Selasa 30 Sep 2014 11:28 WIB

Pengalaman Warga Australia Rayakan HUT Kota Bandung

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bandung yang pernah dijuluki 'Paris-nya Pulau Jawa' kini dikenal sebagai surganya berbelanja dan jajanan. Kota yang baru saja merayakan hari jadi ke-208 ini pun memberikan kesan tersendiri bagi Grace Dong, warga Australia asal Melbourne.

Halo-halo Bandung,
Ibukota periangan,
Halo-halo Bandung,
Kota kenang-kenangan!

 

Lirik lagu kebangsaan Bandung ini terdengar di mana-mana saat warga Bandung berkumpul untuk merayakan hari jadi ke-204, Ahad (28/09) lalu.

Hari Ulang Tahun Kota Bandung ini sangat spesial untuk warga Bandung sendiri, karena diperingati setahun sekali.

Keberadaan seorang Ridwan Kamil sebagai Wali Kota Bandung, sangatlah berpengaruh dalam perayaan ini.  Ridwan Kamil yang bisa dipanggil Kang Emil, adalah seorang pemimpin muda yang memiliki kemampuan untuk menyatukan aspirasi warga Kota Bandung.

Beliau juga seringkali mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang kreatif dan inovatif. Sehingga pada perayaan HUT Bandung ini, warga Bandung terlihat lebih apresiatif dalam menyambut perayaan ini.

Kemiripan Bandung dan Melbourne

Sebagai mahasiswi dari Melbourne yang sudah sebulan kuliah di Bandung, semakin sadar akan persamaan antara kedua kota ini.

Kafe gaul, toko-toko dan distro, pameran perancang lokal dan konser band indie tidak susah ditemukan di sini.

Selain itu, kesan saya terhadap Bandung bahwa kota ini sangat enak untuk menjadi tempat tinggal – cuacanya sejuk karena gunung-gunung yang melingkari kota ini dan sistem angkot yang mudah dikelola.

Baik Melbourne maupun Bandung mempunyai lingkungan yang sangat mendukung dalam upaya meningkatkan kreativitas.

Perayaan ini merupakan peluang kota Bandung untuk memperlihatkan keunggulannya, dengan menyatukan warga-warga sehingga dapat meningkatkan rasa bangga akan kota.

Gedung sate di malam perayaan hari jadi kota Bandung (Foto: Grace Dong).

Perayaan Dipusatkan di Jalan Dago

Sementara itu, Jalan Dago merupakan tujuan yang paling ramai dikunjungi karena dibuka khusus untuk acara ini. Jalan ini yang biasanya penuh mobil, tetapi untuk hari ulang tahun diisi dengan segala macam warung kuliner, kios oleh-oleh, dan ada mahasiswa yang tampil sebagai DJ.

Jalan Dago, yang biasanya ramai, ditutup untuk kendaraan (Foto: Grace Dong).

Tidak hanya aliran musik DJ saja, pertunjukan band jazz lokal, dan bunyi angklung di tepi jalan ikut meramaikan acara ini

Di Taman Pasupati (yang biasa dikenal sebagai Taman Jomblo karena kursinya tunggal) terdapat Taman Film yang merupakan persembahan Walikota kepada masyarakat.

Muncul perasaan dan suasana yang sangat unik saat duduk dan menonton film di bawah jembatan sangat banyak dilalui kendaraan. Kota ini menawarkan banyak pengalaman unik.

Acara yang menutup perayaan HUT adalah pertunjukan kembang api yang saya nikmati dari monumen perjuangan, sambil berharap bahwa Bandung bisa menjadi semakin juara kedepannya.

Semoga kota ini dapat terus menyatukan masyarakatnya dengan cara yang semakin unik dan kreatif.

Selamat ulang tahun, Kota Bandung!

*Tulisan ini adalah pendapat pribadi yang ditulis oleh Grace Dong dalam bahasa Indonesia.  Dia dalah mahasiswi Universitas Monash dan sedang kuliah di Universitas Katolik Parahyangan dalam program ACICIS West Java Field Study. Ia juga berpartisipasi Conference of Australian and Indonesian Youth (CAUSINDY) 2014 di Jakarta. Grace yang sudah lama belajar bahasa Indonesia juga aktif menulis untuk organisasi The Language Barrier yang bertujuan untuk mendorong siswa Australia untuk belajar bahasa asing.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement