Rabu 20 Aug 2014 21:23 WIB

Pimnas ke-27 Usung Tema 'Berkreasi dan Berinovasi dalam Kebhinekaan'

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Maman Sudiaman
Logo Pinmas
Foto: Humas Kemdikbud
Logo Pinmas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia akhir-akhir ini cukup memanas diwarnai dengan berbagai isu yang berbau suku, ras agama, dan antargolongan (SARA) dalam Pilpres yang kisruhnya belum juga selesai hingga saat ini. Bahkan mejelang Pilpres maupun pascapilpres orang-orang di media sosial saling hujat satu sama lain karena berbeda pilihan.

Namun belum usai kisruh Pilpres, tiba-tiba Indonesia diserang ancaman  Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) yang mengancam kesatuan NKRI. ISIS berencana menjadikan Indonesia sebagai bagiannya dan menghancurkan Candi Borobudur yang dianggap sebagai tempat berhala. Berbagai macam isu yang mengandung SARA dan berupaya memecah belah bangsa Indonesia itu rupanya mengusik pikiran para petinggi Universitas Diponegoro yang menjadi tuan rumah Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-27 pada tanggal 25 sampai 28 Agustus mendatang.

Ketua Pimnas Bambang Sulistyanto mengatakan, memang berbagai macam isu yang berusaha memecah belah bangsa Indonesia membuat para akademisi di Undip merasa prihatin dan khawatir. "Makanya pada Pimnas kali ini kami mengambil tema 'Berkreasi dan Berinovasi dalam Kebhinekaan' untuk mengingatkan kembali kepada seluruh masyarakat agar kembali pada fitrah bangsa Indonesia yang bersatu dalam berbagai perbedaan," katanya seraya tersenyum, Rabu, (20/8).

Berkreasi dan Berinovasi dalam Kebhinekaan, ujar Bambang, mempunyai makna yang dalam. Artinya mahasiswa diminta berkreasi dan berinovasi yang merupakan roh Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) untuk mencari solusi yang  kreatif dalam mengatasi masalah bangsa.

Dalam Kebhinekaan, terang pria yang mengenakan batik hitam tersebut, Undip mencoba menginspirasi dan menegaskan kalau Undip terus berusaha menjadi  pereka bangsa Indonesia yang berasal dari berbagai suku, ras, daerah, agama namun satu juga.  Kebhinekaan ini berarti Undip mewadahi semua peserta Pimnas dari berbagai universitas, level  penguasaan teknologi yang berbeda, berbagai daerah namun bersatu dalam Pimnas untuk mencari soluasi yang terbaik bagi kemajuan bangsa.

Adanya isu ISIS yang mencuat di Indonesia, kata Bambang, merupakan tantangan bagi persatuan bangsa. "Makanya Pimnas ini bertujuan menyadarkan bangsa ini kalau pendiri negara ini tidak menjadikan  agama sebagai tujuan, namun agama sebagai latar belakang, bangsa Indonesia terdiri dari berbagai agama namun jangan dijadikan perbedaan itu sebagai masalah, tapi jadikan sebagai pemersatu NKRI karena kita semua menghormati Bhineka Tunggal Ika,"katanya.

Menurut Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip ini, Undip ingin mengembalikan cita-cita pendiri negara ini yakni menjadilan perbedaan bukan masalah namun sebagai potensi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang lebih maju dengan menghargai berbagai perbedaan.

Untuk menjadi tuan rumah pada Pimnas kali ini, terang Bambang, membutuhkan perjuangan. Sebelumnya Undip bersaing dengan UI dan UPI, setelah UI tergeser, Undip bersaing dengan UPI dengan mengajukan proposal pengajuan tuan rumah Pimnas. "Lalu kami memaparkan proposal kami termasuk ide untuk menggunakan tema 'Berkreasi dan Berinovasi dalam Kebhinekaan'. Rupanya ide ini direspon positif dan kami senang bisa menjadi tuan rumah ajang bergengsi ini," katanya seraya tertawa gembira.

Pada Pimnas kali ini, terang Bambang, terdapat Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang terdiri dari PKM Penelitian, PKM Penerapan Teknologi, PKM Kewirausahaan, PKM Pengabdian Kepada Masyarakat, PKM Karsa Cipta, PKM Artikel Ilmiah, PKM Gagasan Tertulis. Jumlah PKM yang dipertandingkan sebanyak 440.

PKM yang diusulkan sendiri, ujar Bambang, pada awalnya sebanyak 44752 PKM. Namun setelah diseleksi dengan ketat hanya 440 PKM yang lolos untuk dipertandingkan di Pimnas."Para peserta Pimnas akan dinilai isi PKM-nya dan kemampuan mereka melakukan presentasi. PKM ini bisa dikerjakan oleh mahasiswa maupun kelompok mahasiswa,"kata Bambang penuh semangat.

Jumlah peserta Pimnas yang akan menghadiri Undip sendiri sebanyak 2.500 mahasiswa dan 540 dosen pembimbing. Mereka berasal dari 90 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Ini belum termasuk jumlah pendukung yang akan hadir meramaikan Pimnas di Undip, diperkirakan total pengunjung Pimnas sebanyak 3.500 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement