Senin 28 Jan 2019 23:00 WIB

Cerita dari Nelayan yang Sederhana

Ia dinasihati agar tak terlalu terikat dengan dunia.

Nelayan (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Nelayan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di negeri Tunisia, hiduplah seorang nelayan yang sangat saleh. Ia tinggal di gubuk sederhana di dekat laut yang terbuat dari tanah liat. Setiap hari, ia berlayar untuk menangkap ikan. Seluruh hasil tangkapannya tersebut diserahkannya kepada orang-orang miskin. Ia pu hanya menyisakan sepotong kepala ikan untuknya sendiri.

Selain kesalihannya dan hidup bersahaja, ia juga jago dalam ilmu agama. Ia berguru kepada seorang ulama sufi terkemuka, Ibnu Arabi. Sang nelayan ini sangat rajin juga bijak orangnya. Karena rajin belajar ilmu agama, ia pun didaulat menjadi seorang guru di wilayahnya. Muridnya pun banyak yang belajar dan kagum pada kesederhanaan serta sikap sang nelayan tersebut.

Suatu hari, salah seorang muridnya akan melakukan perjalanan ke Spanyol. Sang nelayan tersebut kemudian meminta sang murid untuk mengunjungi Ibnu Arabi. “Tolong mintakan nasihat dari beliau untukku, aku merasa buntu,” pesannya kepada sang murid.

Karena kepatuhannya kepada sang guru nelayan tersebut, sang murid ini pun menyempatkan mencari kediaman Ibnu Arabi dan berniat untuk menyampaikan pesan gurunya. Ia pun mencari-cari di mana rumah tinggal Ibnu Arabi.  Ia pun bertanya kepada penduduk setempat, di manakah rumah tempat tinggal Ibnu Arabi. Orang-orang yang ia tanyai selalu menunjuk sebuah rumah mewah layaknya istana yang berdiri megah di atas bukit.

“Itulah rumah Ibnu Arabi,” ujar mereka.

Sang murid pun sangat terkejut melihatnya. Ia kaget dengan perbedaan harta yang dimiliki oleh gurunya sendiri, sang nelayan sederhana, sedangkan gurunya hidup dalam kemewahan. Ia masih tak yakin dengan petunjuk yang diberikan, kemudian ia bertanya kepada orang lain. Namun, jawaban yang diterimanya sama, mereka menunjuk rumah megah tersebut merupakan kediaman Ibnu Arabi.

“Mengapa kehidupannya sangat duniawi sekali, sangat berbeda dengan guruku,” gumamnya.

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement