Senin , 01 Aug 2016, 10:16 WIB

Kemenpar Boyong Industri Diving ke Malaysia International Dive Expo

Red: Dwi Murdaningsih
Ist
Kegiatan diving di laut Taka Bonerate di Pulau Tinabo Besar, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
Kegiatan diving di laut Taka Bonerate di Pulau Tinabo Besar, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus mencari trik baru untuk menerobos pasar gendut di wisata bahari. Salah satunya adalah tampil all out di pameran pariwisata Malaysia International Dive Expo (MIDE) 2016 yang dilaksanakan pada tanggal 29 hingga 31 Juli 2016 di Putra World Trade Centre, Kuala Lumpur, Malaysia.

”Malaysia International Diving Expo (MIDE) 2016 diselenggarakan oleh AsiaEvents Exsic dan didukung oleh MIDE is supported by Ministry of Tourism and Culture Malaysia, Malaysia Convention & Exhibition Bureau. Ini even yang berkualitas dan sangat bagus untuk menebarkan wonderful Indonesia kita,” ujar Asisten Deputi Pengambangan Pemasaran Asia Pasifik, Rizki Handayani.

MIDE 2016 adalah pameran consumer fair (B to C), travel trade (B to B), dan seminar wisata diving terbesar di Malaysia yang menampilkan 250 booth dengan luas lahan 8.500m2 dan menarik pengunjung dan industri di bidang diving dari 50 negara.

Festival Internasional Erau 2016 Dihelat di Kutai Kertanegara

“Pada keikutsertaan yang pertama kalinya, Kemenpar menjadi Platinum Sponsor kegiatan MIDE 2016 yang menjadikan Indonesia tamu kehormatan. Dengan menjadi Platinum Sponsor, Kemenpar dengan logo Wonderful Indonesia akan bersanding dalam media campaign MIDE 2016 dan ini membuktikan Kemenpar serius untuk menggarap pasar diving,” tambah Masruroh.

Selama 3 (tiga) hari penyelenggaraan MIDE 2016, akan banyak aktivitas yang aktraktif bagi para pengunjung booth Indonesia seperti Coffee dan Refreshment Corner, Digital Interactive Corner (Virtual Reality), Games, Gift Redemption dan kolaborasi violin dengan sasando. Booth Indonesia memiliki luas lahan 36 m2 dibangun dengan mengekspose Phinisi dan mengusung tema diving dengan memfasilitasi 13 industri pariwisata diving Indonesia.

Industri-industri tersebut adalah, The Pade Dive Resor (Aceh), Pulau Weh Dive Resort (Aceh), Global Dive Center (Jakarta), PT Nautilus Diving Bali, Bali Hai Diving Adventures(Bali), Plataran Private Cruises & Plataran Komodo Resort & Spa (Bali), Bunaken Island Dive Resort, Sulawesi Utara, PT Eco Divers Manado, Mimpi Indah Resort (Sulawesi Utara), Bastianos Dive Resort (Sulawesi Utara), Raja Ampat Biodiversity Eco Resort (Papua Barat), Raja Ampat Dive Lodge (Papua Barat), The Nutmeg Tree Dive Banda Neira & Banda Tourism Board (Maluku) dan 1 (satu) Dinas Pariwisata Daerah yaitu Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kabupaten Raja Ampat.

“Untuk mendukung kegiatan pameran B to C pada MIDE 2016, Kemenpar juga menyelenggarakan Tourism Indonesia B to B Session sebagai salah satu benefit dari menjadi Platinum Sponsor dengan mengundang 20 potential buyers yang akan dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2016 pukul 19.30-21.30 di Pangkor Room Level 3, Putra World Trade Center (PWTC),” kata Masruroh.

Selain itu, imbuh Masruroh, rencananya, Cipto Aji Darmawan selaku anggota tim percepatan wisata bahari Kementerian Pariwisata, akan memberikan presentasi dengan tema Divers Heaven One Nation at Wonderful Indonesia. ”Kemenpar juga ikut ambil bagian pada  seminar MIDE dengan menghadirkan narasumber Bapak Adriansyah dari Perkumpulan Usaha Wisata Selam Indonesia (PUWSI) dengan mengambil tema Dive the Underwater Paradise of Wonderful Indonesia,” kata dia.

Menpar Arief Yahya menyebut, upaya berpromosi di pasar under water itu cukup tepat, karena sekarang ada info trend baru dalam wisata bahari, yakni menyelam. Wisata bahari sendiri dibagi dalam tiga zona, yakno coastal zone atau bentang pantai, lalu underwater zone atau bawah laut dan sea zone atau antar pulau yang biasa menggunakan yacht. “Bukan hanya pasar Malaysia, tapi juga Hongkong, Taiwan, Cina dan Korea juga sudah mulai heboh dengan pasar underwater,” kata Arief Yahya.