Selasa , 23 Aug 2016, 11:01 WIB

Jokowi Apresiasi Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba

Red: Dwi Murdaningsih
Republika/Agung Supriyanto
Pedagang sovenir khas Danau Toba menunggu wisatawan di Desa Wiata Tomok, Samosir, Sumatra Utara, Senin (22/8).
Pedagang sovenir khas Danau Toba menunggu wisatawan di Desa Wiata Tomok, Samosir, Sumatra Utara, Senin (22/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SAMOSIR -- Dua hari pelaksanaan Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba 2016 di Balige dan Parapat, membuat Presiden Joko Widodo membuat terkesan. Kawasan danau supervolcano terbesar di dunia ini dinilai sangat berpotensi dikembangkan menjadi destinasi kelas dunia.

“Jangan berhenti sampai di sini, tahun depan harus dilanjutkan karnaval lagi,” harap Presiden Joko Widodo sebelum menabuh gondang tanda pawai budaya dari Soposurung menuju Simpang Sibulele, Balige, Tobasa, Ahad (21/8).

Apresiasi Presiden Jokowi itu diungkapkan berkali-kali. Danau Toba punya atraksi alam (nature) yang sangat kuat. Levelnya sudah dunia, dan tidak perlu diragukan lagi. Danau yang terbentuk dari ledakan gunung api itu termasuk 10 besar danau terdalam di dunia. Nomor 2 terluas, setelah Victoria Lake di Afrika dan merupakan danau nomor 1 terbesar yang disebabkan oleh aktivitas vulkanik atau erupsi, sekitar 75 ribu tahun silam.

Salah satu faktor yang bisa membuat kawasan Danau Toba lebih bagus adalah penanaman kembali pohon di bukit-bukit seputar danau. Jokowi berpesan jangan ada pembalakan liar lagi dan pengerusakan dan penebangan hutan lagi. “Menanam 1 juta pohon harus hidup 1 juta pohon juga,” kata dia.

Ikan Mas Na Narsik, Simbol Kuliner Budaya Toba

Presiden Jokowi pada Ahad pagi sempat menyeberang ke dermaga Tomok, Pulau Samosir yang luasnya setara dengan luasan Singapura. Sekitar 30 menit dengan kapal motor wisata Dosroha 2, Presiden Jokowi didamping Gubernur Sumut Erry Nuradi dan beberapa Menteri Kabinet Kerja, seperti Penpar Arief Yahya, MenPU-PR, Basuki Hadimuljono, Menhub Budi Karya Sumadi, Mensesneg Pratikno, Menteri LHK Siti Nurbaya, serta anggota DPR RI Maruarar Sirait dan anggota DPD RI Parlindungan Purba.

Sampai di Tomok, presiden disambut oleh Bupati Samosir Rapidin Simbolon. Presiden bersama rombongan pun menuju ke Kampung Adat Sigale-Gale, Desa Wisata Tomok Pasaoran, Kecamatan Simanindo dengan berjalan kaki sekitar 200 meter. Sepanjang perjalanan, kiri kanan melewati pasar seni dan tempat penjualan souvenir dan cindera mata dari Samosir.

Sesampai di kampung adat yang ada patung Sigale-Gale dan beberapa rumah kayu adat dengan desain khas Batak, Presiden Jokowi  disambut tarian Sigale-gale dan Tortor Pangurason. Lalu pemakaian seperangkat pakaian aday Batak, dipandu dengan 4 tokoh adat. Pakaian adat Batak yang disematkan ke Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo adalah Hoba-Hoba atau Hohop, atau ulos Sibolang dan tali pengikat sarung. Juga Ampe-ampe atau ulos yang diselempangkan pada pundak sebelah kanan. Lalu Tahuluk (Topi Adat untuk Presiden RI) dan Sortali (Ikat Kepala untuk Ibu Negara). Piso Halasan (pedang untuk Presiden RI) dan Hajut (Tas tempat sirih untuk Ibu Negara). Dan Tunggal Panaluan atau tongkat raja untuk Presiden.

Soal culture, Presiden Jokowi menyebut keunikan budaya masing-masing suku itu sangat indah dan menarik buat wisatawan. Dalam berbedaan suku, adat istiadat dan budaya itu justru akan menguatkan karakter masing-masing suku. Tidak perlu dipertentangkan, tetapi justru harus menjadi satu kekuatan yang solid.

Salah satu acara di Samosir adalah penanaman pohon. Presiden Jokowi menanam pohon manggis, sedang Ibu Negara Irawati Joko Widodo menanam mangga. Presiden selalu memberi 'sinyal' dalam setiap kegiatannya. Penanaman ini termasuk sinyal pada semua pihak yang masih bermain-main dengan pembalakan liar. Di Samosir sendiri saat ini sudah ada 4 orang tersangka dan ditahan, karena pembalakan. Tidak menutup kemungkinan, di 7 wilayah lain, jika masih ada yang bermain-main dengan penebangan hutan.

Pariwisata itu identik dengan persoalan konservasi, menjaga tetap lestari, sustainable development, yang semuanya melihat lingkungan. Bahkan, Menpar Arief Yahya di semua tempat yang memiliki heritage site, maupun alam yang rentan dirusak, selalu menyampakan pesan khusus. “Semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan, dan itu sudah banyak contohnya di Pariwisata,” ungkap Menpar Arief Yahya.