Jumat 01 Feb 2013 07:01 WIB

Andrea Hirata Berbagi Mimpi di Ankara Turki

Andrea Hirata berbagi mimpi di Turki
Foto: deden mauli darajat
Andrea Hirata berbagi mimpi di Turki

REPUBLIKA.CO.ID, Penulis sukses Andrea Hirata berbagi mimpi di acara 1 Tahun Gema Ilmiah Ankara (GIA) dengan para pelajar dan masyarakat Indonesia di Ankara Turki akhir pekan lalu, 26 Januari 2013.

Kegiatan yang dilaksanakan di Auditorium Universitas Turgut Ozal ini dihadiri oleh sekitar 300-an peserta yang datang dari berbagai kota seperti Ankara, Istanbul, Trabzon, Antalya dan Izmir.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Turki, Nahari Agustini dalam sambutannya mengatakan acara ini adalah acara yang sangat baik untuk para pelajar. Berbagi pengalaman sekaligus akademis ini untuk memberikan motivasi kepada seluruh pelajar yang ada di Turki.

“Kami mendukung semua kegiatan pelajar yang positif,” kata Nahari.

Andera Hirata banyak bercerita dan menjawab berbagai pertanyaan dalam diskusi ini. ia bercerita bahwa novel pertama Laskar Pelangi niat awalnya bukan untuk dicetak dan dijual.

Penulisan Laskar Pelangi sebenarnya, cerita Andrea, untuk dihadiahkan kepada guru yang paling berpengaruh dalam hidupnya yaitu Ibu Muslimah.

“Ini sebuah kecelakaan,” ungkap Andrea.

Kemudian novel itu diterbitkan oleh Bentang Pustaka milik Mizan. Awal bedah novel terjadi di pelataran Masjid Salman ITB dengan dihadiri oleh empat peserta. Namun, sebulan kemudian setelah novel Laskar Pelangi laris di pasar, peserta yang hadir membahas buku ini lebih dari seribu orang.

Penulisan novel ini dilakukan dengan riset yang serius selama bertahun-tahun. Andrea yang mengaku tidak pernah belajar menulis sastra sebelum menulis novel ini mengatakan hanya butuh satu bulan untuk menulis novel namun riset bisa memakan waktu bertahun-tahun.

 “Mungkin riset untuk sebuah novel bisa mencapai 90 persen dan 10 persennya menuliskannya,” kata penyuka jalan-jalan ini.

Karya sastra, ujar Andrea, bisa sangat powerful mempengaruhi peeradaban dan kebudayaan. Kemajuan dunia literasi sangat ditentukan dengan dua hal yaitu sebuah keseimbangan antara penulis dan pembaca. Ada para penulis yang terus produktif di satu sisi, dan ada para pembaca yang terus berkembang di sisi lain.

Penulis, menurutnya, teruslah menulis. “Saya adalah salah satu anak kampung, tapi saya sampai di titik ini karena kegigihan saya dalam menulis. If I can do it, you can do it,” ujarnya yang pernah tinggal lama di luar negeri itu.

Saat ditanya peserta mengapa Andrea tidak menulis buku motivasi, ia menjawab bahwa dalam beberapa keadaan di beberapa negara tertentu fiksi lebih bertenaga daripada buku-buku motivasi dan buku ilmiah dan serius. Ada banyak tulisan yang ide dasarnya ilmiah, tapi dengan bentuk fiksi. Ini membuktikan satu hal bahwa riset ilmiah ini amat penting.

“Karena pesannya harus sampai secara efektif ke pembaca,” katanya.

Andrea mengungkapkan kehadirannya di Turki adalah yang bersejarah. Pasalnya novel Laskar pelangi yang diterjemahkan dalam 17 bahasa asing di 78 negara, Turki merupakan negara pertama yang ia kunjungi dan melihat secara langsung novel berbahasa asing di negaranya.

Novel Laskar Pelangi dalam bahasa Turki adalah Gokkusagi Askerleri yang diterbitkan oleh penerbit Butik Yayincilik bertuliskan di covernya International Best Seller.

Ketua Gema Ilmiah Ankara (GIA), Arnachani Riaseta Sukotjo dalam sambutannya bercerita tentang awal mula berdirinya GIA. Berawal dari pesan inbox di Facebook dari Deden Mauli Darajat, Baiquni dan Ahmad Faris, yang mengajak adanya diskusi ilmiah namun dengan konsep lebih santai dan popular pada 10 Desember 2011.

“Sejak itu GIA berdiri dan saya ditunjuk menjadi ketuanya,” ungkap mahasiswi Universitas Bilkent yang biasa dipanggil Chani ini.

Selain berdiskudi dan berbagi mimpi, acara ini juga diisi dengan berbagai hiburan. Meda Kawu sebagai penyanyi dari laskar pelangi song book memeriahkan acara ini, ia menyanyikan beberapa lagu seperti cinta gila dan laskar pelangi ciptaan Andrea Hirata. Bahkan Andrea Hirata sebelum mengisi acara juga tampil memetik gitar dengan diiringi suara merdu Meda.

Selain itu para pelajar di Ankara juga menampilkan beberapa seni dan hiburan seperti tari saman, angklung dan penampilan lagu Turki yang dinyanyikan oleh Wanti dan Putra, mahasiswa Indonesia yang tinggal di Ankara dan Antalya. Acara ini didukung oleh KBRI Ankara, Turkish Airlines, Universitas Turgut Ozal dan PPI Ankara.

Pengirim: Deden Mauli Darajat, Mahasiswa Indonesia yang studi di Ankara, Turki

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement