Selasa 29 May 2012 11:59 WIB

Menhut dan Mendikbud Melawat ke Inggris

Mendikbud, M Nuh (kiri) dan Menhut Zulkifli Hasan (kanan) dalam pertemuan di Kebudes RI di London
Foto: rosyid hakiim
Mendikbud, M Nuh (kiri) dan Menhut Zulkifli Hasan (kanan) dalam pertemuan di Kebudes RI di London

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Rosyid Hakiim*

LONDON -- Menteri Kehutanan dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia berbarengan melakukan lawatan kerja ke Inggris.

Meski tidak datang bersama, mereka datang sebagai tindak lanjut kunjungan Perdana Menteri Inggris, David Cameron, ke Indonesia beberapa waktu yang lalu.

"Kami tidak janjian kesini, saya ketemu Pak Nuh (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) ketika sampai disini," ujar Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan, saat berdiskusi dengan masyarakat Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London, Senin (28/05) malam waktu setempat.

Menurutnya, kedatangan jajaran Kementerian Kehutanan ke Inggris atas undangan pemerintah Inggris, setelah selama tiga kali undangan tersebut belum sempat dipenuhi.

"Tiga kali diundang tapi saya sibuk menanam pohon, nah yang keempat ini sepertinya kita harus datang," jelas Zulkifli. Kedatangannya kali ini dianggap sangat penting karena mendapatkan perintah langsung dari Presiden.

Selain itu, berbagai polemik tentang lingkungan yang terjadi di Indonesia perlu dijelaskan pada publik Inggris, agar tidak terjadi kesalahpahaman. Tidak hanya kepada publik Inggris saja, Zulkifli dan beberapa jajarannya juga akan melanjutkan lawatannya ke Amerika Serikat untuk memberikan penjelasan terhadap polemik yang sama.

Selama ini, karena meningkatnya isu pemanansan global dan isu-isu lingkungan yang lain, Indonesia menjadi sorotan negara-negara berkembang. "Satu orang utan saja yang meninggal berita bisa menjadi besar," kata Zulkifli.

Tidak hanya itu saja, di Amerika dan juga terjadi di Inggris, beberapa produk-produk Indonesia yang berasal dari alam seperti kertas atau minyak kelapa sawit disweeping karena dianggap produk tersebut merusak alam. Produk kertas Indonesia dianggap merusak hutan karena bahan bakunya yang berasal dari kayu. Lalu minyak kepala sawit dianggap merusak kesehatan dan alam.

"Hal-hal inilah yang harus dijelaskan pada pemerintah Inggris dan Amerika," lanjut Zulkifli. Selain kepada pemerintah, penjelasan dan diskusi juga akan dilakukan pada organisasi yang aktif dalam perlindungan alam seperti Green Peace dan Forest Service.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh, juga menjelaskan tentang alasannya datang ke Inggris. "Tujuan kami datang adalah untuk menindaklanjuti kunjungan David Cameron ke Indonesia, karena kita bersepakat ketika itu untuk ada Joint Communique antara Indonesia dan Inggris," ujarnya.

Sebagai implementasi dari kerja sama dua negara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan Menteri Pendidikan Inggris sama-sama menandatangani MoU. Isi dari MoU tersebut menyentuh hal-hal terkait student mobility (bisa pertukaran pelajar atau beasiswa), professor exchange, dan mendirikan Pusat Studi Indonesia di Inggris. Dalam kunjungannya ini, Nuh juga akan meresmikan Pusat Studi Indonesia di Exeter dan Oxford.

Agar dampak dari kunjungan kerja ini, Nuh tidak sendiri. Dia datang bersama dengan beberapa Rektor dari universitas ternama di Indonesia seperti ITB (Institut Teknologi Bandung), IPB (Institut Pertanian Bogor), dan beberapa yang lain.

"Saya ajak Rektor agar mereka bisa secara langsung menjalin komunikasi dan kerjasama dengan universitas-universitas di sini," katanya. Dia berharap kunjungan ini bisa mengembangkan sayap Indonesia agar menjadi bangsa yang besar.

*Penulis adalah Ketua PPI London/mantan Wartawan Republika

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement