Kamis 06 Oct 2016 11:33 WIB

100 Kapal Pesiar Mulai Lirik Sail Karimata 2016

Kapal pesiar sedang berlabuh (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Kapal pesiar sedang berlabuh (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TANNJUNG PINANG -- Singapore Power Boat Association (SPBA) mulai mengintip pesona wisata bahari di Provinsi Kepri (FBK). Event yang merupakan rangkaian Sail Karimata 2016 itu dipastikan bakal dihadiri 100 yachters asal Negeri Singa Putih. Kehadiran 100 yacht dari Negeri Singa Putih itu tak lepas dari peran Bandar Bentan Telani (BBT) dan Nongsa Point Marina (NPM) di Batam.

Rajutan kerjasama dengan SPBA bahkan sudah dijalin sejak Agustus 2016. Muaranya, menjadikan Kepri sebagai wilayah play ground eksotik untuk para yachters Singapura. “Kami buka pintu lebar-lebar untuk mengintip kondisi entri point dan exit point yacht di Bandar Bentan Telani (BBT). Ternyata respons awalnya bagus. Minimal ada 40 yachter SPBA yang siap parkir BBT saat event berlangsung,” ungkap Abdul Wahab, Group General Manager (GGM) Bintan Resort Cakrawala, Rabu (5/10).

Erhard M. Rueber, General Manager Nongsa Point Marina juga ikut buka suara. Menurutnya. Sudah ada komitmen dari SPBA untuk meramaikan event FBK dan Sail Karimata 2016. Khusus untuk NPM, bakal ada 60 yachts yang siap sandar di Batam saat even berlangsung.

Nongsa Point Marina & Resort memiliki 65 tempat berlabuh kelas dunia yang dirancang oleh Bellingham Marina. Setidaknya ada dua tempat berlabuh untuk yacht berukuran 130 kaki. Belum lagi puluhan fasilitas parkir berth untuk ukuran yachts yang lebih kebil. Setiap tempat parkir berth-nya dilengkapi dengan listrik dan air. Marina juga dilengkapi dengan saluran air limbah selular. Dermaganya juga dilengkapi bahan bakar sentral diesel dan bensin.

“Fasilitas kami lumayan lengkap, bisa dipergunakan sepanjang tahun,” kata Rueber.

Lantas mengapa Singapura? Negeri kecil yang luasnya kalah dengan Pulau Samosir di Sumatera Utara? Soal ini, Rueber punya jawabannya. Alasan pertama, letaknya tak jauh dari Kepri. Dengan kapal bertipe power boat yang terhubung dengan engine, dari Singapura ke Tanjungpinang hanya butuh sekitar satu setengah jam. Sedangkan kapal yachts jenis sailing boat, Singapura-Tanjungpinang bisa ditempuh sekitar delapan jam.

“Tak perlu berhari-hari, tak perlu berbulan-bulan, dalam hitungan jam, sudah bisa sampai ke Kepri,” ungkap Rueber.

Yang kedua, Negeri Singa Putih adalah surganya yachter. Ada enam marina di bawah naungan SPBA yang siap menampung 4.000 yachts setiap harinya. Potensi income yang bisa diambil sangat besar. Dengan tariff rata-rata 1.500 SIN Dolar per hari, Singapura tetap penuh disesaki ribuan yachts dari berbagai penjuru dunia. “Itu baru tarif parkirnya. Belum termasuk biaya perawatan dan ongkos kebutuhan hidup sehari-hari. Kalau dibelokkan ke Kepri kan bagus. Akan ada banyak lapangan kerja tercipta dari sini,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement