Jumat 22 Feb 2013 18:55 WIB

Dialog Tokoh Muda Islam Indonesia dengan Tokoh Yahudi AS

Dahnil Anzar Simanjuntak (tengah) berfoto bersama tokoh Yahudi AS
Foto: istimewa
Dahnil Anzar Simanjuntak (tengah) berfoto bersama tokoh Yahudi AS

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh Dahnil Anzar Simanjuntak

Ketika berdiskusi dan berkunjung ke pusat Ibadah dan pendidikan Appeal of Conscience Foundation dan Park East Synagogue di New York, saya diterima oleh Presiden Appeal of conscience foundation yang sekaligus Rabbi Senior Amerika Serikat yang memimpin Park East Synagogue New York, yakni Rabbi Arthur Scheiner.

Umat Yahudi terbesar di Amerika Serikat berada di New York. Rabbi Arthur Scheiner yang menerima saya bersama dengan mantan Direktur Coca Cola David Scheiner, menyatakan umat Yahudi menemukan kebebasan beribadah di Amerika Serikat.

''Kami bebas beribadah dinegara bagian mana saja di Amerika Serikat ini” ungkap Rabbi Arthur Scheiner.

Ia mengungkapkan, kerja sama umat Yahudi dengan agama lain di New york ini berjalan dengan harmonis. Ia mencontohkan, kasus penolakan pembangunan Masjid di sekitar Ground Zero yang banyak ditentang oleh masyarakat New York, justru dibela oleh Wali Kota New York yang keturunan Yahudi Michael Bloomberg.

Menurut dia, Bloomberg tidak ingin mengkhianati kebebasan beribadah di Amerika serikat.

Dalam diskusi yang menarik itu, saya menyampaikan tentang perspektif umat Islam di Indonesia tentang Yahudi, terutama masalah Israel-Palestina.

Umat Islam Indonesia masih merasa disakiti oleh Yahudi melalui konflik dan perampasan hak-hak dan tanah rakyat Palestina di Israel. Selain itu perspektif buruk tentang Yahudi telah melekat lama dalam benak muslim Indonesia.

Yahudi adalah kelompok yang berusaha menghegemoni kekuatan ekonomi dan politik di banyak Negara, termasuk Indonesia. Oleh sebab itu, dialog dan mutual understanding atau kesepahaman untuk meluruskan berbagai stigma-stigma buruk perselisihan antara Yahudi dan Islam harus dilakukan.

Saya pikir sebagaian umat Islam membuka diri, khususnya di Indonesia untuk saling bergandengan tangan menciptakan harmonisasi dan perdamaian, termasuk di Palestina.

Rabbi Arthur Scheiner juga menyampaikan, sikap Amerika Serikat atau Israel tidak selalu bermakna sikap rakyat Amerika Serikat atau umat Yahudi. ''Saya bersepakat perlu dilakukan dialog intens antar umat Islam dan Yahudi untuk mengurangi kesalahapahaman,'' ujar Scheiner.

Diskusi dilakukan di Kantor Pusat Appeal of Conscience Foundation, Park East Synagogue New york. Pada Tanggal 10 February 2013.

Dalam Rangka International Visitor Leadership Program (IVLP) selama sebulan, kami melakukan diskusi bersama kelompok NGO, Anggota Kongres, Staf White House, Akademisi, dan State Government Amerika Serikat di lima negara Bagian yakni, d Washington DC, New York, Austin (Texas), Kansas City (Missouri), dan Seattle (Washington).

Penulis: Ekonom Univ. Sultan Ageng Tirtayasa banten/Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement