Rabu , 13 Jul 2016, 11:18 WIB

Lagi, 2.000 Wisatawan Cina Mendarat di Manado

Red: Dwi Murdaningsih
Antara
Dua turis sedang menampilkan kebolehannya sambil berolahraga mengemudikan Jetsky sekaligus menikmati panorama objek wisata Taman Nasional Bunaken, Sulawesi Utara, Minggu (10/2).
Dua turis sedang menampilkan kebolehannya sambil berolahraga mengemudikan Jetsky sekaligus menikmati panorama objek wisata Taman Nasional Bunaken, Sulawesi Utara, Minggu (10/2).

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO – Manado kembali dibanjiri wisatawan asal Cina. Kali ini, ada 2.000 wisatawan landing di Bandara Sam Ratulangi, Selasa (12/7). Semuanya terbang secara bergelombang dengan pesawat charter milik maskapai penerbangan Lion Air dari delapan kota di Cina. Kesibukan Bandara Sam Ratulangi Manado pun langsung meningkat sangat tinggi.

Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengatakan persiapan penyambutan ribuan wisatawan itu sudah dilakukan sejak dua bulan silam. “Mudah-mudahan makin lancar. Rute penerbangan Tiongkok-Manado, Manado-Tiongkok bisa secepatnya menjadi rute regular, agar target 1 juta turis ke Sulut sesuai proyeksi Kementerian Pariwisata segera tercapai,” harap Gubernur Sulut Olly Dondokambey.

Dia mengakui, saat ini Sulut masih kekurangan fasilitas kamar hotel. Sulut masih butuh lebih banyak akomodasi atau amenitas untuk memastikan turis Cina itu tertangani dengan baik. Untuk mengatasi hal itu, dia sudah menandatangani Peraturan Gubernur (Pergub) tentang pembiayaan di beberapa tempat pariwisata, khususnya di Bunaken.  Retribusi, nantinya semua harus free bagi masyarakat maupun turis.

Gubernur Olly berjanji akan all out mengawal pelayanan bagi ribuan turis yang hadir ke Manado itu. Dia mengatakan kunci keberhasilan menggaet pasar Cina adalah pelayanan. Tanpa itu, cita-cita besar itu hanya akan menguap di awang-awang.

Masih Liburan di Manado? Ini Lho 10 Destinasi Lain di Tanah Minahasa

Menteri Pariwisata Arief Yahya memuji langkah-langkah Gubernur Olly Dondokambey yang serius menjadikan Pariwisata sebagai portofolio bisnis dalam memimpin Sulawesi Utara itu. Dia berpesan soal konsep 3A –Atraksi, Akses dan Amenitas benar-benar berkelas dunia. Atraksi, sudah punya Bunaken, beberapa danau, kuliner dan budaya yang cukup kuat. Akses, sudah tiga maskapai penerbangan nasional yang sudah mulai terbang Manado-Cina PP. Tinggal, domestik dari Manado ke banyak destinasi di tanah air.

Amenitas, adalah fasilitas yang dibutuhkan oleh wisman, seperti hotel, resort, convention center, mall, restoran, kafe, tempat hiburan, golf course dan lainnya. “3A itu adalah syarat mutlak yang harus dipenuhi, untuk menjadikan Sulut sebagai destinasi berkelas dunia,” ungkap Arief Yahya.

Pesan kedua, ketika menempatkan pariwisata sebagai “panglima” pastikan budgeting anggaran daerah juga diarahkan lebih dominan ke sektor Pariwisata. Terutama dalam membangun amenitas dan atraksi, yang menjadi tanggung jawab pemda. “Jangan sampai mengurus toilet, manajemen sampah dan kebersihan saja seperti tragedi di daerah-daerah lain. Saya yakin, Pak Gubernur bisa men-drive daerahnya sebagia destinasi yang kebersihan dan kerapiannya nomor satu,” kata Menpar Arief Yahya.

Pesan ketiga, pastikan orang yang ditempatkan untuk mengurus dinas Pariwisata itu orang yang tepat. Tugas CEO adalah menentukan arah, mengatur budgeting dan memilih orang yang pas. “Bahasa jelasnya, pastikan Kepala Dinas Pariwisatanya yang benar-benar serius mengurus kepariwisataan,” katanya.

Saat ini, sudah ada 3 maskapai yang membuka rute yang menghubungkan delapan kota di Cina dengan Manado. Mulai dari Macau, Changsa, Chongqing,  Wuhan, Chengdu, Shenzhen, Guangzhou hingga Shanghai, semuanya sudah terhubung dengan Manado.