Ahad 11 Jun 2017 06:44 WIB

Basket 3x3 Masuk ke Olimpiade

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ratna Puspita
Final basket 3x3 pada European Games 2015 di Baku, Azerbaijan.
Foto: EPA/SRDJAN SUKI
Final basket 3x3 pada European Games 2015 di Baku, Azerbaijan.

REPUBLIKA.CO.ID, MIES –- Dewan Eksekutif Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada Jumat (9/6)mengumumkan basket 3x3 akan dipertandingkan pada olimpiade. Dengan demikian, ada dua medali emas tambahan dari bola basket di pesta olahraga tersebut. 

Sebanyak 64 atlet, masing-masing 32 atlet putra dan putri, akan memperebutkan media dimulai pada penyelenggaraan Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang. “Ini adalah hari bersejarah bagi FIBA ​​dan 3x3” kata Sekretaris Jenderal Federasi Basket Internasional (FIBA) Patrick Baumann dikutip dari laman resmi FIBA, Sabtu (10/6).

Patrick yang juga anggota IOC itu mengungkapkan keputusan tersebut sekaligus menunjukkan adanya pengakuan terpenting selama sepuluh tahun. Dalam kurun tersebut, FIBA sudah berusaha untuk membuat basket 3x3 lebih inovatif. 

Pintu basket 3x3 masuk ke olimpiade terbuka ketika pada 2007 FIBA mengusulkan kepada IOC menambahkan basket 3x3 ke Youth Olympic Games (YOG). IOC sepakat memainkan basket 3x3 pada YOG 2010 di Singapura. 

YOG 2010 menjadi gelaran pertama basket 3x3. Disusul, ke edisi 2014 di Nanjing, Cina. Sejak saat itu, basket 3x3 berkembang dengan tujuan agar para atlet yang berdedikasi bermain secara profesional berada di televisi dan media sosial FIBA ​​3x3 World Tour. 

Tak hanya itu, basket 3x3 juga diharapkan bisa bersaing dalam kebanyakan permainan multiolahraga.

Presiden FIBA Horacio Muratore mengungkapkan, pencapaian itu merupakan tujuan utamanya sejak 2007. “Keputusan tersebut memberikan FIBA dengan insentif baru dan kuat untuk melanjutkan ke arah ini,” kata dia. 

Muratore pun bertekad akan menumbuhkan permainan bola basket dengan mengembangkan bakat dari pemain muda yang terampil. Baik dari pebasket putra atau putri dari pulau-pulau kecil hingga negara-negara besar di setiap benua.

Menurut Muratore, keputusan IOC juga memberikan dorongan yang besar bagi FIBA ​​untuk terus mempromosikan olahraga yang selama berkembang di perkotaan. 

“Keputusan ini sangat sesuai dengan konsep perkotaan yang diusulkan untuk Olimpiade Tokyo 2020,” ujar Horacio. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement