hari netizen memperbincangkan tema Go Digital Be The Best, yang diangkat dalam sebuah diskusi di Ballroom Pacific Palace Hotel, Batam, Kepri. Ada apa dengan Kepri?

“Kami sedang berkumpul dengan para stakeholder dan industri pariwisata untuk menyongsong era digital,” kata Guntur Sakti, Kadispar Provinsi Kepri.

Rupanya Guntur Sakti sedang menindaklanjuti platform baru 'Go Digital' yang sedang getol-getolnya dibangun oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya. Konsep baru dalam marketing pariwisata itu sudah diluncurkan saat Rakornas Kemenpar yang digulirkan 15-16 September 2016 lalu, di Econvention, Ecopark, Ancol, Jakarta.

“Kami meyakini, program yang dilaunching Pak Menpar Arief Yahya itu harus segera disambut dengan percepatan implementasi di daerah. Dan Kepri menjadi Provinsi Nomor 1 yang langsung follow up sampai ke level industri,” ungkap dia.

Prinsip dalam digital adalah, more digital more personal, more digital more global, dan more digital more professional. Jika ingin menjadi global player, syarat utamanya adalah harus menggunakan global standart. Kepri yang menjadi pintu utama masuknya 20 persen wisatawan mancanegara (wisman) harus mengambil langkah cepat, karena tren ke depan memang sudah menuju ke digitalisasi.

“Saya ingat kata-kata Pak Menteri, dalam persaingan masa depan, bukan yang besar menggilas yang kecil, namun yang cepat mengalahkan yang lambat,” tegas Guntur.

Sosialisasi Digital Tourism itu disambut serius oleh audience yang didominasi oleh industri, yang terdiri dari distributor: tour operator, tour agency, pemandu wisata atau guide. Juga para supplayer seperti hotel, resort, restoran, produsen dan penjual souvenir, dan lainnya. Beberapa juga dari UMKM, travel agent konvensional yang masih kecil dan bersemangat untuk maju.

Staf Khusus Menpar Bidang IT Samsriyono Nugroho sebagai narasumber menjelaskan gambaran umum tentang Go Digital yang dirancang untuk mengejar target 20 juta wisaman di 2019 mendatang. Dia juga menjelaskan tanpa digital, proyeksi itu seperti mimpi di siang bolong. Semua negara yang maju sektor pariwisatanya, hampir pasti menggunakan teknologi untuk look atau search, book, dan pay ke dalam satu platform online.

“Karena itu kita buat Digital Market Place (DMP) yang nantinya bisa mewadahi paket-paket pariwisata yang dibuat oleh para pelaku industri,” ungkap Samsriyono.

Direktur ITX, Claudia, menjelaskan teknis soal DMP tersebut. Apakah kalau industri sudah punya website yang real up date atas paket-paketnya sudah bisa disebut digital? Pertanyaan itu dilontarkan Claudia, agar para pelaku industri tidak cepat puas dengan usahanya yang sudah menggunakan website, dan sudah mempromosikan website-nya di media online. Bagaimana dengan sistem booking-nya? Bagaimana pula dengan sistem pembayaran?

“Kalau bayarnya masih harus ke ATM dulu, maka itu belum digital. Kalau booking-nya masih telepon ke operator atau ke kantornya, itu juga belum bisa disebut digital. Yang dimaksudkan dengan digital itu, dari looking, booking, sampai payment harus dalam satu platform. Harus di satu website dan online. Sudah diurus dengan mesin dan akurat,” kata Claudia.

Secara khusus, Claudia membagi kelas di forum itu menjadi dua. Pertama kelas supplayer, bagaimana mereka melakukan registrasi di ITX, syarat dan ketentuannya. Kedua, kelas distributor, bagaimana perusahaan tour operator dan tour agent membuat paket dengan bahan-bahan dari supplayer. Dia juga memaparkan soal security dalam system pembayaran, notifikasi sebelum proses pembayaran, hak dan kewajiban bagi industri yang hendak bergabung di ITX.